Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri membuat pengakuan lugas bahwa ia tidak memiliki handphone (telepon genggam). Hal ini disampaikan dalam sambutan pada peresmian sekretariat baru DPP Merah Putih di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024).
"Saya enggak punya HP lho, tahu enggak kenapa saya enggak punya HP? Karena saya adalah orang yang paling disadap di Indonesia," ungkap Megawati sebagaimana dilansir Kompas.
Status tanpa punya telepon seluler Presiden Indonesia kelima ini merepresentasikan sekitar 32,5% warga Indonesia yang tidak memiliki ponsel, kelompok umur 65 tahun ke atas paling banyak tidak memiliki handphone.
Lebih jauh, pada kesempatan tersebut Megawati juga menuturkan kebingungannya. Dia bertanya-tanya, mengapa telepon genggamnya dulu sering disadap pihak lain. Namun, ia tidak mengungkapkan lebih jauh pihak-pihak mana yang melakukan tindakan tersebut.
"Keren toh? Kayak James Bond. Enggak percaya? Tanya sana dah, sama tukang-tukang sadap," ujarnya. Megawati berkisah, ketika mulai kesal dia sering menghubungi pihak yang menyadapnya tersebut.
Sebelumnya, Megawati yang juga menjabat Wakil Presiden Indonesia kedelapan, pernah menyampaikan hal sama. Saat itu dia sedang memberi arahan kepada calon anggota legislatif PDI-P, di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Awalnya, Megawati menyampaikan tentang dunia yang terus berkembang melalui teknologi. Membuat anak-anak muda kian melek dengan kondisi tersebut. Namun demikian, ia tidak mau ikut-ikutan perkembangan.
"Saya manusia di Indonesia ini yang paling disadap. Ngapain capek-capek bawa HP," katanya, dikutip Kompas. Akibatnya, Megawati sempat dianggap kurang pergaulan (kuper) oleh cucunya. Tidak terima, ia balik menceramahi cucunya agar tidak selalu bergantung pada ponsel.
Gambaran Kepemilikan Telepon Genggam di Indonesia
Sikap Megawati Soekarnoputri untuk tidak mau memiliki dan menggunakan handphone, bukanlah sesuatu yang luar biasa di Indonesia. Di tengah membanjirnya produk ponsel dan penetrasi internet yang semakin luas, kepemilikan gawai masih berkisar 67% dari populasi.
Sejumlah data yang dihimpun Badan Statistik Indonesia (BPS) mengenai proporsi individu yang menguasai atau memiliki telepon genggam menarik untuk disimak.
Kepemilikan Telepon Genggam di Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi individu yang menguasai atau memiliki telepon genggam di Indonesia terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Dalam lima tahun terakhir, terjadi pergerakan naik dari proporsi individu pada 2019 sebesar 63,53%, menjadi 67,29% di tahun 2023. Angka terakhir ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan 2022 sebesar 67,88%
Kepemilikan Telepon Genggam Menurut Jenis Kelamin
Badan Pusat Statistik (BPS) juga menghimpun data berkenaan dengan proporsi individu yang menguasai atau memiliki telepon genggam menurut jenis kelamin di Indonesia.
Sajian data BPS mengungkapkan gambaran bahwa kepemilikan telepon genggam lebih banyak dimiliki laki-laki daripada perempuan. Kepemilikan ponsel oleh laki-laki mencapai 71%, sementara perempuan sebesar 62%
Kepemilikan Telepon Genggam Menurut Kelompok Umur
Untuk data ini, Badan Pusat Statistik (BPS) membagi proporsi individu yang menguasai atau memiliki handphone dalam empat kategori umur, yakni di bawah 15 tahun, 15-24 tahun, 25-64 tahun, dan 65 tahun ke atas.
Data-data tahun 2023 yang dimiliki BPS ini memberikan gambaran bahwa proporsi individu yang menguasai atau memiliki ponsel terbanyak berada dalam kategori umur produktif berkarya.
Kelompok usia yang terbanyak dalam kepemilikan handphone berasal dari kategori umur 15-24 tahun sebesar 92,14%, disusul kelompok usia 25-64 tahun sebanyak 74,80%.
Dua kelompok umur lainnya, yang berada di urutan ketiga dan keempat adalah kategori usia di bawah 15 tahun sebanyak 36,99% dan kepemilikan ponsel kelompok umur 65 tahun ke atas sebesar 26,87%.
Penulis: Ang Tek Khun
Editor: Editor