Ateis atau pandangan yang menolak dan tidak percaya akan keberadaan Tuhan atau entitas ilahi kini kian populer dan semakin umum. Menurut Julian Baggini dalam bukunya Atheism in History (2021), banyak manusia yang tidak percaya pada Tuhan sejak dulu. Namun, paham atheisme baru muncul sebagai sistem kepercayaan yang terbuka pada abad ke-17 dan 18.
Banyak yang mendefinisikan dirinya sebagai ateis cenderung kepada filosofi sekuler seperti humanisme, rasionalisme, dan naturalisme. Popularitas ateis juga sering dikaitkan dengan kemajuan ekonomi.
Dilansir dari CNBC Indonesia, studi dari Universitas Bristol mengungkapkan bahwa jumlah kehidupan yang tidak berdasarkan agama menyumbang hingga 40% pada perkembangan ekonomi global di tahun 1990-an.
Penelitian dari Mississipi State University and West Virginia University juga mengungkapkan variabel ateis dan agnostik berkorelasi positif pada kewirausahaan produktif. Salah satu faktor hasil positif itu dikarenakan sejumlah orang memilih menghabiskan waktu untuk berbisnis, bukan melakukan ibadah.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Gallup International Association (GIA) di 61 negara yang mencakup dua pertiga populasi di dunia, sebanyak 16% orang di dunia tidak percaya akan adanya Tuhan.
Survei juga menunjukkan bahwa Asia sekali lagi merupakan wilayah dengan jumlah Ateis terbanyak, dengan negara-negara seperti Jepang, Republik Ceko, Swedia dan Vietnam tercatat sebagai negara yang paling tidak religius.
Hal ini sejalan dengan penemuan dari Pew Research Center’s, di mana menurut data dari Pew Research Center’s Religious Compotion by Country, Republik Ceko merupakan negara dengan penduduk Ateis terbanyak yaitu mencapai 78,4% pada tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa dua pertiga penduduk di Republik Ceko tidak percaya akan Tuhan.
Selain Republik Ceko, Korea Utara juga mencatatkan jumlah penduduk ateis yang cukup tinggi yaitu mencapai 71,3% .
Dapat dilihat bahwa dari negara yang memiliki penduduk ateis terbanyak, hampir separuh atau bahkan lebih dari separuh penduduk dari negara-negara itu tidak percaya akan ada nya Tuhan, dan dari 10 negara, 5 diantaranya merupakan negara yang ada di Asia.
Negara yang mencatatkan populasi ateis yang cukup banyak juga rata-rata merupakan negara maju. Negara-negara maju seringkali memiliki masyarakat yang lebih terbuka terhadap keragaman dan pluralisme dalam hal agama, etnisitas, dan budaya. Ini dapat mengarah pada penurunan pentingnya keyakinan agama dalam identitas individu.
Namun, hal ini tidak selalu dapat dikaitkan satu sama lain karena banyak faktor yang dapat menyebabkan fenomena ini terjadi.
Penulis: Icen Ectefania Mufrida
Editor: Iip M Aditiya