Dunia perfilman tanah air kembali diramaikan dengan hadirnya film komedi scientific bertajuk GJLS: Ibuku Ibu Ibu, garapan sutradara Monty Tiwa dengan trio komedian Rigen, Rispo dan Hifdzi sebagai bintang utamanya.
Berkisahkan tentang tiga kakak-beradik yang kehilangan “pijakan” hidup setelah kepergian Ibunya. Masing-masing memiliki masalah yang berakar pada keuangan, Rispo si pecandu judi online, Hifdzi sang MC dangdut yang ingin menikahi pacarnya dan Rigen yang bekerja menjadi pawang hujan juga harus mengganti mobil kliennya yang hilang.
Walau sudah dewasa, ketiganya masih mengandalkan Tyo, ayah mereka yang mengelola rumah kos. Hal itu membuat mereka terus menentang rencana sang ayah untuk menikah lagi, karena takut pernikahan baru justru memicu konflik keluarga dan membuat warisan yang mereka harapkan jadi berkurang.
Sejak tayang perdana pada 12 Juni 2025, dilansir dari laman resmi Cinepoint, GJLS mencatat capaian yang membanggakan. Sebanyak 416.313 tiket telah terjual dengan penambahan 403 layar tersebar di seluruh Indonesia yang berhasil membawanya menduduki peringkat tiga Box Office per tanggal 18 Juni 2025, bersaing dengan Waktu Maghrib 2 juga Gowok Kamasutra Jawa di urutan satu dan dua.
Respon Positif dari Penonton, Rispo Siap Beraksi
Berkat konsep komedi yang fresh dibalut aspek scientific dari ilmu-ilmu eksak yang ditampilkan dalam film juga bumbu-bumbu mengharukan edisi perjuangan keluarga, GJLS mendapat banyak sambutan hangat dari penonton yang tercermin dari berbagai ulasan positif di media sosial.
“Pendekatannya berani dan unik. Pemilihan tayangan pembukanya mantap sih. Menjadi renungan antara harapan dan realita. Di balik komedi absurdnya, film ini tuh kaya memotret realita kehidupan khususnya pemuda saat ini dengan segala kondisinya. Kameonya juga mantap, asli ngga nyangka. Bloopersnya juga jadi bagian yang ngga kalah buat ditunggu. Kadang nebak2 di setiap adegan kira2 bakal ada ngga ya,” cuitan salah satu penonton di platform X/@alstoniasp.
Film ini memang mengusung genre komedi absurd dengan pendekatan unik, di mana blooper dan kesalahan saat syuting sengaja dimasukkan ke dalam bagian film utama. Monty Tiwa menghadirkan inovasi lewat teknik "breaking the fourth wall" secara ekstrem, memungkinkan para pemain berinteraksi langsung dengan sutradara di tengah cerita. Hasilnya adalah pengalaman menonton yang tidak biasa, namun tetap menghibur dan segar.
Dengan capaian lebih dari 400 ribu penonton ini, GJLS optimis target 500 ribu akan tercapai dalam waktu dekat. Dukungan dari para penggemar setia GJLS di seluruh penjuru Indonesia, terutama yang antusias menantikan Rispo beraksi akan menjadi dorongan kuat untuk terealisasinya hal tersebut.
Sudahkah kamu menonton?
Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya
Editor: Muhammad Sholeh