Peningkatan Tren Penggunaan Baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) dalam Kendaraan Listrik

Berdasarkan laporan terbaru dari International Energy Agency yang dirilis dalam Global EV Outlook 2023, tren penggunaan baterai LFP telah meningkat signifikan.

Peningkatan Tren Penggunaan Baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) dalam Kendaraan Listrik Illustrasi baterai mobil listrik | Canva

Sejak ditemukannya teknologi kendaraan listrik, industri mobil telah mengalami evolusi yang signifikan dalam hal pengembangan baterai. Dari berbagai jenis baterai yang tersedia, baterai lithium iron phosphate (LFP) mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA) yang dirilis dalam Global EV Outlook 2023, tren penggunaan baterai LFP telah menguat secara signifikan, sementara popularitas baterai berbasis nikel mengalami penurunan.

Menurut data yang disajikan oleh IEA, pangsa pasar global baterai LFP meningkat secara mencolok dari 7% menjadi 27% selama periode 2018-2022. Sementara itu, baterai nikel kadar tinggi (high-nickel) mengalami penurunan dari 78% menjadi 66% dalam periode yang sama. Fenomena ini menunjukkan pergeseran yang substansial dalam preferensi industri terhadap jenis baterai tertentu.

Salah satu perusahaan yang memainkan peran kunci dalam meningkatnya popularitas baterai LFP adalah First Phosphate, sebuah perusahaan baterai yang berbasis di Kanada. First Phosphate telah mengidentifikasi sejumlah keunggulan yang dimiliki baterai LFP dibandingkan dengan baterai nikel.

Menurut perusahaan tersebut, baterai LFP terbuat dari 61% fosfat (PO4), 35% besi (Fe), dan 4% litium (Li). Keunggulan baterai LFP termasuk ramah lingkungan, tahan panas, daya tahan yang lebih tinggi, performa yang lebih efisien, dan harganya yang lebih terjangkau.

Salah satu faktor yang turut mendorong pertumbuhan penggunaan baterai LFP adalah permintaan yang meningkat dari produsen kendaraan listrik terkemuka, terutama dari China. Perusahaan seperti BYD, salah satu pemimpin dalam industri kendaraan listrik, telah menjadi salah satu pelopor dalam penggunaan baterai LFP dalam produk-produk mereka.

Selain itu, perusahaan mobil listrik terkenal lainnya, Tesla, juga telah melaporkan peningkatan signifikan dalam penggunaan baterai LFP dalam produksinya. Data dari IEA menunjukkan bahwa penggunaan baterai LFP dalam mobil listrik Tesla telah meningkat dari 20% pada tahun 2021 menjadi 30% pada tahun 2022.

Tidak hanya digunakan dalam kendaraan listrik, baterai LFP juga menemukan aplikasi luas dalam berbagai industri lainnya. Mereka digunakan dalam barang elektronik, menara telekomunikasi, fasilitas penyimpanan energi skala besar (power storage), dan bahkan dalam peralatan militer.

Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki baterai LFP dan meningkatnya permintaan dari industri kendaraan listrik dan sektor lainnya, tampaknya tren penggunaan baterai ini akan terus menguat di masa depan. Ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di seluruh dunia.

Penulis: Willy Yashilva
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Masuk Jajaran Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia 2023

Timah merupakan komoditas pertambangan yang memiliki banyak kegunaan. Lantas, negara mana saja yang menjadi produsen timah terbesar di dunia?

Harga Pasar Nikel Global Anjlok, Ulah Indonesia?

Penurunan harga tambang nikel dunia ini disebabkan oleh kelebihan pasokan nikel dari produsen nikel, salah satunya dari Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X