Serba-Serbi Penerapan Pola Hidup Sehat Masyarakat Indonesia 2023

Pola hidup sehat sangat penting untuk diterapkan oleh semua orang. Lalu, bagaimana persepsi dan preferensi penerapan hidup sehat di Indonesia?

Serba-Serbi Penerapan Pola Hidup Sehat Masyarakat Indonesia 2023 Ilustasi penerapan kebiasaan sehat | Monster Ztudio/Shutterstock

Pola hidup sehat menjadi suatu kebutuhan yang harus dijalani untuk memperoleh fisik serta jasmani yang sehat. Namun, banyak orang yang belum paham akan pentingnya menerapkan pola hidup sehat. Padahal, pola hidup sehat adalah kunci dari panjang umur karena tidak mudah terjangkit penyakit.

Tiap generasi atau kelompok usia tentunya memiliki perilaku yang berbeda dalam menerapkan kebiasaan sehat. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari makanan/minuman yang dikonsumsi hingga aktivitas fisik yang dilakukan.

Untuk mengetahuinya, platform survei Jajak Pendapat (Jakpat) melakukan sebuah riset untuk mengetahui perspektif Generasi X, Generasi Y (Milenial), dan Generasi Z terkait persepsi serta preferensi mereka menjaga kesehatan dalam laporannya bertajuk Indonesia Consumer Health Habit 2023.

Laporan yang melibatkan 600 responden ini menunjukkan bagaimana konsumsi air, gula, hingga karbohidrat; kebiasaan olahraga; dan kesadaran akan risiko kesehatan. Adapun, survei dilakukan pada periode 24 Mei 2023 via online dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 2,4%. Selengkapnya, berikut datanya.

Konsumsi air putih Vs minuman manis

Tak hanya berfungsi untuk menghilangkan dahaga, air putih memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Misalnya untuk meningkatkan metabolisme, menjaga konsentrasi, hingga menjaga kesehatan pencernaan.

Air putih adalah minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi tiap hari guna mencukupi asupan cairan karena bebas gula dan kalori, sehingga menyehatkan. Sayangnya, survei Jakpat menemukan bahwa ternyata masih banyak responden yang belum memiliki kesadaran untuk minum air putih yang cukup tiap hari.

“Hanya sekitar 16% responden yang memiliki kebiasaan minum air putih cukup tiap hari. Bahkan, mereka yang kerap lupa minum air putih jumlahnya dua kali lipat dari mereka memiliki kebiasaan sehat ini. Artinya, kesadaran akan pentingnya minum air putih di Indonesia tergolong rendah di semua generasi,” papar Jakpat dalam rilisnya.

Lebih lanjut, Jakpat juga menemukan bahwa mayoritas responden (67%) mengaku bahwa mereka mengonsumsi minuman manis sebanyak 1-2 kali dalam sehari. Sementara, hanya 15% responden lainnya yang mengaku sugar-free.

Persentase responden mengonsumsi minuman manis dan rendah gula menurut kelompok usia | Goodstats

Jika ditinjau menurut kelompok usia, kelompok gen X terlihat lebih banyak mengonsumsi minuman manis ketimbang generasi lainnya dengan persentase mencapai 37,38% responden. Sementara, responden yang mengaku lebih banyak mengonsumsi minuman rendah gula terdapat pada kelompok gen Z dengan persentase 39,84% responden.

Di sisi lain, presentase wanita yang menerapkan gaya hidup bebas gula dilaporkan mencapai dua kali lipat dari pria. Sementara dari segi makanan, nasi masih menjadi makanan pokok dengan lebih dari 60% responden mengonsumsi makanan ini tiap hari.

“Meski demikian, para responden menyadari pentingnya makanan sehat dan bergizi. Lebih dari setengah dari mereka memiliki kebiasaan makan seimbang dengan mengonsumsi sayuran dan buah. Kemudian, 12% dari mereka mengurangi asupan karbohidrat dan 9% mengecek label nutrisi,” tulis Jakpat.

Kesadaran terhadap ancaman kesehatan

Jakpat melaporkan, responden juga mewaspadai risiko kesehatan atau penyakit dalam penerapan kebiasaan sehat. Tercatat, lebih dari setengah responden milenial (55%) dan gen X (52%) menyatakan waspada terhadap ancaman kolesterol.

Dari segi gender, laki-laki tercatat lebih mewaspadai risiko diabetes daripada perempuan dengan persentase mencapai 59,24% responden. Di satu sisi, perempuan lebih mewaspadai risiko kolesterol dibandingkan laki-laki dengan persentase sebanyak 52,8% responden.

Persentase kesadaran terhadap risiko penyakit menurut gender | Goodstats

Sementara, penyakit pencernaan lebih banyak menjadi perhatian gen Z dengan persentase sebesar 54%. Jika dilihat berdasarkan gender, wanita yang sadar akan adanya risiko diabetes cenderung melakukan pencegahan. Tercatat, sebanyak 17% dari mereka mengaku mengurangi konsumsi gula, sementara hanya 9% pria yang melakuan hal serupa.

“Mereka menyadari bahwa masalah-masalah ini disebabkan karena konsumsi makanan minuman manis yang berlebihan, kurangnya konsumsi air mineral, konsumsi karbohidrat yang berlebihan, serta kurangnya olah raga. Langkah-langkah yang mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah berolahraga mulai dari yang ringan sampai berat, dan juga mengubah pola konsumsi makanan dan minuman,” jelas Head of Research Jakpat, Aska Primardi dalam rilisnya.

Dari segmen kebiasaan berolahraga, generasi milenial cenderung memiliki jadwal olahraga lebih sering dengan persentase 17%. Sedangkan, gen X cenderung memiliki jadwal yang lebih ringan dengan persentase 35%. Dari temuan ini, Jakpat menyimpulkan bahwa kesadaran berolahraga secara teratur nampaknya lebih tinggi ketika melewati usia 25 tahun.

Jakpat juga melaporkan bahwa satu dari tiga responden menilai berjalan kaki menuju suatu tempat adalah bentuk olahraga. Sementara, 32% responden lainnya rutin berolahraga ringan seminggu sekali dan sebanyak 16% responden mengaku tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Bangga Buatan Indonesia: Media Sosial Dorong Anak Muda Pilih Produk Lokal

Sebanyak 69,3% anak muda Indonesia mengaku mengikuti influencer yang sering mempromosikan produk lokal di media sosial.

Transportasi Online Sebagai Teman Setia Anak Muda di Era Modern

Survei terbaru menunjukkan bahwa 53,73% anak muda menggunakan transportasi online 1-2 kali seminggu, 79,6% responden juga lebih memilih menggunakan motor.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook