Mengupas Data Ragam Dukungan dalam Pengasuhan Anak Indonesia

Selain peran ibu, partisipasi ayah di rumah tangga menjadi sumber utama dukungan pengasuhan anak di Indonesia.

Mengupas Data Ragam Dukungan dalam Pengasuhan Anak Indonesia Ilustrasi orang tua dan anak | Emma Bauso/Pexels

Kehadiran orang tua kerapkali dianggap sebagai fondasi utama dalam kehidupan dan tumbuh kembang anak. Tirto menggarisbawahi bahwa pengasuhan anak adalah kewajiban moral orang tua. Pengasuhan ini meliputi upaya memenuhi segala kebutuhan anak, baik fisik maupun emosional, agar anak tumbuh berkembang dengan optimal.

Meskipun begitu, dalam kesibukan modern, banyak orang tua yang dihadapkan pada dilema sulit. Di antaranya untuk mengutamakan karier atau mengabdikan diri sepenuhnya untuk mengasuh anak. Ketika pilihan jatuh pada yang pertama, seringkali muncul pertanyaan mengenai kepada siapa anak-anak harus dititipkan.

World Bank Group dalam rilisnya bertajuk The Care Economy in Indonesia: A Pathway for Women’s Economic Participation and Social Well-being membagikan persentase pembagian peran pengasuhan di antara orang tua. Di antaranya preferensi sumber dukungan pengasuhan anak untuk ibu.

Ayah Jadi Sumber Utama Dukungan Pengasuhan Anak

Survei Household Caregiver buatan World Bank berfokus terutama pada tanggapan para ibu, yang terdiri dari total 2.942 responden. Terdapat total 3.601 anak dalam sampel pada rentang usia 0-72 bulan. Di mana di sini, kehadiran ayah mendominasi pilihan pertama ibu dalam mengasuh anak-anak mereka.

Partisipasi ayah jadi sumber paling utama dalam mengasuh anak | Goodstats
Partisipasi ayah jadi sumber paling utama dalam mengasuh anak | Goodstats

67,7% anak-anak berdasarkan responden ibu mengandalkan partisipasi ayah di rumah sebagai bentuk dukungan pengasuhan. Anggota keluarga di rumah atau anggota rumah tangga, maupun yang bukan juga turut membantu pengasuhan anak. Masing-masing mengasuh 25,5% dan 15,5% anak.

Ada pula 19,3% di antara anak-anak yang dititipkan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sedangkan dukungan pengasuhan dari orang lain yang bukan anggota keluarga jadi yang paling tidak diajukan, yakni 2,6% saja.

Variasi Pengasuhan Anak di Indonesia

Meskipun memiliki kesamaan pada urutan preferensi sumber dukungan pengasuhan anak, persentase pengaturan pengasuhan anak cukup bervariasi di wilayah Jawa dan luar Jawa. Terlihat dari bagaimana 25,8% anak bersekolah di lembaga PAUD di Jawa dan hanya 12,2% di luar Jawa.

Lembaga PAUD jauh lebih populer di wilayah Jawa untuk mengasuh anak | Goodstats
Lembaga PAUD jauh lebih populer di wilayah Jawa untuk mengasuh anak | Goodstats

Pola yang sama juga terlihat di pilihan bukan anggkota keluarga di rumah untuk mengasuh. Di mana di Jawa sebanyak 20,7% anak diasuh oleh mereka. Sedangkan di luar Jawa segmen ini hanya dijadikan pilihan 10% anak dari responden ibu.

Sementara itu, partisipasi ayah tetap mendominasi baik di wilayah Jawa maupun luar Jawa. Sama halnya dengan asuhan dari yang bukan anggota keluarga. Masing-masing berada di angka lebih dari 65% untuk partisipasi ayah dan kurang dari 4% untuk partisipasi bukan anggota keluarga.

Ketergantungan pada anggota keluarga rumah tangga untuk membantu mengasuk anak lebih banyak di wilayah Jawa dengan total pengasuhan 28,3% anak. Begitu pula di luar Jawa, sebanyak 21,9% anak diberi dukungan pengasuhan oleh anggota keluarga di rumah.

Perlu diketahui bahwa setiap anak berhak diasuh oleh orang tua. Akan tetapi, hal-hal yang mengharuskan pengalihan dan dukungan pengasuhan anak juga dapat terjadi. Dalam hal ini, pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi untuk mengatur mekanisme pengasuhan anak, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pengasuhan Anak.

Baca juga: Sebagian Besar Anak PAUD di Indonesia Mengalami Kerawanan Pangan

Penulis: Anbiya Mina Scuderia
Editor: Editor

Konten Terkait

Kebiasaan Olahraga Anak Muda 2024: Seberapa Sering dan Apa Saja Tantangannya?

Survei menunjukkan bahwa 37,1% anak muda berolahraga secara rutin seminggu sekali, dengan 55,1% menganggap cuaca dan kondisi lingkungan sebagai hambatan utama.

Seluk Beluk Kebiasaan Menabung dan Pengelolaan Keuangan Anak Muda: Sudahkah Cerdas Finansial?

Kurangnya disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%) menjadi hambatan utama anak muda dalam menabung, mencerminkan tantangan dalam mengelola keuangan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook