Karena permasalahan iklim yang kian menjadi, berbagai negara berkomitmen untuk melakukan transisi energi. Salah satu kunci keberhasilan transisi energi didukung oleh kemampuan untuk beralih dari tingginya produksi dan konsumsi energi kotor menjadi EBT (Energi Baru Terbarukan).
Rupanya, tak hanya sebuah negara yang bisa berkomitmen dan menunjukkan aksi nyata untuk transisi energi. Berbagai perusahaan raksasa migas dunia dinilai punya kapabilitas untuk melakukan komitmen yang sama.
Menurut data yang dirilis oleh Recharge dan BloombergNEF, ada 10 perusahaan raksasa migas dunia yang dinilai punya kemampuan yang baik untuk transisi energi. Dalam data tersebut, Shell menjadi perusahaan migas dengan kemampuan transisi energi terbaik dengan skor transisi energi di angka 8,99. Tak banyak yang tahu bahwa perusahaan kenamaan itu telah eksis sejak masa Hindia Belanda dan memulai tindak-tanduk bisnisnya di Sumatera Utara.
Komitmen transisi energi Shell untuk Indonesia juga mereka publikasikan di situs resmi shell.co.id. Selain itu, pada Juni 2022 lalu, Shell juga menciptakan tiga skenario transisi yang diberi nama Wave, Island, dan Sky 1.5. Ketiga skenario transisi energy tersebut dibedakan berdasarkan kecepatannya, yang dimana Sky 1.5 akan menjadi skenario yang tercepat karena sejalan dengan tujuan COP 26. Shell perlahan akan mengembangkan sayapnya untuk bisa mendorong elektrifikasi dengan membangun SPKLU.
Urutan kedua diduduki oleh perusahaan Total Energies dari Prancis dengan skor transisi energi di angka 7,54. Sementara perusahaan migas yang menduduki urutan 3 adalah Repsol, perusahaan migas dari negara spanyol yang cukup terkenal karena sering muncul dan terlihat sebagai sponsor tim balapan perhelatan Motogp. Repsol tercatat memiliki skor transisi energi di angka 7,46.
Perusahaan Galp menjadi perusahaan yang menempati peringkat 4 dalam jajaran perusahaan migas dengan kemampuan transisi energi terbaik. Perusahaan asal Portugal tersebut mendapatkan skor transisi energi di angka tepat 7,4.
Sementara itu, perusahaan BP (British Petroleum) menduduki posisi lima sebagai perusahaan migas yang dinilai berkemampuan baik untuk melakukan transisi energi. Perusahaan kenamaan asal Ingris itu memiliki skor transisi energi di angka 7,16.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya