Tren Jumlah Kasus Bunuh Diri di Indonesia

Jumlah penindakan terhadap kasus bunuh diri tertinggi terjadi pada bulan Maret dan April 2023 yakni masing-masing 109 kasus

Tren Jumlah Kasus Bunuh Diri di Indonesia Salah satu tindakan percobaan bunuh diri. (Sumber: Now Jakarta)

 Tak dipungkiri kasus bunuh diri hingga saat ini masih menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan. Di mana bunuh diri sendiri merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang memengaruhi orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya. 

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari DORS SOPS Polri, tercatat jumlah penindakan terhadap kasus bunuh diri sejak awal tahun sampai bulan Mei 2023 kasusnya mencapai 451 kasus. Bila dirata-ratakan, sejak awal 2023, setidaknya 3 orang melakukan aksi bunuh diri setiap hari. 

Salah satu kasus bunuh diri terjadi di Tanah Datar, Batu Bara, Sumatra Utara. Seorang pemuda berinisial AP, 18 tahun, nekat gantung diri di rumah kosong samping kediamannya pada 25 Maret 2023. Kejadian tersebut membuat gempar warga sekitar.

Lain lagi di Bantul, DI Yogyakarta. Seorang pria ditemukan meninggal dalam kondisi tergantung di langit-langit sebuah musala pada Jumat, 24 Maret 2023. Menurut Kasi Humas Polres Bantul IPTU I Nengah Jeffry Prana Widyana, seorang pria yang hendak mengumandangkan azan di musala menemukan pria tersebut. Kejadian itu pun dilaporkan ke kepolisian dan keluarga pria tersebut.

Polda Sumatra Utara dan Polda DI Yogyakarta termasuk dalam 10 satuan kerja yang melakukan penindakan terhadap kasus bunuh diri dengan jumlah terbanyak sejak awal tahun hingga artikel ini ditulis. Satuan kerja setingkat provinsi yang melakukan penindakan paling banyak yaitu Polda Jawa Tengah dengan 174 kasus.

Sementara itu, jumlah penindakan paling banyak terjadi pada Maret 2023 dan April yaitu masing-masing 109 kasus. Sementara pada Mei 2023, polisi telah menindak 62 kasus bunuh diri atau 60 persen dari jumlah kasus di Maret 2023.

Faktor keluarga menjadi faktor kunci untuk bunuh diri di Indonesia, di mana banyak individu terdorong untuk bunuh diri karena konflik dengan keluarga, tetapi sering kali tidak mencoba bunuh diri karena juga memikirkan keluarga. Agama juga dapat mencegah seseorang untuk mencoba bunuh diri, tetapi karena takut akan stigma, juga dapat mencegah seseorang untuk mencari bantuan.

Faktor lain termasuk akses ke perawatan psikologis, di mana hanya ada kurang dari 5.000 psikolog dan psikiater untuk seluruh populasi, dengan lebih sedikit lagi yang terlatih dalam pencegahan bunuh diri praktis.

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah de-stigmatisasi agama dan demoralisasi bunuh diri. Sebab di Indonesia, perspektif agama diperlukan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Work From Home Ternyata Tidak Selamanya Baik Untuk Kesehatan

Metode bekerja dari rumah ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Pasca Lebaran 2024, Jakarta Diprediksi Bakal Sepi Pendatang

Tahun ini, Dukcapil DKI Jakarta memperkirakan jumlah pendatang baru di Jakarta usai Lebaran hanya mencapai 15 ribu hingga 20 ribu orang.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X