Waspada Residu Pestisida dalam Anggur Shine Muscat, Ini Tanggapan Pemerintah

Anggur shine muscat menghebohkan masyarakat Indonesia akibat temuan residu pestisida yang tinggi saat diuji di Thailand. Berikut tanggapan pemerintah.

Waspada Residu Pestisida dalam Anggur Shine Muscat, Ini Tanggapan Pemerintah Anggur Shine Muscat | vinywiny/Pexels

Kasus adanya temuan residu pestisida di produk pangan kembali meresahkan masyarakat. Kali ini ditemukan pada anggur shine muscat di Thailand yang juga sedang menjadi kegelisahan masyarakat Indonesia.

Walaupun bermula di Thailand, maraknya penjualan anggur shine muscat di tanah air juga meresahkan masyarakat Indonesia. Pasalnya, residu pestisida yang terdapat pada produk pangan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan ringan hingga dapat mengakibatkan kematian. 

Meskipun kasus ini baru ditemukan di Thailand, tingginya kandungan residu pestisida yang ditemukan jelas sangat mengkhawatirkan karena berdampak negatif bagi konsumennya. 

Mengutip Nation Thailand, sebanyak 23 dari 24 sampel anggur shine muscat impor dilakukan pengujian laboratorium. Berdasarkan pengujian tersebut, ditemukan 50 tipe residu pestisida yang toksik, yaitu 26 bahan kimia berbahaya tipe 3, 2 bahan kimia tipe 4 yang dilarang di Thailand (Chlorpyrifos dan Endrin aldehyde), serta 22 bahan kimia yang tidak terdapat dalam regulasi Thailand (termasuk Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, Spirotetramat, dan lainnya).

Jenis residu pestisida pada anggur shine muscat di Thailand | Goodstats
Jenis residu pestisida pada anggur shine muscat di Thailand | Goodstats

Sebanyak 37 dari 50 bahan kimia tersebut berpotensi untuk tetap terkandung dalam jaringan anggur dan tidak bisa dihilangkan hanya dengan mencuci anggur tersebut. 

Isu ini tentu ikut menghebohkan masyarakat Indonesia sebab anggur shine muscat banyak dijual dengan harga yang miring. Ditambah lagi kasus keracunan makanan di Indonesia termasuk tinggi selama tahun 2023 lalu.

Penyebab kasus keracunan obat dan makanan | Goodstats
Penyebab kasus keracunan obat dan makanan | Goodstats

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melalui aplikasi SPIMKER KLB-KP mencatat sebanyak 1.722 kasus keracunan obat dan makanan pada tahun 2023. Jika ditinjau dari penyebab kasus keracunannya, sebanyak 1.100 kasus diakibatkan oleh pangan, 463 kasus akibat obat/NAPPZA, 112 kasus campuran, 22 kasus akibat kosmetik, 12 kasus akibat obat tradisional, dan 3 kasus akibat suplemen kesehatan.

Pestisida dan Dampaknya untuk Kesehatan

Pestisida adalah bahan kimia yang biasanya disemprotkan pada buah dan sayur untuk mengendalikan hama selama proses produksinya. Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat menyebabkannya untuk tertinggal pada pangan dan membahayakan kesehatan orang yang mengonsumsinya (Shaleha, et al. 2023).

Residu pestisida menjadi salah satu indikator keamanan produk buah dan sayuran. Pestisida dikelompokkan menjadi dua berdasarkan persistensinya dalam meninggalkan residu. 

Kelompok pertama adalah pestisida yang sangat persisten dapat meninggalkan residu yang sangat lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh, contohnya adalah organoklorin (dichloro diphenyl trichloretane, siklodien, dan heksaklorosikloheksan). Sedangkan, kelompok kedua adalah pestisida yang termasuk kurang persisten  dan cepat terdegradasi, contohnya kelompok organofosfat (disulfoton, parathion, diazinon, dan azodrin) (Amilia, et al. 2016).

Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari residu pestisida, meliputi gangguan sistem kekebalan tubuh, cacat lahir, kerusakan saraf, mutasi genetik, dan kanker (Ardiwinata dan Nursyamsi 2012). Melihat dampak bagi kesehatan yang disebabkan oleh residu pestisida, ancaman dari anggur shine muscat impor ini membuat masyarakat resah dan meminta solusi dari pemerintah. 

Langkah Pemerintah Menanggapi Kasus Ini

Menanggapi kasus ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan akan segera melakukan investasi.

“Investasi ini meliputi proses sampling dan pengujian laboratorium untuk memastikan keamanan produk yang beredar di pasar Indonesia,” tuturnya, mengutip Tempo.

Saat ini, batas maksimum cemaran kimia atau residu pada pangan segar telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 53/Permentan/KR.04/12/2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan. 

Selain Bapanas, BPOM juga ikut turun tangan menanggapi isu anggur shine muscat ini. Meski belum ditemukan laporan atau indikasi yang berkaitan dengan residu pestisida dalam anggur shine muscat di Indonesia, BPOM akan melakukan pengawasan ketat terhadap produk yang beredar di pasaran. 

“Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa anggur ini tidak membahayakan konsumen Indonesia,” ujar Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengutip Pinusi.

Melihat tanggapan pemerintah tersebut, masyarakat diharapkan untuk tetap bersabar menunggu hasil pengujian terhadap anggur shine muscat yang beredar saat ini. 

Baca Juga: Kasus Keracunan Pangan Meningkat, Jawa Barat Terbanyak

Penulis: Ni Komang Yuli Trihandani
Editor: Editor

Konten Terkait

Dihentikan Operasinya oleh Israel, Indonesia Tegaskan Tetap Dukung UNRWA

Indonesia tegaskan kembali komitmen untuk terus mendukung kegiatan UNRWA, usai Israel melarang operasional badan PBB itu di negaranya.

Victoria’s Secret Bangkit Kembali? Intip Inklusivitas dan Transformasinya di Tahun 2024!

Victoria's Secret kembali bangkit lewat inklusivitas dan transformasi di 2024.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook