Musim hujan di Indonesia sering kali dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit, mulai dari flu, batuk, hingga demam. Untuk menjaga kesehatan selama masa ini, banyak masyarakat beralih ke multivitamin guna memperkuat sistem imun.
“Kita tidak boleh mengabaikan pergantian cuaca panas ke cuaca hujan karena potensi penyebaran penyakit banyak, seperti virus sehingga kita perlu menjaga diri. Mengobati virus itu dengan menjaga imun pada tubuh,” tutur Ketua Umum Lembaga Akreditas Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia (LAMFI), Muhammad Makky Zamzami pada NU Online, Selasa (10/9/2024).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Snapcart pada Desember 2024 dengan melibatkan 830 responden secara online, hanya 41% responden yang mengonsumsi multivitamin dan melakukan suntik/infus immunodeficiency untuk menjaga kesehatan selama musim pancaroba.
Menariknya, banyak anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun lebih memilih multivitamin dalam bentuk tablet. Sebaliknya, mayoritas individu berusia 18-28 tahun lebih menyukai dalam bentuk gummy yang memiliki rasa manis.
Produk Multivitamin Favorit Masyarakat Indonesia
Orang Indonesia memilih 5 merek multivitamin yang dijadikan andalan, seperti Enervon-C menempati posisi teratas dengan 20%, diikuti oleh Imboost 19% dan Vitalong-C sebesar 18%. Sementara itu, produk You C1000 meraih 15% suara dan IPI sebesar 6%.
Beragamnya preferensi bentuk dan merek multivitamin mencerminkan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda sesuai usia, gaya hidup, dan ekspektasi manfaat kesehatan.
Namun, terdapat 52% responden yang mengungkapkan bahwa meskipun mereka tidak mengonsumsi multivitamin atau suntik booster selama musim hujan, mereka tetap berupaya menjaga kesehatan dengan mengonsumsi banyak vitamin dari sumber alami, seperti buah dan sayuran, serta menerapkan pola hidup sehat lainnya.
Alasan Masyarakat Indonesia Pilih Sumber Alami Dibandingkan Multivitamin
Sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung memilih sumber alami, seperti buah dan sayuran, dibandingkan multivitamin dalam menjaga kesehatan.
Hal ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa 53% responden merasa bahwa sumber alami lebih sehat dan bebas dari bahan tambahan kimia daripada produk multivitamin.
Selain itu, 18% responden menganggap bahwa harga sumber alami, seperti buah dan sayur, lebih terjangkau dibandingkan multivitamin yang sering kali dibanderol dengan harga tinggi.
Faktor lainnya, 17% mengatakan bahwa sumber alami lebih mudah untuk ditemukan di pasar offline maupun online, berbagai pilihan produk segar tersedia dengan harga yang bervariasi, sehingga lebih fleksibel untuk berbagai kalangan.
Meskipun multivitamin menjadi pilihan sebagian masyarakat, tetapi terdapat beberapa orang masih mengandalkan sumber alami, seperti buah dan sayur karena dianggap lebih sehat dan ekonomis.
Namun, untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, diperlukan edukasi terkait pola hidup sehat yang meliputi asupan multivitamin dan konsumsi sumber alami untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh, ini perlu untuk terus digalakkan.
Baca Juga: 10 Multivitamin Terpopuler 2024, Bisa Jadi Pilihan Utama Jaga Kesehatan di Cuaca Tak Menentu
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor