Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyatakan komitmennya dalam transisi energi bersih di Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) sudah menyentuh angka 20% dalam listrik PLN.
“Transisi energi hijau sangat costly, tapi yang jelas adalah komitmen bauran listrik PLN yang mesti ditingkatkan lagi, yang sekarang 20%,” ujarnya dalam debat keempat pemilihan presiden 2024 pada Minggu, (22/1/2024).
Faktanya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) justru mencatat realisasi bauran energi primer yang berasal dari EBT pada akhir tahun 2023 hanya mencapai 13,1% atau 238,1 MBOE. Capaian ini bahkan masih belum menyentuh target yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 17,9%.
“Mengenai bauran EBT di tahun 2023, ini kita melihat bahwa peningkatan ada, cuma belum signifikan. Sehingga, ini perlu upaya-upaya keras untuk bisa mendekati target capaian di tahun 2025. Tahun 2025 itu kita targetkan 23% bauran, tetapi saat ini kita masih pada level 13,1%” papar Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024.
Sementara itu, Dewan Energi Nasional (DEN) mencatat, persentase bauran energi primer di Indonesia pada tahun 2023 masih didominasi oleh batubara yang mencapai 40,46%. Namun, persentase tersebut terus menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,38%.
Guna meningkatkan bauran EBT di Indonesia, Arifin mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah strategis, termasuk pelaksanaan pembangunan EBT sesuai dengan yang telah direncanakan pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), implementasi program Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) yang ditargetkan 3,6 GW di tahun 2025, serta konversi pembangkit diesel ke EBT sesuai target RUPTL.
“Tentu saja kita harus menyiapkan beberapa langkah-langkah strategis, antara lain pelaksanaan pembangunan EBT yang sudah direncanakan di dalam RUPTL, jadi targetnya di 2025 ini sudah terpasang 10,6 GW lagi,” jelasnya.
Selain itu, Arifin mengungkapkan bahwa pihaknya juga terus menjalankan program mandatori biodiesel B35, program co-firing biomassa pada PLTU, penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi 3T, eksplorasi panas bumi oleh pemerintah, serta pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung.
Lebih lanjut, Kementerian ESDM mencatat penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 539,52 MW. Sehingga, total kapasitas terpasang pembangkit EBT 2023 sebesar 13.155 MW. Penambahan kapasitas terpasang PLT EBT 2023 di antaranya berasal dari PLTS Terapung Cirata (192 MW); PLTM Tongar (6,5 MW), dan PLTBg PT Pasadena Biofuels Mandiri (3,9 MW).
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya