Meski telah menjadi perhatian di berbagai kalangan masyarakat, permasalahan sampah di Indonesia tampaknya masih menjadi masalah yang harus terus diurgensikan.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 36,22 juta ton timbulan sampah sepanjang 2022.
Jumlah tersebut meningkat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, total jumlah timbulan sampah berada pada angka 28,72 juta ton, meningkat pada 2020 dengan jumlah 29 juta ton, dan 29,76 juta ton pada 2021.
Dari total 36,22 juta ton timbulan sampah tahun 2022, sebanyak 17,79 juta ton telah tertangani atau terkelola dan sisanya masih belum tertangani dengan baik.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK), Gatot Hendrarto selaku Sekretaris Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, menegaskan bahwa kerja sama yang terintegrasi sangat diperlukan dalam permasalahan ini, “Sangat penting perlunya kerja sama untuk membudayakan sistem manajemen sampah secara terintegrasi, holistik dan terpadu,” ungkapnya.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah timbulan sampah terbanyak sepanjang tahun 2022 dengan total mencapai 5,65 juta ton. Disusul oleh Jawa Timur di peringkat kedua dengan jumlah 4,95 juta ton dan Jawa Barat di peringkat ketiga dengan jumlah 4,89 juta ton.
Adapun komposisi sampah berdasarkan jenis sampah terbanyak pada 2022 adalah sampah sisa makanan yang mewakili 40,38% komposisi jenis sampah terbanyak. Kemudian ada sampah plastik sebanyak 18,1%, dan sampah kayu atau ranting sebanyak 12,98%.
Sedangkan, komposisi sampah berdasarkan sumber sampah terbanyak berasal dari sampah rumah tangga yang mewakili 38,35% diantaranya. Diikuti oleh sampah pasar sebanyak 27,61%, sampah perniagaan sebanyak 14,45%, dan sampah kawasan sebanyak 6,23%.
“Dalam mengatasi hal ini, pola tradisional pengelolaan sampah: kumpul - buang - angkut harus segera ditinggalkan dan mulai mengubah perilaku dimulai dengan upaya pilah pilih sampah di rumah hingga gaya hidup 3R (reduce, reuse, recycle),” sambung Gatot.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Editor