Ada Potensi Kekeringan Ekstrem di Jawa, Daerah Mana yang Terparah?

Yogyakarta menjadi daerah yang paling berpotensi mengalami kekeringan ekstrem, mencapai 13,92%

Ada Potensi Kekeringan Ekstrem di Jawa, Daerah Mana yang Terparah? Ilustrasi sawah yang kering | 9Witgiggs

Dilansir dari CNNIndonesia, jurnal berjudul The Spatial Distribution of a Comprehensive Drought Risk Index in Java, Indonesia yang terbit pada 21 Juli lalu mencatat bahwa daerah di pulau jawa memiliki potensi alami kekeringan ekstrem.

Jurnal yang ditulis oleh salah satu Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin dan kawan-kawan memperhitungkan faktor iklim dan non-iklim dalam pengembangan Indeks Risiko Kekeringan atau Drought Risk Index (DRI).

"Dalam publikasi terbaru kami tentang kekeringan, kami membuat indeks risiko kekeringan di Jawa dengan mempertimbangkan aspek iklim dan 10 aspek non-iklim . Hasilnya, banyak kecamatan memiliki risiko kekeringan tinggi," kata Erma Yulihastin dalam cuitannya di Twitter dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (2/8).

Dalam riset ini pada faktor iklim, peneliti menggunakan pendekatan indeks bahaya kekeringan atau drought hazard index (DHI) menurut data curah hujan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 1991-2020. Dari pendekatan ini, nantinya akan diketahui penghitungan indeks kekeringan efektif atau effective drought index (EDI) sebagai patokan yang lebih tepat untuk mengukur kekeringan.

Pada faktor non-iklim, riset ini  menggunakan Indeks Kerentanan Kekeringan atau Drought Vulnerability Index (DVI) yang tersusun atas 10 indikator meliputi  sosial ekonomi (harapan hidup, pendapatan minimum, kepadatan populasi, dan rasio kemiskinan), aspek fisik (volume bendungan, panjang infrastruktur jalan, dan jumlah bendungan), serta kapasitas pendukung lingkungan (produktivitas pertanian, area ladang padi irigasi, ladang padi yang tidak diirigasi).

Dari hasil penghitungan riset tersebut, dapat diketahui besaran persentase kemungkinan atau potensi kekeringan ekstrem di daerah Pulau Jawa berdasarkan jumlah nilai DRI yang tinggi dengan total daerah.

Hasil ini menempatkan Yogyakarta sebagai daerah dengan jumlah nilai DRI tertinggi di Pulau Jawa, menyentuh angka 13,92%.

Daerah dengan nilai DRI Tertinggi di Jawa | Goodstats

"Studi ini juga mengidentifikasi bahwa kategori DRI risiko yang sangat tinggi sebagian besar terkonsentrasi di bagian selatan Jawa Barat dan dari aspek infrastruktur, hampir semua wilayah di Jawa memiliki kategori risiko sangat tinggi yang sama," tulis simpulan jurnal tersebut yang dikutip dari CNNIndonesia.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab mengatakan bahwa sebagian wilayah di Pulau Jawa mengalami rentang 21-60 hari tanpa hujan. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa ada beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Jawa Timur masuk jajaran wilayah yang tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari bersama Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.

“Jawa merata hampir seluruh Jawa itu, kategorinya warna coklat artinya hujannya rendah,” kata Fachri dikutip dari TribunJogja pada Rabu (2/8).

Penulis: Mela Syaharani
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook