Persepsi Masyarakat terhadap Isu Lingkungan dan Sosial di Indonesia

Hasil survei Populix mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia ternyata lebih familiar terhadap isu lingkungan dibandingkan isu sosial.

Persepsi Masyarakat terhadap Isu Lingkungan dan Sosial di Indonesia Ilustrasi kepedulian terhadap lingkungan | SewCream/Shutterstock

Sebuah survei yang dilakukan oleh Populix pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia lebih familiar terhadap isu lingkungan dibandingkan isu-isu sosial dengan persentase sebesar 42 persen. Walaupun demikian, nampaknya masyarakat berpikir bahwa mereka telah membagi tanggung jawab yang setara terhadap kedua isu tersebut.

Beberapa bentuk kepedulian yang dilakukan masyarakat terhadap isu lingkungan dan sosial di antaranya dengan mengontrol kebiasaan sehari-hari, memilih lingkungan pertemanan yang positif, hingga mendukung perusahaan yang melakukan corporate social responsibility (CSR).

Di sisi lain, pengadaan CSR oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia berdampak terhadap tingkat konsumsi masyarakat akan produk dari perusahaan-perusahaan tersebut. Responden mengungkapkan bahwa pengadaan CSR terkait isu lingkungan memberikan dampak terhadap tingkat konsumsi merek sebesar 53 persen sementara itu isu sosial berdampak sebesar 47 persen.

Opini yang umumnya beredar di masyarakat terhadap perusahaan yang mengadakan CSR di antaranya ialah perusahaan memiliki rasa tanggung jawab untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat (47 persen), perusahaan peduli terhadap kondisi di tanah air (44 persen), perusahaan merasa membutuhkan dukungan pemerintah melalui pelaksanaan program CSR (41 persen), dan masih banyak lagi.

Pemanasan global dan polusi jadi isu lingkungan yang paling diperhatikan

Hasil temuan survei Populix menemukan bahwa terkait isu lingkungan, mayoritas responden paling memerhatikan masalah pemanasan global dan polusi. Sebesar 70 persen responden sadar akan adanya masalah pemanasan global dan di antara itu, 27 persen responden menunjukkan kepedulian terhadap isu pemanasan global.

Sementara itu, terkait masalah polusi persentase responden yang sadar lebih tinggi yakni sebesar 74 persen. Namun untuk tingkat kepedulian responden terkait masalah polusi sedikit lebih rendah dibandingkan pemanasan global yakni sebesar 26 persen.

Masalah pembuangan limbah menempati posisi berikutnya, di mana isu ini disadari oleh 66 persen responden dan persentase responden yang menunjukkan kepedulian terhadap masalah ini ialah sebesar 17 persen.

Selain itu, isu lingkungan lainnya yang banyak disadari oleh responden di antaranya ialah kelebihan penduduk, penggundulan hutan, penipisan sumber daya alam, penipisan lapisan ozon, berkurangnya keanekaragaman hayati, manipulasi genetik, pengasaman laut, dan hujan asam.

Di sisi lain, responden juga menyadari beberapa perusahaan di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Unilever menjadi perusahaan yang paling banyak dikenal program CSR lingkungannya oleh responden dengan raihan persentase sebesar 42 persen.

Perusahaan yang paling dikenal dengan program CSR lingkungannya oleh masyarakat tahun 2022 | GoodStats

Danone menyusul di posisi ke-2 dengan persentase sebesar 31 persen. Sementara itu, Adidas berada di posisi ke-3, Indofood di posisi ke-4, dan IKEA di posisi ke-5 dengan raihan persentase yang sama yakni sebesar 22 persen.

Secara berurutan di posisi ke-6 hingga ke-10 perusahaan yang paling dikenal akan program CSR lingkungannya ialah The Body Shop (19 persen), Starbucks (18 persen), Djarum Foundation (17 persen), Apple Inc (16 persen), Procter & Gamble (P&G) (12 persen).

Sementara itu, kekerasan seksual jadi isu sosial yang paling diperhatikan

Terkait isu sosial, responden mengungkapkan bahwa kekerasan seksual jadi isu sosial yang paling diperhatikan. Sebesar 72 persen responden sadar terkait adanya isu ini dan 27 persen di antaranya menunjukkan kepedulian terhadap kekerasan seksual.

Disusul oleh isu korupsi dengan persentase sebesar 77 persen responden sadar akan adanya masalah ini. Di antara responden yang sadar, sebesar 20 persen menunjukkan kepedulian terhadap isu korupsi di Indonesia.

Posisi berikutnya ditempati oleh isu kemiskinan, di mana sebesar 68 persen responden sadar terkait masalah ini dan 10 persen menunjukkan kepedulian terhadap isu kemiskinan. Masalah pengangguran menempati di posisi ke-4 dengan persentase kesadaran sebesar 63 persen dan tingkat kepedulian sebesar 9 persen diikuti kesenjangan sosial di posisi ke-5 dengan persentase sebesar 56 persen serta tingkat kepedulian responden sebesar 7 persen.

Beberapa isu sosial yang juga diperhatikan oleh responden di antaranya ialah kesenjangan hukum, kriminalitas, kenakalan remaja, rasisme, penyakit menular, aliran sesat, dan stunting.

Di sisi lain, Unilever kembali menjadi perusahaan yang paling dikenal responden akan program CSR sosial dengan raihan persentase sebesar 30 persen. Diikuti Indofood di posisi ke-2 dengan persentase sebesar 23 persen dan Danone di posisi ke-3 dengan persentase sebesar 20 persen.

Perusahaan yang paling dikenal dengan program CSR sosialnya oleh masyarakat tahun 2022 | GoodStats

Posisi ke-4 diikuti oleh Putera Sampoerna Foundation dan Mandiri di posisi ke-5 dengan persentase sama yakni sebesar 18 persen. Secara berurutan di posisi ke-6 hingga ke-10 diraih oleh Astra International (15 persen), Bank Central Asia (BCA) (14 persen), Sinarmas (12 persen), Sidomuncul (10 persen), dan Indosat Ooredoo Hutchison (8 persen).

Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

H-1 Pilkada, Simak Rekam Jejak Calon Kepala Daerah yang Terafiliasi Bisnis Energi Kotor

Laporan terbaru dari ICW (Indonesia Corruption Watch) mengungkapkan bahwa 17 calon kepala daerah memiliki afiliasi dengan bisnis energi kotor.

Perbedaan Pilihan Politik Generasi Z dan Baby Boomers: RK-Suswono vs Pramono-Rano

Generasi Z dan baby boomers memiliki preferensi berbeda dalam Pilkada 2024, dengan gen Z memilih RK-Suswono dan baby boomers memilih Pramono-Rano.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook