Setiap warga negara Indonesia yang telah menjadi peserta BPJS Kesehatan akan mendapatkan kartu dan dapat mengklaim atau menggunakan untuk berobat, baik di rumah sakit, klink kesehatan, atau puskesmas yang telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Adapun, BPJS Kesehatan tiap tahunnya mengeluarkan sejumlah dana untuk membantu membiayai perawatan kesehatan masyarakat. Dilaporkan, beban jaminan sepanjang tahun 2022 mencapai Rp113,47 triliun, di mana penyakit katastropik menyumbang proporsi terbanyak sekitar 28%.
Direktur BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan ada sebanyak 205,6 juta pemanfaatan oleh peserta BPJS Kesehatan. Kemudian, realisasi jumlah biaya untuk penyakit katastropik mencapai Rp24,06 triliun dengan total 23,27 juta kasus sepanjang tahun 2022.
“Memang penyakit katastropik masih menjadi beban biaya terbesar BPJS Kesehatan,” ujarnya dikutip dari Detik.com.
Lebih lanjut, terdapat sejumlah penyakit dengan pembiayaan tertinggi berdasarkan laporan tahunan BPJS Kesehatan pada 2022. Posisi pertama ditempati oleh penyakit jantung dengan total biaya mencapai Rp12,14 triliun. Jumlah tersebut berasal dari sebanyak 15,5 juta kasus yang diklaim memakai BPJS Kesehatan.
Penyakit kanker menduduki posisi kedua dengan beban biaya sebesar Rp4,5 triliun dari total 3,15 juta kasus. Kemudian, urutan ketiga ditempati oleh penyakit stroke yang menelan biaya sebanyak Rp3,24 triliun dengan 2,54 juta kasus.
Diikuti oleh penyakit gagal ginjal dengan klaim yang harus dibayarkan BPJS Kesehatan sepanjang 2022 sebesar Rp2,16 triliun dari total 1,32 juta kasus. Lalu, disusul oleh penyakit hemofilia dan talasemia dengan total biaya masing-masing mencapai Rp640 miliar dan Rp615 miliar.
Sementara itu, Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan Agustian Fardianto mengatakan bahwa total beban biaya penyakit katastropik di BPJS Kesehatan mencapai Rp10,1 triliun pada Kuartal I/2023.
“Penyakit jantung masih menduduki posisi pertama sebagai klaim terbesar di BPJS Kesehatan. Kasusnya mencapai 6,2 juta kasus dengan biaya sebesar Rp5,2 triliun,” tutur Ardi dikutip dari Kontan.co.id.
Masih mengutip Kontan.co.id, total beban jaminan kesehatan program JKN per Kuartal I/2023 telah mencapai Rp46,37 triliun. Ardi mengatakan, kinerja keuangan BPJS Kesehatan masih dalam kondisi sehat, di mana pembayaran klaim masih tepat waktu dan tidak ada kasus gagal bayar.
“Kinerja keuangan kami termasuk kategori sehat. Kami juga menerapkan kebijakan uang muka pelayanan kesehatan bagi rumah sakit untuk menjamin cashflow-nya, agar peserta BPJS Kesehatan bisa mendapat pelayanan yang berkualitas,” jelas Ardi.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya