Aktivitas belanja online kini telah menjamur dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Belanja online menawarkan sederet kemudahan bagi masyarakat. Selain menyediakan semua kebutuhan sehari-hari, kemudahan transaksi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara juga menjadi poin tambahan.
Tak hanya Indonesia, sektor e-commerce terus menunjukkan pertumbuhan dan persaingan kuat di Asia Tenggara. Bahkan, Momentum Works dalam laporannya bertajuk E-Commerce in Southeast Asia menunjukkan bahwa nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di Asia Tenggara mencapai US$99,5 miliar pada tahun 2022.
Adapun dari total GMV tersebut, Indonesia mencatatkan transaksi terbanyak dengan proporsi mencapai 52% atau senilai US$51,9 miliar. Lalu, disusul oleh Thailand dengan jumlah US$14,4 miliar. Sementara, Singapura dan Malaysia menempati posisi teratas berdasarkan GMV per kapita.
Merujuk pada laporan Momentum Works, Shopee memimpin nilai transaksi e-commerce di Asia Tenggara dengan GMV mencapai US$47,9 miliar atau sebesar 48,14% dari total transaksi e-commerce di kawasan tersebut.
Selanjutnya, Lazada berada di urutan kedua dalam daftar dengan nilai GMV sebesar US$20,1 miliar pada 2022. Disusul oleh Tokopedia dan Bukalapak dengan total GMV masing-masing mencapai US$18,4 miliar dan US$5,3 miliar.
Kemudian, TikTok Shop menempati peringkat kelima dengan GMV US$4,4 miliar. Platform yang telah memiliki lebih dari satu miliar pengguna secara global pada 2022 ini berkembang sangat pesat di kawasan Asia Tenggara. Dilaporkan, TikTok telah menargetkan pertumbuhan GMV lebih dari tiga kali lipat atau sebesar US$15 miliar di tahun 2023 ini.
Di sisi lain, Shopee berhasil mengalahkan para pesaingnya dan menjadi e-commerce dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia yang mencapai 36%. Sementara, Tokopedia berada di peringkat kedua dengan pangsa pasar 35%. Lalu, ada Lazada dan Bukalapak dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 10%.
Lebih lanjut, Momentum Works memproyeksikan nilai GMV di kawasan Asia Tenggara bakal mencapai US$175 miliar dalam keadaan normal pada tahun 2028 mendatang. Bahkan, potensi pertumbuhannya pun akan mencapai US$232 miliar dalam skenario kasus terbaik.
"Bisnis e-commerce di Asia Tenggara kemungkinan besar akan mengikuti pertumbuhan yang normal dan sehat selama beberapa tahun ke depan," ujar Founder dan CEO Momentum Works Jianggan Li dikutip dari Dailysocial.id.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Editor