Menyoal Kasus Malaria dan DBD Akibat Nyamuk

Nyamuk. Hewan kecil yang mengganggu ini ternyata menjadi hewan pembunuh nomor satu untuk manusia. Malaria dan DBD terus memiliki korban setiap tahunnya.

Menyoal Kasus Malaria dan DBD Akibat Nyamuk Ilustrasi Nyamuk | Unsplash/ekamelev

Bumi adalah sebuah planet yang luas dan belum sepenuhnya tereksplorasi. Sementara itu, sejak zaman Paleolitikum manusia memang sudah sepenuhnya hidup berdampingan bersama hewan, baik itu mamalia berukuran besar hingga serangga dengan ukuran tubuh yang kecil.

Menurut data dari Far & Wide, jika dilihat berdasarkan jumlah kematian yang dialami oleh manusia, nyamuk menjadi hewan paling berbahaya di dunia. Menurut catatan Far & Wide, nyamuk diperkirakan telah membunuh satu juta orang selama tahun 2022. Disusul ular dan anjing yang masing-masing diperkirakan telah membunuh 100 ribu dan 30 ribu orang di tahun 2022. 

Nyamuk bukanlah hewan yang mampu membunuh secara instan, dampak nyamuk kepada manusia cenderung lambat. Gigitan nyamuk tertentu bisa menyebabkan manusia terjangkit penyakit. Nyamuk Aedes Aegypti yang menggigit manusia bisa menyebabkan DBD (Demam Berdarah Dengue). Sementara, nyamuk Anopheles yang menggigit manusia bisa menyebabkan manusia terjangkit malaria. 

Berdasarkan data terbaru WHO (World Health Organization) dalam laporan yang berjudul World Malaria Report 2022, wilayah Afrika adalah wilayah dengan kasus malaria tertinggi setiap tahunnya. Sejak tahun 2015, jumlah kasus malaria di Afrika selalu tinggi dan menjadi outliers jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di seluruh bagian dunia. Di tahun 2021, WHO mencatat ada 234 ribu orang di Afrika yang terjangkit malaria. 

Jika diperingkatkan, Asia Tenggara menjadi wilayah nomor dua dengan kasus malaria tertinggi setelah Afrika pada setiap tahunnya.

Sementara itu, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan RI melalui laporan yang berjudul “Profil Kesehatan Indonesia”, kasus malaria cenderung lebih tinggi dari DBD di tahun 2021. Tercatat, ada 304.607 orang yang terjangkit malaria di tahun 2021. Sementara, ada 73.518 orang yang terjangkit DBD di tahun yang sama. 

Berdasarkan laporan tahunan Kementerian Kesehatan, Papua menjadi provinsi dengan kasus malaria tertinggi di tahun 2021 yang mencapai angka 275.243 orang. Disusul di bawahnya oleh Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat dengan total kasus masing-masing di angka 9.419 dab 7.628 orang. 

Untuk DBD, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus DBD tertinggi di tahun 2021. Total kasus DBD di Jawa Barat berada di angka 23.959 orang. Disusul di bawahnya oleh Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan masing-masing kasus di angka 6.760 dan 4.468 orang.

Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Seluk Beluk Kebiasaan Menabung dan Pengelolaan Keuangan Anak Muda: Sudahkah Cerdas Finansial?

Kurangnya disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%) menjadi hambatan utama anak muda dalam menabung, mencerminkan tantangan dalam mengelola keuangan.

Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02, masuk kategori tinggi menurut data BPS.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook