Melihat Perilaku Gen Z dalam Merayakan Pernikahan, Lebih Suka Pesta Mewah atau Sederhana?

Gen Z yang lebih menyukai pesta pernikahan sederhana berada pada angka 39 persen, sementara yang lebih menyukai pesta besar-besaran berada pada angka 30 persen.

Melihat Perilaku Gen Z dalam Merayakan Pernikahan, Lebih Suka Pesta Mewah atau Sederhana? Ilustrasi pesta pernikahan di Indonesia | hamdillery/Shutterstock

Berbicara mengenai pernikahan, saat ini tengah muncul fenomena baru di media sosial khususnya Twitter dan TikTok terkait gaya hidup anak muda yang memilih menikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Biaya dan persiapan menikah di KUA yang dianggap lebih terjangkau dan praktis ketimbang mengadakan pesta di rumah membuat banyak orang tertarik akan tren ini.

Beberapa kaum muda yang tertarik akan fenomena ini merasa urgensi mengadakan pesta pernikahan mewah dianggap tidak terlalu penting, khususnya terkait biaya. Dengan kata lain, anggaran yang disiapkan untuk mengadakan pesta pernikahan bisa dialokasikan ke ragam instrumen lain di kehidupan setelah pernikahan.

Selain itu, mengadakan pesta pernikahan secara besar-besaran dinilai juga akan menghabiskan banyak waktu untuk melakukan ragam persiapan teknis yang seharusnya dapat digunakan ke dalam ragam urusan rumah tangga lain pascapernikahan lainnya.

Fakta-fakta tersebut ternyata diperkuat oleh riset yang dilakukan IDN Media melalui lembaga risetnya, IDN Research Institute saat bekerja sama dengan Populix pada laporan "Indonesia Gen Z Report 2022" yang dirilis September 2022 lalu. IDN Media mengungkapkan, 39 persen Gen Z (lahir pada tahun 1997-2012) lebih menyukai pesta pernikahan yang sederhana dan intim, ketimbang pesta besar-besaran.

Perspektif Gen Z dalam merayakan pesta pernikahan | GoodStats

Meskipun selisih persentasenya tidak terlalu jauh, Gen Z yang lebih menyukai pesta pernikahan sederhana berada pada angka 39 persen, sementara yang lebih menyukai pesta besar-besaran berada pada angka 30 persen. Sementara itu, 31 persen sisanya memilih menjawab netral.

Pernikahan di Indonesia merupakan urusan keluarga, bukan pasangan semata

Dalam laporannya, IDN Media membahas angka netral yang cukup besar ini dipengaruhi karena kultur pesta penikahan di Indonesia yang disebut tidak hanya urusan kedua pasangan, tetapi juga keluarga besar. Selain itu, IDN Media juga menyebut bahwa pesta pernikahan sederhana lebih disukai oleh Gen Z dari kelas sosial ekonomi bawah.

"31 persen mengatakan mereka netral tentang hal ini, yang dapat dimengerti bahwa pernikahan di Indonesia kadang-kadang merupakan urusan keluarga, bukan milik pasangan dan sikap ambivalen Gen Z tentang pernikahan," tulis IDN Media dalam laporannya (29/9).

"Gen Z dari kelas sosial ekonomi bawah cenderung ke pesta pernikahan yang intim, sementara mereka dari kelas sosial ekonomi atas dan menengah condong ke perayaan besar. Mungkin, karena kelas sosial ekonomi yang lebih rendah paling terpengaruh oleh krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, sehingga mereka mengurangi biaya yang tidak perlu seperti perayaan pernikahan," lanjutnya.

Lebih lanjut, IDN Media menjelaskan bahwa pandemi covid-19 juga turut memengaruhi preferensi pesta pernikahan masyarakat Indonesia karena pembatasan saat covid-19 lalu secara drastis membatasi jumlah tamu dalam sebuah acara. Pragmatisme dan kebutuhan turut berperan dalam keputusan untuk menyelenggarakan pernikahan yang lebih sederhana.

Usia ideal untuk menikah bagi mayoritas Gen Z Indonesia: 25 ke atas

Tak hanya soal preferensi model pesta pernikahan, langkah tepat perihal usia untuk mantap memutuskan pernikahan juga tengah jadi sorotan diskusi kaum muda di Indonesia saat ini. Dalam laporan yang sama, IDN Media mengungkapkan bahwa 53 persen Gen Z usia antara 21-24 tahun mengatakan umur 26-30 tahun adalah usia ideal mereka dalam memutuskan untuk menikah.

Usia ideal menikah menurut Gen Z | GoodStats

Sementara itu, terdapat 42 persen Gen Z dengan kelompok umur yang sama menganggap umur 21-25 tahun sebagai usia ideal mereka untuk menikah. IDN Media menganalisis, opsi ini wajar dipilih mengingat usia Gen Z masih terhitung muda dan perlu melakukan banyak hal lain terlebih dahulu sebelum mantap memutuskan untuk menikah.

"Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa Gen Z masih sangat muda, dengan 48 persen responden (laporan ini) berusia antara 15 dan 20 tahun (remaja akhir) dan 52 persen berusia antara 21 dan 24 tahun (dewasa muda). Di usia ini, Gen Z masih belajar dan memulai karier yang menjadikan memiliki keluarga sendiri sebagai langkah jauh dalam tonggak sejarah hidup mereka," kata IDN Media

Selain itu, ekonomi juga dianggap sebagai salah satu alasan pernikahan dianggap kurang memiliki prioritas oleh Gen Z. Terlebih pada masa pandemi covid-19 yang telah menghambat pendidikan dan karier mereka, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi karena Indonesia mengalami kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen pada tahun 2020 dan secara relatif bertumbuh lebih lambat sebsar 3,69 persen pada tahun selanjutnya.

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Tren Pengeluaran Gen Z: 75% Habiskan Gaji untuk Makanan

Sekitar 75% responden mengalokasikan gaji mereka untuk membeli makanan, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Survei GoodStats: Masyarakat Nilai Pemerintah Masih Buruk dalam Hadapi Masalah Sampah

Survei GoodStats menunjukkan bahwa sebanyak 49,5% masyarakat menilai kinerja pemerintah dalam menangani masalah sampah masih buruk.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook