Status literasi digital Indonesia pada tahun 2022 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,5 dari tahun sebelumnya, yakni 3,49 menjadi 3,54. Skor tersebut menunjukkan bahwa literasi digital nasional masih berada di dalam kategori sedang.
Hal tersebut dilaporkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam laporannya bertajuk Status Literasi Digital di Indonesia 2022 bersama dengan Katadata Insigt Center (KIC). Pengukuran indeks tersebut menggunakan empat pilar, yakni kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethic), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture).
Pengukuran indeks literasi digital nasional ini dilakukan melalui survei tatap muka yang dilaksanakan pada periode bulan Agustus-September 2022. Total respondennya mencapai 10.000 orang dengan penentuan survei menggunakan multistage random sampling pendekatan home visit di area survei.
Survei literasi digital nasional dilakukan sejak tahun 2020 dan terus berlanjut hingga kini. Survei ini berguna untuk mengetahui dan memenuhi target literasi digital masyarakat dan strategi yang efektif untuk memberikan literasi digital.
“Hasil survei ini menjadi pijakan bagi kami dalam melakukan pemetaan target sasaran serta pemetaan kebutuhan literasi digital masyarakat, agar Program Nasional Literasi Digital dapat dieksekusi secara efektif dan tetap sasaran,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan pada Rabu, (1/2) lalu.
Menghitung indeks literasi digital nasional empat pilar
Terdapat empat pilar yang digunakan dalam pengukuran indeks literasi digital. Pilar pertama yaitu digital skill, yang naik 0,08 poin menjadi 3,52 pada tahun 2022. Salah satu indikator yang mengalami kenaikan pada pilar ini adalah kemampuan untuk mengunduh file dengan skor indeks 3,81 poin. Sedangkan, indikator yang paling rendah ialah kemampuan dalam mencari informasi benar atau salah dengan skor 3,25.
Mengutip hasil survei, pola pada pilar digital skill tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Namun, ada indikator yang tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu indikator penyesuaian cara berkomunikasi yang baik mengalami penurunan menjadi 3,81 pada 2022 dari 3,82 di tahun sebelumnya.
Selanjutnya, ada pilar digital ethics yang skornya tercatat mengalami kenaikan signifikan dan paling besar di antara pilar lain. Terdapat beberapa indikator yang menyumbang kontribusi atas kenaikan skor pilar ini, seperti indikator mengajak orang untuk tidk berkomentar negatif (skor 4,07) dan tidak membagikan hasil tangkapan layar di media sosial (skor 3,97).
Kemudian, terdapat pilar digital safety, yang menjadi salah satu pilar dengan kenaikan paling sedikit. Menurut laporan, sebagian besar kontribusi datang dari indikator terbiasa membuat kata sandi yang aman dengan kombinasi angka, huruf, dan tanda baca (skor 3,48). Sedangkan, kontribusi paling sedikit berasal dari indikator kemampuan dalam membedakan isi surel yang berisi pesan spam/virus/malware dengan indeks 2,66.
Pilar terakhir adalah digital culture. Pilar ini tercatat menjadi satu-satunya pilar yang skor indeksnya menurun dari tahun sebelumnya. Namun, skor indeks dalam pilar ini secara umum masih menjadi yang tertinggi di antara yang lain.
Indikator yang paling besar di pilar ini adalah penyesuaian cara berkomunikasi yang baik antara dua belah pihak dan pertimbangan perasaan khalayak yang berasal dari agama lain dengan skor indeks masing-masing senilai 3,49 poin.
Yogyakarta dan Kalbar menjadi provinsi dengan skor indeks literasi digital terbesar
Secara geografis, survei menyebut bahwa wilayah Indonesia Barat secara umum lebih unggul dalam literasi digital dibanding wilayah lainnya. Sementara, Indonesia Tengah merupakan daerah dengan skor literasi digital paling rendah. Adapun, Indonesia Barat unggul pada pilar digital ethics dan digital culture, sedangkan Indonesia Timur unggul dengan digital skill dan digital safety.
Jika dilihat berdasarkan provinsi, Yogyakarta menjadi provinsi dengan skor indeks literasi digital paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Pada tahun sebelumnya, Yogyakarta juga menempati peringkat pertama.
Meskipun berhasil menduduki posisi pertama, namun skor indeks literasi Yogyakarta terlihat menurun, yakni dari 3,71 poin pada tahun 2021 menjadi 3,64 poin di tahun 2022. Ini juga terjadi pada provinsi Kalimantan Barat dari skor 3,68 menjadi skor 3,64.
Adapun, kenaikan dengan skor tertinggi dialami oleh Maluku Utara (kenaikan 0,36), Riau (kenaikan 0,27), Kalimantan Selatan (kenaikan 0,36). Sedangkan daerah dengan penurunan tertinggi berada pada provinsi Kap. Bangka Belitung (penurunan 0,36), Gorontalo (penurunan 0,26), dan Sulawesi Barat (penurunan 0,24).
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya