Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan manusia. Dengan adanya air bersih yang memadai, tingkat sanitasi masyarakat semakin baik. Diharapkan, dengan adanya hal tersebut maka tingkat kesehatan akan semakin meningkat dan memperbaiki kehidupan.
Kebutuhan air bersih juga terjadi di Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, Indonesia membutuhkan sumber air bersih yang banyak untuk menghidupi warga negaranya. Dalam data dari Direktur Pengembangan Air Minum PUPR, rumah tangga perkotaan di tanah air memiliki pemakaian air rata-rata di angka 144 liter perharinya. Mayoritas air ini digunakan untuk keperluan mandi sebesar 45% dari pemakaian air per individu.
Secara peraturan perundang-undangan, kebutuhan air bersih dijamin melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
Menjadi penting untuk menjamin keberadaan air bersih bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, demi memperbaiki keadaan sanitasi di tanah air.
Angka nasional air bersih tersalurkan terus meningkat dari tahun ke tahun
Sebuah data dirilis mengenai perkembangan angka air bersih yang disalurkan oleh perusahaan air bersih. Data ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2023. Dalam data tersebut, tercatat bahwa pada tahun 2021, air bersih yang tersalurkan telah mencapai 4,375,697 ribu meter kubik. Angka ini secara umum terpantau terus mengalami peningkatan sejak tahun 2013.
Pada tahun 2013, angka air bersih tersalurkan masih berada di angka 2,800,025 ribu meter kubik. Hal ini dapat terjadi berkat usaha dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Meskipun meningkat, peningkatan ini belum dapat dikatakan signifikan. Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin menyatakan bahwa akses air minum layak di tanah air masih berada di angka 90,78% pada 2021.
“Capaian sementara ini patut menjadi alarm bagi kita. Waktu yang tersisa menuju harus dioptimalkan untuk mendorong percepatan kinerja kita Bersama," kata Ma'ruf Amin dalam pemberitaan di Kompas.
Penyaluran air bersih terbanyak didominasi provinsi di Pulau Jawa
Dalam data lanjutan dari Badan Pusat Statistik (BPS), empat provinsi teratas penyaluran air bersih diisi seluruhnya oleh provinsi di Pulau Jawa. Dalam data tersebut, Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi yang teratas dengan angka 737,083 ribu meter kubik. Posisi kedua diisi oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 511,207 ribu meter kubik, dan DKI Jakarta dengan 495,417 ribu meter kubik.
Dalam 10 besar data, provinsi luar Pulau Jawa yang ada pada data ini adalah Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, serta Bali.
Instruksi presiden tentang air bersih di Indonesia
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengisiasi penerbitan inpres atau instruksi presiden yang membahas air minum. Menurutnya, dengan adanya regulasi tentang air minum, ditargetkan 10 juta sambungan rumah terpasang air minum melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024.
“Gap yang hampir 6,2 juta lah kita mau coba atasi pada tahun depan tanpa harus membangun air baku, karena kebetulan sumber airnya kita sudah punya,” kata Suharso Monoarfa dalam keterangan di Sekretariat Kabinet.
Dalam kesempatan lainnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga persediaan air demi menghadapi fenomena el nino. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar setelah mengikuti ratas (rapat terbatas) di Jakarta (10/2023).
"Intinya arahan dari Bapak Presiden ada tiga hal yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air," sebut Siti Nurbaya dalam Antara.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya