Fenomena kelangkaan minyak goreng sempat melanda seluruh daerah dalam beberapa waktu ke belakang. Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan mengungkapkan langkanya ketersediaan minyak goreng di pasaran disebabkan oleh terhambatnya distribusi, bukan karena jumlah pasokan yang minim.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa pasokan minyak goreng di tanah air sudah sangat cukup bahkan digandakan, namun memang masalahnya ialah pada rantai distribusi yang belum berjalan normal. Hal tersebut menyebabkan banyak pihak yang memanfaatkan isu kelangkaan minyak goreng.
Seperti yang diketahui sebelumnya kenaikan harga minyak goreng telah terjadi sejak akhir 2021, tepatnya mulai November 2021 saat harga minyak goreng kemasan bermerek naik hingga Rp24.000 per liter.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak goreng bila dibandingkan secara year-on-year (YoY) mencapai 33,78 persen pada Desember 2021. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng sejak 19 Januari 2022.
Terhambatnya distribusi yang menyebabkan minimnya ketersediaan stok minyak goreng di pasar ritel serta masih berlakunya sistem satu harga penjualan minyak goreng menyebabkan masyarakat berbondong-bondong menyetok minyak goreng.
Kebijakan HET dicabut, harga minyak goreng di Sulawesi Tenggara paling mahal
Menangani permasalahan tersebut, pemerintah akan mendorong pemerataan serta percepatan distribusi minyak goreng untuk menghentikan kelangkaan stok di pasar ritel, bekerja sama dengan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan yang bernama ID FOOD.
Kini penerapan harga eceran tertinggi (HET) pada minyak goreng telah dicabut dan harga minyak goreng pun kembali naik mengikuti tren harga minyak sawit dunia. Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 23 Maret 2022, Sulawesi Tenggara menjadi provinsi dengan harga minyak goreng termahal yang mencapai Rp48.050 per liter.
Gorontalo menempati peringkat ke-2 dengan patokan harga minyak goreng sebesar Rp26.800 per liter. Angka ini memiliki jarak yang cukup jauh bila dibandingkan dengan harga minyak goreng di Sulawesi Tenggara.
Posisi ke-3 provinsi dengan harga minyak goreng terbanyak jatuh kepada Maluku Utara. Adapun harga minyak goreng per liter di Maluku Utara mencapai Rp25.700. Sementara itu, Maluku berada di posisi ke-4 dengan harga minyak goreng sebesar Rp25.150 per liter.
Berselisih tipis, Kepulauan Bangka Belitung berada di posisi ke-5 dengan harga pasaran minyak goreng sebesar Rp25.100 per liter. Sementara itu, DI Yogyakarta menjadi provinsi yang memiliki harga minyak goreng termurah yakni sebesar Rp18.850 per liter.
Kekayaan pengusaha minyak goreng Indonesia tembus miliaran dolar AS
Menurut penuturan Kemendag sebelumnya, pasokan minyak goreng di Indonesia tidak mengalami kekurangan bahkan jumlahnya digandakan. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Tidak sedikit daftar orang terkaya di Indonesia menggeluti bisnis di sektor ini.
Mengutip data dari Forbes, berikut merupakan daftar pengusaha minyak goreng terkaya di Indonesia pada tahun 2021 beserta jumlah kekayaannya.
1. Keluarga Widjaja
Pemilik Sinar Mas Group ini merupakan produsen minyak goreng terbesar di Indonesia dengan merek Filma. Keluarga Widjaja menempati posisi ke-2 orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Indonesia’s 50 Richest versi Forbes.
Adapun total kekayaan yang dimiliki oleh Keluarga Widjaja mencapai 9,7 miliar dolar AS pada tahun 2021.
2. Anthoni Salim
Memiliki total kekayaan mencapai 8,5 miliar dolar AS, Anthoni Salim menempati posisi ke-2 pengusaha minyak goreng terkaya di Indonesia. Selain itu, Anthoni Salim juga menempati posisi ke-3 orang terkaya di Indonesia.
Pemilik Indofood ini memiliki bisnis minyak goreng dengan beberapa merek di antaranya Bimoli, Delima, dan Happy.
3. Bachtiar Karim
Posisi ke-3 diraih oleh Bachtiar Karim yang memiliki total kekayaan sebesar 3,5 miliar dolar AS pada tahun 2021. Bachtiar Karim juga menduduki posisi ke-10 daftar orang terkaya di Indonesia.
Bachtiar Karim memiliki bisnis kelapa sawit terbesar di Indonesia melalui Grup Musim Mas. Beberapa merek minyak goreng yang dihasilkan di antaranya Sanco, Amago, dan Voila.
4. Martua Sitorus
Pemilik Wilmar, Martua Sitorus menempati posisi ke-4 dengan total kekayaan sebesar 2,85 miliar dolar AS. Total kekayaan yang dimiliki oleh Martua Sitorus sekaligus menjadikannya orang terkaya ke-14 di Indonesia.
Merek minyak goreng yang diproduksi oleh Wilmar di antaranya ialah Fortune dan Sania. Forbes mencatat bahwa sumber kekayaan utama dari Martua Sitorus memang berasal dari usaha minyak sawit.
5. Sukanto Tanoto
Posisi ke-5 diraih oleh Sukanto Tanoto dengan total kekayaan sebesar 2,1 miliar dolar AS pada tahun 2021. Sukanto Tanoto juga meraih posisi ke-21 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Pemilik Royal Golden Eagle International (RGEI) ini memproduksi minyak goreng dengan merek Camar lewat Asian Agri dan Apical.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya