Sempat Turun Akibat Pandemi, Bagaimana Proyeksi Ekonomi Indonesia ke Depan?

Sebuah proyeksi OECD dirilis untuk ekonomi Indonesia

Sempat Turun Akibat Pandemi, Bagaimana Proyeksi Ekonomi Indonesia ke Depan? Jakarta | Foto: Creativa Images/Shutterstock

Perkembangan ekonomi di Indonesia terpantau stabil meskipun terdapat ketidakpastian perekonomian di dunia. Dalam perkembangannya, pada triwulan III tahun 2023, Badan Pusat Statistik melalui Bank Indonesia mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4,94% secara year on year.

Hal ini ditopang oleh angka investasi yang meningkat sebesar 5,77% secara year on year. Naiknya investasi disebabkan karena semakin masifnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di tanah air, salah satunya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Namun, yang mengalami penurunan ada pada sektor ekspor. Pada triwulan III tahun 2023, ekspor mengalami penurunan sebesar -4,26%. Hal ini mesti diwaspadai mengingat terdapat perlambatan ekonomi secara umum di dunia.

"Ke depan pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh permintaan domestik, baik konsumsi swasta dan Pemerintah, maupun investasi. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap pada kisaran 4,5-5,3%." tulis rilis dari Departemen Komunikasi Nita A. Muelgini pada laman Bank Indonesia.

Proyeksi OECD: tahun depan tetap di kisaran 5%

Sebuah data dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Data ini memuat realisasi dari pertumbuhan ekonomi di tanah air, beserta proyeksinya pada tahun 2023 hingga 2025.

Dalam data tersebut, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perkembangan ekonomi Indonesia. Dalam tahun 2020, justru realisasi ekonomi RI mengalami penurunan sebanyak -2,1%. Padahal, sejak tahun 2015, pertumbuhan ekonomi tahah aor selalu mengalami pertumbuhan di kisaran 5%.

Pemulihan ekonomi kembali menunjukkan tanda-tandanya pada tahun 2021. Pada tahun tersebut, ekonomi tanah air berada di angka 3,7%. Pertumbuhan kembali di kisaran 5% pada tahun 2022 dengan angka mencapai 5,3%.

Diproyeksikan, pada tahun 2023, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 4,9%, kemudian 5,2% pada tahun 2024, serta 5,2% kembali di tahun 2025.

Pertumbuhan diklaim lebih baik dibanding Benua Eropa

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia bahkan lebih baik dibanding negara-negara di Benua Eropa. Ekonomi Indonesia juga diklaim olehnya lebih baik dibanding Republik Rakyat Tiongkok beserta negara maju lainnya.

"Meskipun terjadi pandemi, Indonesia tumbuh dengan relatif baik dan pemulihannya juga baik," sebut Sri Mulyani dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2023 Jakarta, Kamis (30/11/2023) yang dimuat di CNBC Indonesia.

Menurut mantan pejabat Bank Dunia ini, keadaan baik pertumbuhan Indonesia ini disebabkan karena rasio hutang tanah air yang relatif tidak tinggi serta keadaan inflasi yang terkawal. Sehingga, keadaan proyeksi ekonomi Indonesia yang positif ini bukanlah sebuah keberuntungan semata.

"Pencapaian tersebut cukup memberikan kami optimisme untuk melanjutkan perjalanan menuju Indonesia Emas 2045," ucap Sri Mulyani melansir CNBC Indonesia.

Butuh kerja sama semua pihak untuk terus meningkatkan pertumbuhan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus ada karena adanya semangat positif dari seluruh pihak, Diharapkan kerja sama yang optimal akan membantu Indonesia dalam menghadapi kondisi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian.

“Pemerintah, investor, asosiasi dan pelaku usaha, perbankan, maupun media berperan sangat penting dalam membangun optimisme pembangunan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak diharapkan dapat bersinergi dan memberi kontribusi yang terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan global yang tidak mudah,” sebut Airlangga Hartarto dalam laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Standar Hidup Layak Orang Indonesia Naik Jadi Rp1,03 Juta per Bulan, Jakarta Tertinggi

BPS mencatat standar hidup layak nasional berdasarkan pengeluaran mencapai Rp1,03 juta per bulan, lebih rendah dibanding Jakarta yang sebesar Rp1,66 juta.

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat, Pertanda Kestabilan Ekonomi?

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap stabil pada level optimis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook