Raih Kinerja Memuaskan, Laba Bio Farma Naik Lebih dari 600 Persen pada 2021

Holding BUMN Farmasi, Bio Farma berhasil menunjukkan kinerja memuaskan dengan berbagai pencapaian yang fantastis salah satunya peningkatan laba lebih dari 600%.

Raih Kinerja Memuaskan, Laba Bio Farma Naik Lebih dari 600 Persen pada 2021 Kunjungan Presiden Jokowi memantau kesiapan Bio Farma dalam produksi vaksin Covid-19 | Biro Pers Sekretariat Presiden

Bio Farma pantas untuk tersenyum lebar, sebab kinerjanya meraih hasil yang terhitung sangat memuaskan sepanjang tahun 2021. Induk usaha atau Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi satu ini berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp43,44 triliun pada tahun 2021.

Raihan ini naik 203,16 persen dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2020 yang mencatatkan penjualan sebesar Rp14,32 triliun.

Perbandingan total penjualan bersih PT Bio Farma pada tahun 2020 & 2021 | GoodStats

Di sisi lain, laba usaha pada tahun 2021 meningkat secara fantastis sebesar 668,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun total laba bersih yang dicetak oleh PT Bio Farma (Persero) bersama anak usahanya PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk mencapai Rp1,93 triliun.

Ditunjang keberhasilan dalam melaksanakan penyediaan dan pendistribusian vaksin Covid-19

Mengutip dari situs resmi Biofarma.co.id, Honesti Basyir selaku Direktur Utama Bio Farma mengungkapkan bahwa peningkatan kinerja yang signifikan ini didorong oleh keberhasilan Bio Farma dalam melaksanakan penugasan untuk penyediaan dan pendistribusian vaksin Covid-19. Selain itu, capaian yang memuaskan ini didukung pula dari penjualan layanan regular Bio Farma berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun internasional.

Vaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma | M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Lebih lanjut, Honesti mengutarakan bahwa vaksin menjadi game changer yang membantu bangsa Indonesia keluar dari permasalahan pandemi Covid-19. Bio Farma memperoleh penugasan vital dan strategis dari pemerintah untuk dapat memastikan distribusi 400 juta dosis vaksin Covid-19 dengan tetap mempertahankan kualitas berstandar tertinggi dari World Health Organization (WHO).

Selain vaksin dan serum, penjualan holding BUMN Farmasi pun ditopang dari penjualan anak usaha, PT Kimia Farma pada sektor manufaktur dan PT Indofarma yang berasal peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat dan pengadaan vaksin Covid-19.

Honesti menuturkan bahwa kinerja Bio Farma sebagai induk diperoleh dari kontribusi di sektor pemerintah melalui penugasan penyediaan vaksin Covid-19 sebesar Rp26,81 triliun. Berikutnya disusul dengan sektor ekspor yang cukup signifikan mencapai Rp 1,47 triliun mengalami peningkatan sebesar 47,58 persen jika dibandingkan tahun 2020, serta pendistribusian vaksin Covid-19 hibah sebesar Rp388,83 miliar.

Proporsi kontribusi pendapatan masing-masing holding BUMN Farmasi tahun 2021 | GoodStats

Sementara itu, Kimia Farma (KAEF) memberikan kontribusi sebesar 29,6 persen dari total pendapatan bersih dengan nilai mencapai Rp12,85 triliun. Penjualan Kimia Farma didominasi oleh peningkatan pada segmen manufaktur yang tumbuh hingga 246,75 persen dan segmen ritel yang tumbuh 19,12 persen dari tahun sebelumnya.

Kemudian, Indofarma (INAF) memberikan kontribusi sebesar 6,68 persen atau sebesar Rp2,9 triliun, meningkat sebesar 69,15 persen. Adapun pencapaian terseut berasal dari peningkatan nilai penjualan dari segmen produk obat sebesar Rp2,1 triliun, naik Rp1,234 triliun atau 142,52 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp865,86 miliar. Pengadaan vaksin Covid-19 memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp924,76 miliar pada 2021.

Kinerja memuaskan masih berlanjut, catatkan pendapatan Rp7,1 triliun pada Q1 2022

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Senin 23 Mei 2022, Honesti mengungkapkan bahwa pencapaian pendapatan holding BUMN Farmasi sampai akhir Maret 2022 mencapai 99 persen dari target kuartal I (Q1) tahun 2022 ini dengan nominal mencapai Rp7,1 triliun.

Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma | Kominfo

Pendapatan dari Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma tersebut meningkat sebesar 18 persen dibandingkan secara year-on-year (YoY) dengan periode Q1 tahun 2021. Sementara itu terkait laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi (EBITDA) mencapai 113 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) per Maret 2022.

Pencapaian tersebut menurun sebesar 36 persen dibandingkan secara YoY dengan periode sama tahun sebelumnya. Namun hal tersebut wajar, sebab jumlah vaksinasi Covid-19 sudah menurun dibandingkan pada Q1 tahun 2021 yang hampir mencapai puncaknya. Selain itu, pada tahun 2022 ini Indonesia sudah mulai memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi.

“Terkait laba bersih, dibandingkan RKAP per Maret 2022 pencapaian kami juga cukup tinggi sebesar 234 persen.” tutur Honesti dikutip dari Kompas.com.

Berbagai capaian positif yang diraih oleh Bio Farma sepanjang tahun 2021 diharapkan dapat berlanjut pada tahun 2022, di mana holding HUMN Farmasi saat ini sedang bertransformasi ke industri healthcare dan digitalisasi layanan kesehatan.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook