Aktivitas saat bulan Ramadhan selalu menjadi momentum yang semarak di Indonesia. Hal ini tentu berkaitan dengan keberadaan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas beragama Islam.
Namun, adakah keunikan tertentu yang terjadi pada saat bulan Ramadhan tiba? Takjil. Tentu, takjil menjadi salah satu hal yang akan selalu dilontarkan masyarakat berkenaan dengan Ramadhan.
Uniknya, takjil sendiri ternyata secara harafiah tidak berarti makanan atau minuman melainkan bermakna menyegerakan untuk berbuka puasa atau anjuran agar segera berbuka puasa.
Hanya saja pemaknaaan dan persepsi terhadap takjil di kalangan masyarakat sudah identik dengan ragam jenis makanan dan minuman untuk menjadi hidangan saat berbuka puasa atau pelepas dahaga dan lapar.
Masyarakat Indonesia pada umumnya akan sering menemui ragam jenis hidangan makanan dan minuman saat bulan Ramadhan tiba.
Pasalnya saat Ramadhan, masyarakat yang menunaikan perlu kritis dan benar-benar memastikan gula darah dalam tubuh karena saat berpuasa selama 12 jam, situasi tubuh mengalai penurunan gula darah.
Namun sebaiknya asupan gula untuk menjaga kadar gula darah dalam tubuh perlu dipastikan bersumber dari gula asli atau bahan-bahan alami.
Adapun daftar gula alami yang dapat dikonsumsi masyarakat untuk menjadi sumber meningkatkan gula darah dalam tubuh dalam bentuk buah-buahan selama menjalankan ibadah puasa, seperti buah anggur, buah leci, buah delima, buah semangka, buah pisang, dan sebagainya.
Adapun hidangan berupa minuman yang sering kali dikonsumsi masyarakat Indonesia dengan tujuan menyegarkan diri salah satunya juga berupa teh saat berbuka puasa.
Teh menduduki peringkat kedua dalam jajaran minuman paling sering dikonsumsi masyarakat khususnya saat berbuka puasa maupun sahur menurut Kurious Katadata Insight Centre. Sedangkan, teh juga menjadi peringkat pertama dalam jajaran minuman berjenis perasa.
Daftar minuman perasa yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia selain teh seperti kopi, sirup, dan susu. Konsumsi teh oleh masyarakat Indonesia saat berbuka puasa berada pada persentase 56% lebih tinggi dibandingkan saat sahur yang hanya mencapai 46%.
Apabila merujuk kepada kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar mengonsumsi teh maka dapat diyakini terdapat daftar-daftar merek teh yang awam dan menjadi pilihan atau favorit masyarakat.
Adapun jika merujuk kepada jenisnya, teh di pasaran Indonesia terdiri dari teh hijau dalam kemasan siap minum, teh kemasan siap minum, dan the daun atau teh saring.
Masing-masing produk tentunya dipasarkan sesuai dengan target pasarnya masing-masing seperti apabila menelisik pada ketiga jenis teh pada kategori produk teh maka dapat disimpulkan secara umum terdapat jenis teh hijau dan teh pada umumnya di pasaran.
Berdasarkan temuan Frontier Research, terdapat tiga merek teh kemasan siap minum yang dinobatkan sebagai Top Brand atau secara indikator memiliki kesadaran merek dan loyalitas yang baik di kalangan masyarakat.
Adapun tiga merek tersebut berupa teh pucuk harum dengan persentase 30,6% kemudian disusul oleh the botol sosro dengan persentase mencapai 18,8% serta Frestea sebanyak 11%.
Namun satu hal yang perlu diperhatikan masyarakat menurut para ahli gizi selama rutin mengonsumsi teh saat bulan puasa, kesadaran bahwa teh merupakan jenis minuman dengan fakta turut menyerap protein, padahal protein merupakan salah satu zat yang dibutuhkan tubuh setelah 12 jam berpuasa.
Penulis: Andini Rizka Marietha
Editor: Iip M Aditiya