Lansia Indonesia: Kondisi Kesehatan Makin Membaik dan Tren Pilihan Pengobatan

Kondisi kesehatan lansia Indonesia makin membaik dari tahun ke tahun, kondisi ekonomi pengaruhi pilihan pengobatan walaupun mayoritas suka berobat sendiri.

Lansia Indonesia: Kondisi Kesehatan Makin Membaik dan Tren Pilihan Pengobatan Ilustrasi Lansia di Pelayanan Kesehatan | Unsplash

Indonesia sedang menuju ageing population atau generasi yang menua. Hal ini ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah lansia, bahkan per tahun 2023 persentase lansia sudah mencapai 11,75% dari jumlah penduduk.

Generasi yang menua ini sebenarnya dapat menjadi bonus demografi kedua, jika lansia-lansia ini dalam kondisi sehat dan masih aktif walaupun kondisi fisiknya sudah pasti tidak sekuat saat mereka ada di usia produktif.

Melansir laman GoLantang, bonus demografi kedua adalah kondisi saat suatu negara memiliki persentase populasi lansia yang besar namun tetap dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian. Tentunya lansia yang masih dapat berkontribusi dalam perekonomian adalah lansia yang sehat.

Kondisi Kesehatan Lansia Indonesia dari Tahun ke Tahun

Persentase lansia Indonesia yang sakit dan alami keluhan kesehatan terus menurun tiap tahunnya, indikasi pembangunan kesehatan lansia yang baik di Indonesia untuk mempersiapkan populasi menua di masa depan
Lansia Indonesia semakin sehat dari tahun ke tahun, ditunjukkan oleh persentase lansia alami keluhan kesehatan dan sakit yang menurun | GoodStats

Melansir dari publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023 dari BPS, persentase lansia yang sakit dan mengalami keluhan kesehatan semakin menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Lansia yang mengalami keluhan kesehatan turun sebesar 9,59% di tahun 2023 bila dibandingkan dengan tahun 2019.

Sementara lansia yang sakit di tahun 2023 menurun sebanyak 6,48% dibandingkan tahun 2019. Ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan lansia Indonesia semakin baik setiap tahunnya karena semakin sedikit lansia yang sakit maupun mengalami keluhan kesehatan. Ini juga mengindikasikan semakin baiknya pembangunan kesehatan lansia di Indonesia.

Lansia Indonesia Lebih Suka Pengobatan Sendiri

Mayoritas lansia Indonesia lebih suka berobat sendiri dibandingkan berobat jalan atau kombinasi keduanya jika mengalami sakit atau keluhan kesehatan. Hanya sedikit lansia Indonesia yang memilih tidak berobat sama sekali.

Mayoritas lansia memilih berobat sendiri jika sakit atau alami keluhan kesehatan, namun lansia dengan tingkat ekonomi lebih tinggi lebih terbuka untuk berobat jalan dan kombinasi walaupun mayoritas masih memilih berobat sendiri
Lansia lebih memilih mengobati sendiri jika alami keluhan kesehatan | GoodStats

Melihat dari faktor ekonomi, lansia dengan kondisi ekonomi yang lebih baik menunjukkan persentase memilih rawat inap yang lebih tinggi walaupun masih lebih memilih untuk berobat sendiri. Melansir dari BPS, baik lansia dengan distribusi pengeluaran 40% terbawah, 40% menengah, maupun 20% teratas lebih memilih untuk berobat sendiri dengan persentase masing-masing 57%, 52,4% dan 46,21%.

Menurut Novita dalam Jurnal Al Tamimi Kesmas, lansia penderita rematik lebih suka melakukan pengobatan mandiri dengan memakai jamu-jamuan yang diolah sendiri. Para lansia ini merasa bahwa jamu lebih aman untuk dikonsumsi walaupun memberikan efek pengobatan yang lebih lama. Pengobatan mandiri ini dilakukan jika keluhannya ringan. Jika keluhan kesehatan sudah dirasa berat, maka para lansia ini akan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Banyak lansia yang berobat sendiri karena merasa keluhan kesehatannya tidak begitu berat, sehingga tidak merasa perlu untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.

Semakin baik tingkat ekonomi rumah tangga lansia, semakin besar persentase yang melakukan rawat jalan serta kombinasi rawat jalan dengan pengobatan mandiri walaupun pengobatan mandiri masih lebih disukai. Hal ini dikarenakan lansia dengan distribusi pengeluaran 20% teratas mampu untuk membiayai biaya berobat agar mendapatkan diagnosa yang tepat dari tenaga kesehatan sehingga lansia dengan tingkat ekonomi lebih baik juga dapat mengakses tindakan pengobatan yang lebih baik pula.

Melansir dari Jurnal Frontiers in Public Health, lansia yang lebih kaya memiliki akses yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan mulai dari layanan pencegahan hingga perawatan jangka panjang sehingga memiliki kesehatan yang lebih baik.

Baca Juga: Beban Lansia Indonesia: Bekerja Keras di Usia Senja Akibat Pendidikan Rendah

Penulis: Shofiyah Rahmatillah
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook