Mahasiswa dan Pelajar Jadi Penerima Rusun Terbanyak di Indonesia

Menurut Kementerian PUPR, mayoritas penerima rusun di Indonesia adalah mahasiswa/pelajar dengan persentase 56,78% pada tahun 2021

Mahasiswa dan Pelajar Jadi Penerima Rusun Terbanyak di Indonesia Ilustrasi rumah susun (rusun) di kawasan Ibu Kota | Wisnu Alis Munandar/Shutterstock

Rumah merupakan kebutuhan primer tiap manusia. Guna memenuhi kebutuhan tempat tinggal layak huni, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Perumahan meluncurkan beberapa program pembangunan rumah dan bantuan pembangunan sarana prasarana perumahan. Ini termasuk pembangunan rumah susun.

Rumah susun (rusun) adalah gedung bertingkat tinggi yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dan masing-masing dapat dimiliki serta digunakan terpisah, terutama difungsikan sebagai hunian.

Pembangunan rusun di Indonesia menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman di daerah perkotaan dengan tingkat kepadatan yang tinggi serta ketersediaan lahan yang terbatas.

Berdasarkan publikasi tahunan Kementerian PUPR, ada sebanyak 56.639 unit rusun yang telah dibangun sejak tahun 2015 hingga 2021. Sementara, penerima rusun terbanyak berasal dari kalangan mahasiswa atau pelajar dengan proporsi mencapai 56,78% di tahun 2021.

Proporsi penerima rusun terbanyak di Indonesia pada tahun 2021 menurut Kementerian PUPR | Goodstats

Diikuti oleh aparatur sipil negara (ASN) dengan persentase sebanyak 13,23%. Adapun, proporsi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya sebanyak 13,23%. Kemudian, pekerja jadi penerima paling sedikit, yakni sebesar 1,48%.

Jika dilihat berdasarkan sebarannya, Jawa Tengah menjadi provinsi yang memiliki rusun terbanyak, yaitu mencapai 1.042 unit pada tahun 2021. Disusul oleh Jawa Timur dan Jawa Barat dengan jumlah masing-masing sebanyak 761 unit dan 649 unit.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut, anggaran program perumahan untuk masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Perumahan mencapai Rp6,98 triliun pada tahun 2023. Anggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk program pembangunan rusun, rumah khusus (rusus), bantuan rumah swadaya dan prasarana, sarana serta utilitas (PSU) yang dikhususkan untuk perumahan MBR di seluruh Indonesia.

"Anggaran bidang perumahan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perumahan pada tahun 2023 sebesar Rp 6,98 Triliun," ujar Basuki saat memberikan penjelasan pada Rapat Kerja Komisi V DPR, Selasa (17/1) lalu.

Lebih lanjut, terdapat beberapa program perumahan yang akan dilaksanakan pada tahun 2023, yakni pembangunan rusun sebanyak 5.379 unit senilai Rp2 triliun. Rusun yang akan dibangun antara lain, Rusun Yayasan Al Muslim Peusangan di Aceh, Ponpes Ali Baharudin di Sumatera Utara, RSUD Raden Mattaher di Jambi, dan lainnya.

"Adanya program perumahan seperti Program Sejuta Rumah diharapkan juga mampu mengurangi jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) sekaligus mendorong investasi di sektor properti," harap Basuki.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Apa Pendapat Publik Soal Putusan MK Atas Sengketa Pemilu 2024?

Dalam beberapa survei, opini publik soal sengketa Pemilu 2024 menunjukkan keberagaman. Salah satu latar belakang yang berpengaruh adalah pilihan di Pemilu lalu.

Menormalisasi Skincare bagi Kaum Pria

Tidak hanya wanita, skincare dibutuhkan oleh semua kalangan, termasuk laki-laki. Bahkan penggunaan skincare justru lebih dibutuhkan oleh laki-laki.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X