Membandingkan Ranking Gregoria dengan Semifinalis Tunggal Putri Olimpiade 2024

Di peringkat BWF, Gregoria Mariska ada di posisi ke-8. Meski begitu, performanya membaik paksa jawara An Se Young bermain rubber di semifinal Olimpiade Paris

Membandingkan Ranking Gregoria dengan Semifinalis Tunggal Putri Olimpiade 2024 Gregoria Mariska Tunjung, Atlet Bulu Tangkis Indonesia pada Olimpiade 2024 | NOC Indonesia

Capaian pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung menyudahi kekhawatiran seluruh pihak akan nihilnya perolehan medali Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Pemain ini sah dinyatakan berhak atas medali perunggu, sekaligus menempatkan Indonesia di tabel medali sementara.

Gregoria berhasil menyabet medali usai Carolina Marin dari Spanyol mundur di pertandingan perebutan medali perunggu. Ia mengundurkan diri karena cedera di tengah pertandingan saat semifinal melawan He Bing Jiao dari Tiongkok. Perolehan medali ini dinyatakan sah oleh Badminton World Federation (BWF).

"BWF dapat mengonfirmasi bahwa pertandingan perebutan medali perunggu tunggal putri pada hari Senin, 5 Agustus tidak akan berlangsung. Medali perunggu akan diberikan kepada Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia," tulis keterangan resmi yang diunggah BWF.

Walau Diluar 5 Besar BWF, Tapi Bisa Naik Podium!

Peringkat sementara BWF World Ranking tunggal putri, 30 Juli 2024 | GoodStats

Di semifinal Olimpiade Paris 2024, Gregoria bertanding melawan An Se Young dari Korea Selatan. An Se Young bukanlah pemain biasa. Dia adalah pemain dengan peringkat nomor satu di tabel BWF World Rankings, dengan perolehan 109,8 ribu poin. Perbandingan poin dengan Gregoria tampak jauh dengan selisih 37 ribu poin.

Meskipun terpaut jauh dari sisi peringkat, Gregoria masih mampu memberikan perlawanan apik di laga tersebut. Bahkan, pemain kelahiran Wonogiri ini mampu unggul di babak pertama dengan skor 11-21 hanya dalam waktu 18 menit saja.

Namun di babak berikutnya, Gregoria tampak kesulitan membaca pergerakan lawan yang berubah dibanding pada babak pertama. Pertandingan berakhir dengan kemenangan An Se Young melalui rubber set.

"Akan tetapi dengan pola yang dia ubah, saya rasa itu tidak bisa membuat saya nyaman. Saya terlalu lama untuk adjust-nya, sementara di game kedua dia sangat nyaman dengan pola yang dia inginkan," kata Gregoria dalam Liputan6.

Pada semifinal satunya adalah laga antara Carolina Marin dari Spanyol melawan He Bing Jiao dari Tiongkok. Secara peringkat BWF, Carolina Marin lebih unggul dengan bercokol di urutan ke-4 (88,7 ribu poin), dibanding He Bing Jiao yang berada di posisi ke-9 dengan perolehan 71,5 ribu poin.

Sayang sekali, Carolina Marin memutuskan mundur karena cedera lutut mendadak saat babak kedua. Ia dinyatakan tidak lolos ke final, serta dinyatakan tidak akan bemain pada laga perebutan medali perunggu.

Jadi Ajang Pembuktian Bagi Gregoria

Nama Gregoria pun otomatis berjajar dengan sesama peraih medali bulu tangkis tunggal putri tanah air. Dalam sejarah Indonesia, pemain legenda peraih medali-medali tersebut antara lain Susi Susanti, Mia Audia, dan Maria Kristin Yulianti.

"Tentunya puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yah, atas kehendaknya atas ridhonya juga, setelah sekian lama kita tidak dapat medali di tunggal putri sekarang alhamdulillah Jorji bisa dapat medali perunggu," kata Gregoria mengutip Kemenpora.

Prestasi Gregoria ini juga menjadi akhir dari penantian 16 tahun tanpa medali di sejarah tunggal putri Indonesia di Olimpiade. Sebelumnya, tunggal putri nyaris tidak dijadikan tumpuan utama prestasi Indonesia di kancah dunia.

Menurut pelatih tunggal putri PBSI Herli Djaenudin, perolehan medali bagi Gregoria menjadi momen pemain tunggal putri ini untuk menunjukkan bukti prestasi di Olimpiade.

"Target saya memang medali, kita tidak berpikir apa, yang penting medali dulu, karena lihat dari ranking di atas dia masih banyak. Ini jadi ajang pembuktian Jorji," papar Herli dalam Kompas.

Baca juga: Kilas Balik Performa Indonesia di Olimpiade Sejak 1992

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Aksesoris Terbaik untuk Menunjang Kegiatan Olahraga

Pelindung lutut hingga smartwatch menjadi aksesoris penunjang olahraga pilihan warga Indonesia.

Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah Piala Asia Futsal 2026!

Setelah sabet juara Piala AFF Futsal 2024, Indonesia ditunjuk jadi tuan rumah di level AFC. Sepertinya masa emas futsal tanah air mulai terasa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook