Kelas menengah Indonesia kini makin selektif dalam berbelanja, menyeimbangkan kebutuhan pokok dan gaya hidup dengan cermat—menunjukkan pergeseran konsumsi dari simbol status ke arah kestabilan finansial dan pengalaman emosional seperti “me time” di kafe atau liburan domestik.
Menariknya, meski lebih berhati-hati dalam investasi dan pengeluaran, kelompok ini tetap jadi motor ekonomi digital: aktif di e-commerce, makin akrab dengan pay later, dan mulai beradaptasi dengan pola kerja fleksibel pasca-PHK, menandakan lahirnya wajah baru kelas menengah yang lebih tangguh dan realistis.