Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan persentase penduduk Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan dalam lima tahun terakhir. Data ini dipublikasikan oleh BPS melalui laporan tahunannya yang berjudul "Statistik Indonesia 2024" pada halaman resmi situsnya, Rabu (28/2/2024).
Adapun BPS mendefinisikan keluhan kesehatan sebagai keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan atau penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas, atau keluhan lainnya.
Secara lebih rinci, pada 2023 persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir mencapai angka 26,27%. Hal ini berarti sejak tahun 2019 atau dalam lima tahun terakhir ini, persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir telah turun sebesar 6,09%.
Provinsi dengan Persentase Tertinggi dalam Hal Penduduk yang Mengeluh Sakit
Meski persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir telah menurun pada 2023, namun tetap masih ada 15 provinsi di Indonesia yang memiliki angka persentase regional yang lebih tinggi dari rata-rata nasional. Bahkan, 5 provinsi dengan tingkat persentase tertinggi berada pada rentang angka di atas 30%.
Secara umum, provinsi yang berada di luar pulau Jawa mendominasi peringkat 10 besar provinsi dengan persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan tertinggi dalam sebulan terakhir. Di mana Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan angka persentase tertinggi pada 2023, yaitu mencapai 39,4%. Adapun angka ini selisih 13,13% dengan rata-rata nasional yang berada di angka 26,27%.
Selanjutnya, Gorontalo menempati peringkat kedua dengan persentase mencapai angka 35,35%. Diikuti dengan Kepulauan Riau (31,75%), Nusa Tenggara Timur (30,51%), Jawa Tengah (30,16%), Sumatera Barat (28,93%), Kepulauan Bangka Belitung (28,65%), Bengkulu (27,81%), Kalimantan Selatan (27,76%), dan Aceh (27,71%).
Di sisi lain, data provinsi Papua yang mencakup wilayah Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan tingkat persentase terkecil di Indonesia. Di mana persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir pada 2023 hanya mencapai angka 12,64%. Adapun angka ini lebih rendah 13,63% dibandingkan rata-rata persentase nasional.
Penduduk yang Melakukan Rawat Jalan Terus Menurun
Umumnya, seseorang yang mempunyai keluhan penyakit akan berkonsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat. Dengan memeriksakan kondisinya, barulah seseorang dapat dikatakan melakukan perawatan terhadap penyakitnya untuk proses penyembuhan. Meski perawatan ini merupakan hal positif, BPS mencatat adanya penurunan persentase penduduk yang mempunyai keluhan penyakit dan pernah melakukan rawat jalan dalam lima tahun terakhir.
Rawat jalan sendiri adalah upaya anggota rumah tangga yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah.
BPS mencatat, sebanyak 35,16% penduduk Indonesia mempunyai keluhan kesehatan dan pernah melakukan rawat jalan dalam sebulan terakhir pada 2023. Angka ini sebenarnya telah turun sebesar 15,32% dibandingkan data periode 2019. Meski demikian, masih ada 11 provinsi di Indonesia yang mempunyai angka persentase regional yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Bali menjadi provinsi dengan tingkat persentase tertinggi mengenai penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan pernah rawat jalan dalam sebulan terakhir pada 2023. Di mana lebih dari setengah penduduk Bali pernah mengeluh sakit dan melakukan rawat jalan, tepatnya angka persentasenya mencapai 53,08%. Meski demikian dalam lima tahun terakhir angka persentasenya telah turun sebesar 14,61%.
Selain itu, BPS juga mencatat Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan tingkat persentase terendah mengenai penduduknya yang mempunyai keluhan kesehatan dan pernah rawat jalan pada 2023. Angka persentasenya sendiri sebesar 19,28%, selisih 15,88% dibandingkan rata-rata nasional.
Alasan Penduduk yang Tidak Rawat Jalan
Meskipun sebanyak 26,27% penduduk Indonesia mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir pada 2023, tidak semua penduduk melakukan rawat jalan. Berikut adalah tujuh alasan utama masyarakat Indonesia tidak melakukan rawat jalan, meskipun mengeluh sakit.
Melakukan pengobatan sendiri menjadi alasan mayoritas penduduk Indonesia tidak melakukan rawat jalan meskipun mengeluh sakit, yang mana persentasenya mencapai 61,87%. Hal ini berarti sekitar 6 dari 10 orang Indonesia melakukan pengobatan sendiri terhadap keluhan kesehatannya.
Adapun BPS mendefinisikan "mengobati sendiri" sebagai upaya anggota rumah tangga untuk melakukan pengobatan dengan menentukan sendiri jenis obat yang akan diminum tanpa saran atau resep dari tenaga kesehatan.
Selanjutnya, sebanyak 34,43% penduduk Indonesia juga tidak melakukan rawat jalan meskipun mengeluh sakit karena merasa hal tersebut tidak perlu untuk dilakukan. Hasil ini diikuti dengan alasan lainnya (2,13%), tidak punya biaya berobat (0,7%), waktu tunggu pelayanan yang lama (0,38%), tidak ada biaya transportasi (0,24%), dan tidak ada sarana transportasi (0,09%).
Penulis: Nur Aini Rasyid
Editor: Iip M Aditiya