Berbicara mengenai investasi, tren investasi pada masyarakat Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya besar dalam perbincangan saja, tetapi juga turut berdampak pada pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pada 2021 lalu terjadi peningkatan jumlah investor di pasal modal sebesar 74,15 persen. Yang menarik, angka ini didominasi oleh generasi muda dengan usia di bawah 30 tahun.
Berangkat dari hal tersebut, lembaga survei Jakpat merilis temuan survei yang telah mereka laksanakan pada 4-6 Juli lalu dengan melibatkan total 2.411 responden. Survei yang diberi tajuk "2022 Investment Trend" ini berusaha mendeskripsikan produk investasi yang dikelola mayoritas masyarakat Indonesia, pola investasi responden, hingga mencari platform investasi yang paling sering dipakai masyarakat Indonesia.
Dalam pengantar laporannya, Jakpat menyebut ragam platform investasi yang hadir kini semakin memudahkan investor untuk berinvestasi. Oleh karenanya, Jakpat berusaha untuk menyajikan tren investasi di kalangan responden secara nasional.
"Selain pertumbuhan jumlah investor, saat ini juga tersedia berbagai platform investasi. Hal ini dapat memudahkan investor terutama investor pemula untuk memilih platform mana yang mudah digunakan dan cocok untuk mereka," tulis Jakpat dalam pengantar laporannya (4/8).
"Tidak hanya platform investasi tertentu, kini masyarakat juga bisa berinvestasi melalui marketplace dan e-wallet yang sudah terpasang di ponsel pintar mereka. Dalam laporan ini, Jakpat akan menyajikan tren investasi di kalangan responden Jakpat secara nasional," sambungnya.
Pada salah satu bagian surveinya, Jakpat turut membahas mengenai preferensi instrumen yang secara rutin dipakai tiap generasi. Terdapat tiga generasi yang menjadi sampel, antara lain gen x (lahir tahun 1965-1980), gen milenial (lahir tahun 1981-1997), dan gen z (lahir tahun 1998-2010).
Meskipun secara garis besar terdapat kesamaan dalam pemilihan instrumen investasi, tetapi tiap generasi baik gen x, milenial, hingga gen z sama-sama memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mengelola preferensi instrumen investasi mereka.
Emas dan perhiasan jadi favorit gen x, deposito di posisi dua
Temuan survei membuktikan bahwa mayoritas generasi x atau yang lahir pada tahun 1965-1980 memilih emas dan perhiasan sebagai instrumen investasi favoritnya. Hal itu dibuktikan dengan persentase pemilih sebanyak 41 persen responden.
Deposito berada di posisi kedua dengan angka 28 persen dan mata uang kripto di posisi ketiga dengan angka 26 persen. Properti dan tabungan emas/logam mulia masuk ke dalam lima besar dengan persentase masing-masing 24 dan 22 persen.
Sementara itu, reksa dana jadi pilihan terbanyak keenam dengan persentase 21 persen. Adapun saham dipilih sekitar 11 persen responden, mata uang asing dan forex di posisi selanjutnya dengan persentase 10 persen.
Instrumen yang paling sedikit dipilih mayoritas gen x antara lain investasi dalam bisnis (9 persen), pinjaman peer to peer (8 persen), barang berharga tinggi (6 persen), dan obligasi (5 persen).
Instrumen barang berharga tinggi paling jarang dilirik generasi milenial
Serupa dengan gen x, mayoritas generasi milenial juga lebih memilih emas dan perhiasan sebagai instrumen pilihan dalam berinvestasi. Hal itu dibuktikan dengan angka pemilih dengan persentase 41 persen responden.
Namun, reksa dana menjadi pilihan terbanyak kedua untuk generasi milenial dengan persentase 27 persen, diikuti oleh mata uang kripto (25 persen), deposito (24 persen), dan tabungan emas/logam mulia (24 persen) di posisi lima besar.
Adapun instrumen yang paling jarang dilirik mayoritas generasi milenial antara lain barang bernilai tinggi (5 persen), pinjaman peer to peer (6 persen), obligasi (6 persen), forex (6 persen), mata uang asing (8 persen), dan investasi bisnis (8 persen).
Reksa dana jadi instrument favorit gen z
Berbeda dengan favorit dua generasi pendahulunya, hasil survei membuktikan bahwa mayoritas gen z lebih tertarik dalam berinvestasi melalui instrumen reksa dana. Hal itu dibuktikan dengan angka pemilih dengan persentase 36 persen.
Emas dan perhiasan berada di posisi dua dengan persentase 33 persen, disusul saham, kripto, tabungan emas/logam mulia, dan deposito dengan persentase masing-masing 24 persen, 21 persen, 19 persen, dan 18 persen.
Sementara itu, lima instrumen yang paling jarang dilirik gen z antara lain pinjaman peer to peer (6 persen), forex (7 persen), obligasi (8 persen), barang bernilai tinggi (8 persen), dan mata uang asing (9 persen).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya