Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2024 Berdasarkan Wilayah

Pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan akan menatap masa depan yang cerah dalam hal pertumbuhan ekonomi karena diprediksi akan mengalami kenaikan yang inklusif

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2024 Berdasarkan Wilayah Illustrasi Pertumbuhan Ekonomi | Canva

Pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan akan menatap masa depan yang cerah dalam hal pertumbuhan ekonomi. Hasil analisis dari laporan Katadata Insight Center (KIC) dan Grant Thornton menunjukkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun tersebut berpotensi kuat, dengan fokus utama pada kawasan Indonesia Timur.

Dalam laporan yang berjudul Unraveling Indonesia’s Prospects in 2024: How 5 Provinces are Set to Benefit From The Macro Trends, dikatakan bahwa Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan dinamika ekspor pada tahun 2024. Laporan tersebut menyoroti proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang diproyeksikan berada dalam kisaran 5,3% hingga 5,7%. Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat, perlu dicatat bahwa terdapat perlambatan dalam pertumbuhan ekspor.

Perlambatan dalam pertumbuhan ekspor ini menjadi fokus perhatian karena ekspor merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlambatan ekspor ini perlu diidentifikasi secara cermat untuk memahami dinamika pasar dan mencari solusi yang tepat.

Ketika proyeksi pertumbuhan ekonomi diuraikan per kawasan, Indonesia Timur memperlihatkan kinerja yang paling baik, khususnya di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), dengan ekspektasi pertumbuhan mencapai 6,9%.

Beberapa faktor yang kemungkinan berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan ekspor perlu diperhatikan. Salah satunya adalah ketidakpastian pasar global yang diakibatkan oleh perubahan regulasi perdagangan internasional dan gejolak politik di beberapa negara mitra perdagangan. Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang dan ketidakstabilan ekonomi global juga dapat memengaruhi daya saing ekspor Indonesia di pasar internasional.

Selain faktor eksternal, faktor internal seperti infrastruktur yang masih kurang optimal, birokrasi yang kompleks, dan rendahnya kualitas produk juga dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekspor. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi berbagai hambatan ini agar ekspor Indonesia dapat kembali meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Laporan KIC-Grant Thornton juga turut menyoroti bahwa Sulawesi dan Maluku akan terus merasakan manfaat dari sektor penambangan nikel serta kegiatan hilirisasinya.

Namun, kawasan Bali-Nusa Tenggara (Bali Nusra) menampilkan proyeksi pertumbuhan yang lebih lemah, hanya sebesar 3,1%. Meskipun sektor pariwisata telah mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19, Bali masih dihadapkan pada tantangan signifikan dalam upayanya untuk kembali ke level pra-pandemi.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, beberapa faktor menjadi penopang utama. Sektor penambangan nikel dan hilirnya di Sulawesi dan Maluku dipandang sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Sementara itu, potensi pariwisata yang belum sepenuhnya pulih di Bali menunjukkan bahwa pemulihan pascapandemi masih akan memerlukan waktu dan upaya yang lebih intensif.

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kuat di sebagian besar wilayah, diharapkan bahwa Indonesia dapat terus menarik investasi dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang vital. Namun, upaya pemulihan yang berkelanjutan, terutama di sektor pariwisata, menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh negeri.

Penulis: Willy Yashilva
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Standar Hidup Layak Orang Indonesia Naik Jadi Rp1,03 Juta per Bulan, Jakarta Tertinggi

BPS mencatat standar hidup layak nasional berdasarkan pengeluaran mencapai Rp1,03 juta per bulan, lebih rendah dibanding Jakarta yang sebesar Rp1,66 juta.

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat, Pertanda Kestabilan Ekonomi?

Survei konsumen BI menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap stabil pada level optimis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook