Selayang Pandang Kesejahteraan Lansia di Tengah Pandemi

Hasil Survei Kesejahteraan Lansia yang dilakukan oleh PERGEMI mengungkapkan meski kesejahteraan lansia cukup baik, namun kondisi ekonomi cenderung memburuk.

Selayang Pandang Kesejahteraan Lansia di Tengah Pandemi Potret lansia | Kzenon/Shutterstock

Bertepatan dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang jatuh pada 29 Mei 2022 lalu, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) merilis Survei Kesejahteraan Lansia.

Mengutip dari situs website PERGEMI, Kepala Divisi Geriatri IPD FKUI-RSCM Jakarta/PB PERGEMI DR dr Kuntjoro Harimurti SpPD-K.Ger M.Sc. mengungkapkan bahwa survei ini merupakan survei awal dan yang terbesar khusus kelompok lansia di Indonesia.

Lebih lanjut ia mengungkapkan hadirnya data ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lansia di tanah air. Adapun survei ini dilaksanakan pada 9 hingga 22 Mei 2022 dan diikuti oleh 816 responden yang mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 57,2 persen sementara responden laki-laki berjumlah sebesar 42,8 persen.

Kondisi ekonomi lansia cenderung memburuk selama masa pandemi

Hasil survei yang dilakukan oleh PERGEMI menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 membawa dampak negatif terhadap kondisi keuangan lansia. Adapun sebesar 57,6 persen responden merasa kondisi ekonominya berkurang selama pandemic Covid-19. Sementara itu, 36 persen responden merasa sama saja serta hanya 6,1 persen yang merasa kondisi perekonomiannya justru membaik di tengah pandemi Covid-19.

Bila menilik sumber keuangan lansia selama pandemi per Mei 2022, mayoritas lansia mengandalkan pemasukan dari anak atau anggota keluarga. Adapun persentasenya sebesar 34,8 persen.

Sumber pendapatan lansia di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 per Mei 2022 | GoodStats

Kemudian, sebesar 33,8 persen responden memperoleh penghasilan dari bekerja informal dan diikuti dana pensiun menjadi sumber keuangan bagi 20,7 persen lansia selama masa pandemi Covid-19.

Di samping itu, 9,4 persen responden lansia memperoleh pemasukan dari aset pribadi seperti kontrakan, kebun, atau rumah dan 8,2 persen di antaranya melalui wirausaha/petani/toko. Selain itu, beberapa sumber keuangan lainnya bagi lansia di masa pandemi Covid-19 di antaranya ialah dengan bekerja formal (3,9 persen), bantuan dari pemerintah (2,2 persen), asuransi hari tua (0,4 persen), dan lainnya (0,1 persen).

Dari hasil survei ini, hanya sedikit responden lansia yang memperoleh pemasukan dari bantuan pemerintah ataupun memanfaatkan asuransi hari tua. Sebagian besar masih bertumpu pada anak atau anggota keluarga lainnya serta melakukan pekerjaan di sektor informal.

Kondisi fisik lansia yang rentan untuk melakukan aktivitas berat dan lebih rawan terhadap virus Covid-19 mendorong besarnya angka ketergantungan lansia terhadap anak atau anggota keluarga.

Lansia telah mengalami situasi yang sulit di mana pandemi tidak hanya membahayakan kesehatan lansia namun juga berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian yang semakin mempersempit kesempatan lansia bekerja untuk memperoleh pendapatan.

Meski kondisi ekonomi memburuk, tingkat kesejahteraan lansia di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 tergolong cukup baik. Dari skala 1 hingga 10, rata-rata tingkat kesejahteraan lansia berada pada angka 7,5.

Di sisi lain, rata-rata skor tingkat kesejahteraan lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Adapun rata-rata skor tingkat kesejahteraan pada perempuan ialah sebesar 7,7 sementara pada laki-laki sebesar 7,2.

Walaupun tingkat kesejahteraan pada lansia sudah dinilai baik, dr Kuntjoro Harimurti lebih lanjut mengungkapkan bahwa pemberian bantuan ekonomi akan sangat membantu mengatasi masalah perekonomian pada lansia.

Penyakit kronis menjadi tantangan

Bila meninjau dari sisi kesehatan, sebesar 24,6 persen responden dilaporkan memiliki riwayat penyakit kronis. Lebih lanjut, sebesar kurang dari 40,1% lansia merasa bahwa penyakit yang dialami mengganggu aktivitas keseharian.

Adapun lansia perempuan dilaporkan memiliki jumlah penyakit kronis lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Bila menilik dari jenis penyakit, sebagian besar responden lansia paling banyak mengalami hipertensi dengan persentase mencapai 37,8 persen.

Penyakit kronis paling banyak dialami oleh lansia di Indonesia per Mei 2022 | GoodStats

Diabetes menempati posisi ke-2 penyakit kronis paling banyak dialami oleh responden dengan raihan persentase sebesar 22,9 persen. Diikuti rematik di posisi ke-3 dengan persentase sebesar 11,9 persen.

Berselisih tipis, sebesar 11,4 persen responden mengidap penyakit jantung, menempatkannya di posisi ke-4 penyakit kronis paling banyak dialami responden lansia. Asma berada di posisi ke-5 dengan persentase jumlah penderita sebesar 10,4 persen.

Beberapa penyakit kronis lain yang umumnya diderita oleh lansia antara lain ialah asam lambung, asam urat, penyakit paru kronis, kolesterol, penyakit ginjal, tumor, osteoporosis, anemia, kanker, saraf terjepit, penyakit liver, dan lainnya.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Survei Intage: Orang Indonesia Rata-Rata Habiskan Rp1,41 Juta Sebulan buat Si "Anabul"

Intage Group lakukan survei untuk menangkap pola pasar dan tren kepemilikan hewan peliharaan di 4 negara, termasuk Indonesia pada 2023 lalu.

Platform Belanja Online yang Paling Disukai Masyarakat saat Ramadan

Fenomena belanja online selama Ramadan tidak hanya menjadi sebuah tren, tetapi juga mencerminkan keberagaman dan keunikan preferensi konsumen di era digital.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X