Melihat Penilaian Masyarakat terhadap Kinerja Anggota Parlemen, Seberapa Puas?

Bagaimana perspektif masyarakat luas terhadap kinerja anggota parlemen kita saat ini?

Melihat Penilaian Masyarakat terhadap Kinerja Anggota Parlemen, Seberapa Puas? Kompleks Gedung MPR & DPR-RI | Haris Purwa/Shutterstock

Kontestasi pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia tinggal menghitung bulan. Tepat pada 14 Februari 2024 mendatang, seluruh masyarakat Indonesia yang telah memiliki kartu identitas akan memilih pasangan presiden dan wakil presiden baru, serta anggota parlemen terkait untuk periode lima tahun ke depan.

Selain memilih presiden dan wakil presiden, anggota parlemen yang akan dipilih oleh masyarakat Indonesia pada Pemilu 2024 mendatang antara lain anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Sebagai wakil rakyat, anggota parlemen memiliki peranan penting untuk membela ragam kepentingan rakyat di dalam sistem pemerintahan. Namun, bagaimana perspektif masyarakat luas terhadap kinerja anggota parlemen kita saat ini?

Beberapa waktu lalu, Litbang Kompas melakukan survei mengenai perspektif masyarakat Indonesia terhadap citra dan kinerja anggota DPR saat ini. Mewawancara sebanyak 506 responden dari 34 provinsi di Indonesia, Litbang Kompas mengeklaim survei ini memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan nirpencuplikan penelitian kurang lebih di angka 4,36%.

Yang menjadi sorotan ada pada pertanyaan utama survei ini, yakni mengenai kepuasan masyarakat terhadap kinerja anggota DPR. Ternyata, mayoritas masyarakat atau sekitar 76,2% responden menilai tidak puas dengan kinerja anggota DPR-RI.

Kepuasan masyarakat terhadap kinerja anggota DPR | GoodStats

Persentase masyarakat yang puas hanya berada di angka 18,8% dan yang tidak menjawab berada di angka 5%. Lebih-lebih, mayoritas masyarakat menganggap anggota DPR saat ini lebih pantas disebut wakil partai politik (43,8%) dibanding wakil rakyat yang hanya dipilih sekitar 21,9%.

DPR sebagai wakil rakyat | GoodStats

Lebih lanjut, ada sekitar 25,9% responden juga yang menganggap anggota DPR saat ini merupakan representasi dari ketua umum partai. Tak berhenti di sana, mayoritas responden juga menganggap anggota DPR saat ini lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya atau partai politik (84,1%) dibandingkan kepentingan publik (10,1%).

Kepentingan yang dibela anggota DPR | GoodStats

"Performa anggota DPR yang masih ditempatkan oleh responden sebagai kekuatan yang masih mengutamakan kepentingan partai politiknya dibandingkan dengan kepentingan rakyat memang tidak lepas dari kinerja lembaga legislatif yang masih jauh dari harapan publik," tulis Kompas dalam laporannya, Senin (15/5).

"Hal ini makin menegaskan bagaimana posisi anggota legislatif memang tidak bisa lepas dari kebijakan partai politik. Ada kesenjangan yang terjadi antara harapan pemilih yang ingin wakil rakyat yang dipilihnya memperjuangkan kepentingan pemilih dan realitas di lapangan di mana anggota legislatif yang terpilih justru lebih dekat dengan kepentingan elite partai politiknya," lanjut Kompas.

Di tengah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja anggota DPR yang sedang berada di angka yang mengkhawatirkan ini, tentu akan berdampak pada tren memilih masyarakat pada Pemilu legislatif 2024 mendatang. Apakah akan mengalami penurunan, atau justru timbul harapan baru dari sosok-sosok baru?

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook