Indonesia kini tengah dihebohkan dengan kebocoran jutaan data pribadi yang diperjualbelikan di forum jual-beli data ilegal di Internet. Seorang anggota platform Breached Forums (website jual beli ilegal di internet) bernama Bjorka baru-baru ini membagikan beberapa hasil retasan data rahasia masyarakat di Indonesia, yakni nomor provider pelanggan Indihome, rahasia instansi negara, hingga data beberapa pejabat penting di Indonesia.
Lembaga riset Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) memperkirakan Bjorka telah membocorkan 679.180 data dokumen kepresidenan, termasuk surat-surat dari Badan Intelijen Negara (BIN) dengan label “dokumen rahasia”. Tentu ini merupakan jumlah yang fantastis untuk mempertanyakan berapa keuntungan yang didapatkan oleh seorang hacker.
Sejalan dengan Data Breach Investigation Report 2022 (DBIR), ada beberapa motif yang melatarbelakangi seorang hacker gemar melakukan jual-beli di pasar gelap.
Dari seluruh kasus pembobolan data global yang tercatat DBIR pada 2021, sebanyak 96 persen kasus dilatarbelakangi motif finansial. Lalu kemudian disusul dengan alasan protes sosial atau hacktivism (3 persen) , sekadar bersenang-senang (2 persen), hingga dendam pribadi (1 persen).
Berdasarkan data Dark Web Price Index 2021 oleh Privacy Affairs, penjahat siber menghasilkan cukup banyak keuntungan dari data pribadi yang diretas. Tidak main-main, jumlahnya bisa mencapai 5,500 dollar AS atau sekitar Rp 82 juta untuk satu data. Terdapat berbagai bentuk data pribadi yang dijual di dark web.
Lalu berapa harga penjualannya?
1. Kloning Kartu Kredit dan Data Pemegang Kartu
Pada Desember 2021, ditemukan sekitar 4,5 juta kartu kredit dijual di Dark Web. Produk yang dijual sangat beragam mulai dari informasi detail pemilik kartu kredit dengan limit puluhan juta, data log in akun bank digital, kloning kartu kredit Mastercard lengkap dengan PIN.
Lalu kemudian terdapat juga penjualan data kode Card Verification Code (CVV), yakni tiga digit angka terakhir yang ada di belakang kartu kredit yang berasal dari berbagai negara seperti Israel, Spanyol, Amerika Serikat, Inggris Kanada, dan Australia.
Harga rata-rata termahal dijual untuk produk informasi detail kartu kredit dengan saldo limit 5,000 dolar AS atau sekitar Rp74.4 Juta, dijual dengan harga 240 dolar AS atau senilai Rp3.5 juta.
Sementara itu, harga terendah dijual untuk informasi data kartu pribadi di Inggris lengkap dengan kode CVV yang dijual seharga 20 dolar AS atau senilai Rp297.960 satu kartu.
2. Akun Aplikasi Pembayaran
Informasi detail akun aplikasi pembayaran, Paypal dengan minimal saldo 1.000 dolar dijual seharga 2.000 dolar AS. Sedangkan, transfer dari akun Paypal dengan saldo 1.000 dolar AS - 3.000 dolar AS akan dikenakan biaya 340 dolar AS.
Selain itu, pelanggaran hanya perlu membayar 200 dolar AS untuk mendapatkan informasi login 50 akun Paypal. Satu akun Cashapp terverifikasi dijual seharga 1,000 dolar AS. Lalu kemudian terdapat aplikasi pemrosesan pembayaran yang terbaru, yakni akun Stripe terverifikasi dengan payment gateway dijual senilai 1,000 dolar AS.
3. Akun Kripto
Media jual beli aset digital yang tengah digandrungi oleh masyarakat dunia juga turut diretas oleh para hacker dan dijual bebas di pasar gelap.
Mulai dari akun Kraken yang dijual seharga 250 dolar AS, Cex.io 170 dolar AS, hingga akun Coinbase 120 dolar AS. Namun, harga-harga tersebut terlihat mengalami penurunan harga hingga lebih dari 50 persen jika dibandingkan penjualan tahun lalu.
4. Akun Media Sosial dan Hiburan
Berbagai akun sosial media dan hiburan lengkap dengan pin dan jumlah followers dijual oleh peretas di dark web. Akun netflix dengan masa sewa 1 tahun menjadi yang termahal dijual seharga 25 dolar AS. Aplikasi editing Canva Pro dijual seharga 6 dolar per akun.
Selain itu, rata-rata harga jual database yang berisi 10 juta alamat email Amerika Serikat dijual senilai 120 dolar AS. 600 ribu akun email masyarakat New Zealand dijual seharga 110 dolar AS, dan 2,4 juta akun email Kanada dijual dengan harga 100 dolar AS.
5. Scan Dokumen dan Salinan Fisik
Harga jual dokumen paspor menjadi salah satu barang termahal di forum pasar gelap. Para pembeli dapat mengubah data di dalamnya menyesuaikan dengan keinginan pelanggan. Dengan demikian, para pembeli dapat mendapat dokumen palsu tampak resmi.
Dokumen paling mahal dijual untuk data scan Surat Izin Mengemudi (SIM) Alberta, Kanada seharga 165 dolar AS atau sekitar Rp2.45 juta. Harga dokumen paspor Rusia dipatok dengan harga 100 dolar AS atau sekitar Rp1.5 juta. Sementara itu, ID palsu fisik Amerika Serikat dijual senilai 120 dolar AS atau Rp1.8 juta.
Selain dokumen pribadi, pasar gelap juga menyediakan penjualan uang kertas palsu yang dilengkapi dengan jaminan uji pena UV. Biasanya, uang kertas palsu berkualitas tinggi ini akan membebani pembeli dengan harga sekitar 30 persen dari nilai nominalnya.
Pembelian dokumen palsu yang menyertakan foto selfie dengan pemiliknya juga menjadi pembelian berharga lainnya. Foto tersebut biasanya digunakan sebagai pemalsuan kartu SIM pribadi.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya