Beberapa pekan terakhir ramai soal boikot merek fesyen asal Spanyol, Zara. Hal ini dikarenakan kampanye iklan produk terbarunya yang menghina kondisi Palestina saat ini. Zara merupakan merek fesyen global yang berada di Galicia Spanyol, dan saat ini sudah memiliki ribuan gerai yang tersebar di seluruh dunia.
Laporan dari Brand Finance bertajuk "Apparel 50 2023" menunjukan bahwa Zara termasuk kedalam 10 merek pakaian paling bernilai tahun 2023 dengan nilai USD 11 Miliar. Mengalami penurunan USD 2 Miliar dari tahun 2022. Gerakan boikot Zara menyebabkan penurunan laba perusahaan dan penurunan harga saham. Berdasarkan data IDX Channel saham MAPI yang merupakan distributor Zara mengalami penurunan 7.97 persen dalam tiga bulan terakhir.
Gerakan boikot brand fesyen Zara tidak mempengaruhi tren pasar pakaian global. Industri pakaian saat ini jadi salah satu sektor yang paling menguntungkan. Pendapatan dari pasar pakaian diperkirakan akan melebihi USD 1,7 triliun pada tahun 2023, meningkat 13,7 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menandai pertumbuhan yang signifikan selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2014, ukuran pasar pakaian global mencapai USD 1,54 triliun.
Kedepannya, pasar pakaian jadi diperkirakan akan terus bertumbuh. Tahun 2024, diperkirakan meningkat 2,9 persen menjadi USD 1,79 triliun. Dari tahun 2023 hingga 2027, pasar pakaian global akan meningkat sebesar USD 200 miliar, dengan penambahan USD 50 miliar setiap tahunnya.
Penulis: Annisa Rahayu
Editor: Iip M Aditiya