Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Pimpinan 18 Badan PBB Satukan Suara

Para pemimpin dari 18 badan PBB serukan gencatan senjata di Jalur Gaza atas dasar kemanusiaan pada Minggu, (5/11/2023) lalu

Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Pimpinan 18 Badan PBB Satukan Suara Dewan Keamanan PBB membahas konflik antara Palestina dan Israel | United Nations (UN) News

Sejak perang meledak pada 7 Oktober 2023 lalu, jumlah korban dari pihak Palestina dan Israel terus berjatuhan. Namun, jumlah korban jiwa Palestina meningkat secara signifikan lebih tinggi daripada Israel.

Tercatat, ada sebanyak 9.900 warga Palestina tewas akibat perang antara kelompok militan Hamas dan Israel hingga 5 November 2023. Rinciannya, sebanyak 9.770 korban jiwa berada di Jalur Gaza dan 141 korban jiwa berada di Tepi Barat. Di lain sisi, jumlah korban jiwa Israel sekitar 1.400 orang.

Sebagai respons terhadap situasi genting ini, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut agar Israel dan Hamas segera melakukan gencatan senjata. Kemudian, Majelis Umum PBB juga menyerukan pembukaan akses bantuan ke Jalur Gaza.

Mengutip Al Jazeera, sebanyak 120 negara sepakat mendukung gencatan senjata dalam pemungutan suara di New York, Amerika Serikat pada Jumat, (27/10/2023) lalu. Sementara, sebanyak 45 negara memilih untuk abstain dan 14 negara lainnya menyatakan menolak gencatan senjata.

Hasil sidang umum PBB terkait desakan gencatan senjata antara Israel-Palestina | Goodstats

Adapun, keempat belas negara yang menolak gencatan senjata ialah Israel, Amerika Serikat, Austria, Ceko, Kroasia, Fuji, Guatemala, Hungaria, Kepulauan Marshall, Nauru, Mikronesia, Papua Nugini, Paraguay, dan Tonga.

Tak menemukan titik terang, para pimpinan dari 18 badan PBB akhirnya bersatu dan menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza pada Minggu, (5/11/2023). Ini merupakan ungkapan kepedulian terhadap kemanusiaan atas meningkatnya jumlah korban tewas akibat perang antara Israel dan Hamas.

"Gencatan senjata atas dasar kemanusiaan harus dilakukan sesegera mungkin. (perang ini) sudah 30 hari berlalu, sudah cukup. Ini harus dihentikan sekarang," ujar para pemimpin PBB dikutip dari Al Jazeera pada Senin, (6/11/2023).

Para pemimpin PBB menegaskan dan meminta agar seluruh pihak membantu untuk melindungi infrastruktur sipil, seperti rumah sakit dan sekolah serta mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza. Selain itu, para pemimpin PBB juga mengutuk aksi pembunuhan terhadap para pekerja yang menyalurkan bantuan selama perang.

"Lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan telah dilaporkan. Banyak pekerja yang telah terbunuh sejak 7 Oktober lalu, termasuk 88 rekan dari badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Ini menjadi jumlah kematian tertinggi di PBB yang pernah tercatat," ujar para pimpinan PBB dalam pernyataannya.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Naik Daun Tren Dua Seleb Internet: Moo Deng dan Pesto

Dua selebritas baru tengah mencuri perhatian netizen di seluruh dunia: Pesto, bayi penguin raksasa dari Melbourne dan Moo Deng, kuda nil kerdil dari Thailand

OIC Desak Investigasi Atas Perlakuan Israel Terhadap Tahanan Palestina

Kasus kemanusiaan terhadap tahanan di Palestina menarik simpati dunia. OIC mulai memainkan perannya sebagai pendukung kedamaian global.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook