PBB Belum Bisa Kumpulkan Cukup Dana buat Atasi Kelaparan, Bakal Jadi Masalah Besar Lagi?

PBB gagal dalam mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan, bahkan dana yang terkumpul tidak sampai 50% dari anggaran yang diajukan.

PBB Belum Bisa Kumpulkan Cukup Dana buat Atasi Kelaparan, Bakal Jadi Masalah Besar Lagi? Ilustrasi Permasalahan Kelaparan | Pixabay

PBB baru-baru ini menyatakan bahwa mereka belum berhasil mengumpulkan dana yang cukup untuk membantu masyarakat yang dilanda kelaparan. Jumlah orang yang kelaparan atau mengalami kesulitan hidup di seluruh dunia terus meningkat, sementara jumlah dana yang disumbangkan oleh negara-negara terkaya di dunia malah terus menurun.

Dana yang Terkumpul oleh PBB

PBB hanya bisa mengumpulkan dana 46% dari total anggaran yang diajukan | GoodStats

Dikutip dari VOA Indonesia, PBB baru berhasil mengumpulkan dana untuk sekitar 60% dari 307 juta orang yang diperkirakan akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun depan. Ini berarti bahwa pada tahun 2025, 117 juta orang tidak akan menerima makanan atau bantuan lainnya.

Tidak terpenuhinya anggaran yang diajukan oleh PBB ini akan memengaruhi beberapa kebijakan PBB dalam memberikan bantuan. Dikutip dari Reuters, hal ini bisa memengaruhi WFP atau World Food Program yang terletak di Suriah. Semula, WFP menargetkan untuk membantu paling tidak 6 juta orang, tetapi karena kondisi ini WFP harus memangkas target dan hanya bisa membantu sekitar 1 juta orang.

Selain pengurangan kuota dalam pemberian bantuan, mau tidak mau PBB juga harus mengurangi jatah bantuan untuk menyesuaikan dengan dana yang ada. Hal ini sudah pasti sangat disayangkan. Padahal pemberantasan kelaparan merupakan poin pertama dalam Sustainable Development Goals atau SDGs yang menargetkan zero hunger pada tahun 2030. 

Negara-Negara Paling Kelaparan 2024

Indeks menunjukkan masih ada negara yang dilanda kelaparan kategori bahaya | GoodStats

Somalia menjadi negara dengan indeks kelaparan global tertinggi dengan angka 44,1. Somalia bersama dengan beberapa negara lain yaitu Yaman, Republik Chad, dan Madagaskar masih mengalami kelaparan dalam kategori bahaya.

Global Hunger Index mengkategorikan indeks kelaparan menjadi beberapa jenis. Angka lebih kecil dan sama dengan 9,9 termasuk kategori rendah, 10,0-19,9 termasuk kategori menengah, 20,0-34,9 termasuk kategori serius, 35,0-49,9 termasuk kategori bahaya, dan angka diatas dan sama dengan 50,0 termasuk kategori sangat berbahaya. 

Dari sumber yang serupa, terdapat total 38 dari 136 negara yang masuk ke dalam kategori serius dan bahaya. Artinya ada 27,9% negara di dunia yang masih menderita akibat kelaparan.

Penyebab Kurangnya Dana

Kegagalan PBB dalam mengumpulkan dana sesuai anggaran disebabkan karena banyaknya negara besar yang mulai mengurangi dana bantuannya.

Salah satu donatur terbesar seperti Jerman juga mengurangi jumlah bantuannya kepada PBB. Selain dari itu, beberapa negara dengan kekuatan ekonomi yang besar seperti China dan India juga tidak banyak berkontribusi. Kesenjangan ini yang menjadi alasan sulit terpenuhinya bantuan kemanusiaan.

Komitmen beberapa negara juga mulai dipertanyakan, sebut saja Amerika Serikat. Dikutip dari Reuters, rangkaian program kerja yang terkandung dalam Project 2025 yang disusun oleh pendukung Donald Trump menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan hanya melanggengkan perang karena membuat sebuah pemerintah malas berubah. 

Saat kampanye, Trump menyampaikan bahwa ia tak begitu mendukung rencana tersebut. Tetapi pada akhirnya sekarang ia menempatkan beberapa orang yang berperan besar dalam penyusunan Project 2025 dalam kabinet. Ini merupakan bentuk ketidakkonsistenan pemerintah Amerika Serikat. 

Perlu dipahami bahwa isu kelaparan adalah permasalahan global, bukan hanya tanggung jawab satu atau dua negara saja. Mengingat masalah ini sudah dirumuskan dalam pembangunan keberlanjutan atau SDGs, maka sudah semestinya setiap negara, terutama negara anggota PBB, untuk saling bergandengan tangan memperkuat komitmennya dalam meningkatkan bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Indeks Kelaparan Indonesia Tahun 2023 Tertinggi Kedua di ASEAN

Penulis: Aurellia Angelie
Editor: Editor

Konten Terkait

Daftar Kecelakaan Pesawat 2024, Jeju Air Puncaknya

Insiden Jeju Air menutup 2024 dengan duka yang mendalam.

Rusia Tembakan Rudal Ke Ukraina, Eskalasi Konflik Besar Imbas dari Serangan Ukraina

Rusia pada tanggal 13 Desember 2024 menjatuhkan rudal di seluruh wilayah Ukraina, membuat beberapa wilayah Ukraina mengalami padam listrik.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook