Melihat Sejarah Capaian Medali Bulu Tangkis yang Tidak Pernah Absen, Selalu Masuk Tiga Besar

Indonesia gagal membawa pulang medali dari cabang olahraga (cabor) andalan, bulu tangkis di Asian Games 2022. PBSI diminta untuk evaluasi

Melihat Sejarah Capaian Medali Bulu Tangkis yang Tidak Pernah Absen, Selalu Masuk Tiga Besar Ilustrasi perolehan medali tim putri dalam Badminton Asia Team Championships (BATC) 2022 / PBSI

Indonesia gagal membawa pulang medali dari cabang olahraga (cabor) andalan, bulu tangkis di Asian Games 2022.

Pesta Olahraga Asian yang dilaksanakan pada 23 September – 8 Oktober 2023 di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok menjadi saksi kekalahan Indonesia di cabor yang selalu menjadi kebanggaan. Kekalahan ini disebut-sebut menjadi sejarah terburuk Indonesia sejak cabor bulu tangkis mulai dipertandingkan di Asian Games pada 1962.

Pesta Olahraga Asian atau Asian Games merupakan ajang multiolahraga yang diselenggarakan tiap empat tahun oleh Dewan Olimpiade Asia dan diikuti oleh atlet-atlet dari seluruh kawasan Asia yang telah terdaftar. Hingga saat ini, berbagai cabor olahraga telah diikuti dan berbagai medali juga telah didapatkan oleh kontingen Indonesia. Bulu tangkis menjadi salah satu cabor yang tidak pernah absen dalam menyumbang medali.

Sejak tahun 1998, Indonesia tidak pernah absen dalam merebut medali emas. Prestasi tersebut membuat Indonesia selalu mentereng menjadi tiga besar pemenang cabang bulu tangkis, bersama Tiongkok dan Korea Selatan.

Tahun 2006 lalu, Indonesia berhasil membawa 1 emas, 1 perunggu, dan 2 perak yang menjadikan Indonesia sebagai juara kedua, setelah Tiongkok. Posisi tersebut juga kembali didapatkan pada 2014 dengan perolehan 2 emas, 1 perunggu, dan 1 perak.

Kekalahan atlet bulu tangkis di Asian Games XIX ini jelas menuai kekecewaan dan kemarahan publik. Berbagai tokoh, mulai dari mantan atlet bulu tangkis Hariyanto Arbi hingga Mulyo Handoyo selaku mantan pelatih Taufik Hidayat turut memberikan komentar. Keduanya meminta agar PBSI melakukan evaluasi secara serius.

“Semuanya harus dievaluasi mulai dari manajemen, kepelatihan. Ini harus semuanya harus dievaluasi karena kan gak ada medali sama sekali,” ujar Mulyo Handoyo, Jumat (6/10), dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) menargetkan tiga emas di pertandingan ini. Akan tetapi, PBSI terpaksa harus meminta maaf kepada masyarakat atas kekecewaan yang dirasakan akibat kekalahan yang dialami para atlet.

"Saya atas nama tim bulutangkis Indonesia meminta maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) dan seluruh masyarakat Indonesia atas kegagalan ini. Hasil ini tanggung jawab saya sesebagai Kabid Binpres," ucap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres), Rionny Mainaky, Sabtu (7/10), dikutip dari CNN Indonesia.

Seperti yang sudah diketahui, di awal pertandingan nomor beregu putri telah kalah telak dari China 0-3 di perempat final, sedangkan regu putra kalah 1-3 dari Korea Selatan di fase yang sama. Saat itu, Indonesia masih ada harapan atas kemenangan di nomor perorangan. Akan tetapi, nomor perorangan juga ditutup oleh Gregoria Mariska Tunjung dengan kekalahan melawan Jepang di perempat final, Kamis (5/10).

Penulis: Aslamatur Rizqiyah
Editor: Editor

Konten Terkait

Gegap Gempita ASEAN Para Games 2023, Siapa Koleksi Gelar Terbanyak?

Sejak pertama kali digelar pada 2001 lalu, Thailand masih mendominasi sebagai kontingen dengan perolehan juara umum terbanyak, yakni 6x

Klasemen Medali Emas SEA Games 2023 Berdasarkan Cabor Olimpiade

Hasilnya, posisi tiga besar masih diduduki oleh negara yang sama, yakni Vietnam (75 emas), Thailand (61 emas), dan Indonesia (45 emas)

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X