Kekalahan Perdana PDIP di Pilkada Kandang Sendiri

Kekalahan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi di Pilgub Jawa Tengah 2024 menjadi pukulan besar bagi PDIP di kandangnya.

Kekalahan Perdana PDIP di Pilkada Kandang Sendiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Bereaksi Keras atas Kekalahan Pilkada di Jawa Tengah Lewat Video yang Diunggah | @PDIP/Instagram

Kekalahan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi di Pilgub Jawa Tengah 2024 menjadi pukulan besar bagi PDIP di daerah yang dikenal sebagai "kandang banteng." Pasangan ini, meskipun diusung oleh PDIP, kalah dalam perolehan suara dibandingkan dengan rival mereka, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, berdasarkan real count KPUD Jawa Tengah.

Hasil real count dari KPUD Jawa Tengah mencatatkan kemenangan signifikan bagi pasangan Luthfi-Taj Yasin, dengan masing-masing meraih 59,58% suara, mengungguli Andika-Hendrar yang hanya memperoleh 40,42% suara.

Sejatinya, sejarah Pilkada Jawa Tengah selalu dimenangkan PDIP sejak pasca reformasi pada 2003 hingga 2018, menjadi cermin kejayaan PDIP di provinsi tersebut. Berikut riwayat singkat kemenangan PDIP dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Jateng yang dilaksanakan pada 2003, 2008, 2013, 2018, dan 2024.

Baca Juga: Hasil Quick Count Pilkada Jawa 2024

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2003

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2003
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2003 | GoodStats

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2003 merupakan yang terakhir kalinya calon gubernur dipilih melalui DPRD. Pada pemilihan yang berlangsung pada 24 Juli 2003 tersebut, terdapat empat pasangan calon yang bersaing untuk memimpin Jawa Tengah periode 2003-2008.

Pasangan pertama, Mardijo-Hisyam Alie, diusung oleh Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP), pasangan kedua Slamet Kirbiantoro-Hisyam Alie diajukan oleh Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP), pasangan ketiga Mardiyanto-Ali Mufiz didukung oleh Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB), dan pasangan terakhir, Hadi Pranoto-Djoko Wahyudi, diajukan oleh Fraksi Amanat Nasional (F-AN). Pemungutan suara dilakukan dalam Rapat Paripurna Khusus Pemilihan Gubernur di Gedung Berlian DPRD Jawa Tengah di Semarang.

Pasangan Mayjen (Purn) Mardiyanto-Ali Mufiz berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan ini, memenangkan satu putaran dengan memperoleh 62 suara dari total 99 anggota DPRD Jawa Tengah. Sementara itu, pasangan Mardijo-Hisyam Alie hanya meraih 13 suara, Slamet Kirbiantoro-Hisyam Alie mendapatkan 22 suara, dan Hadi Pranoto-Djoko Wahyudi hanya memperoleh satu suara.

Kemenangan Mardiyanto mengalahkan Mardijo, yang merupakan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah dan calon yang diusung oleh Fraksi PDIP ini menimbulkan gejolak di kalangan para pendukungnya, yang kecewa dengan hasil tersebut. Meskipun ada ekspresi kekecewaan yang berupa pembakaran posko dan atribut PDIP, aksi tersebut tidak sampai meluas.

Kekalahan Mardijo disebabkan oleh perpecahan internal di PDIP, di mana DPP PDIP mendukung Mardiyanto sebagai petahana, sementara pengurus daerah mendukung Mardijo sebagai calon gubernur.

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008

2. Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008 | GoodStats

Pilkada Jawa Tengah 2008 menjadi momen penting dalam sejarah demokrasi di provinsi ini, karena untuk pertama kalinya masyarakat memilih langsung gubernur dan wakil gubernur yang mereka anggap terbaik untuk memimpin daerah tersebut selama lima tahun ke depan. Pilkada ini menjadi edisi perdana pemilihan umum untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng periode 2008-2013, dengan lima pasangan calon yang bersaing.

Pasangan pertama adalah Bambang Sadono-Muhammad Adnan yang diusung oleh Partai Golongan Karya (Golkar). Bambang Sadono, yang merupakan anggota DPR RI asal Jateng, berpasangan dengan Muhammad Adnan, Ketua PWNU Jateng. Pasangan kedua datang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menampilkan Agus Soeyitno, mantan Pangdam IV/Diponegoro, bersama Abdul Kholiq, Bupati Wonosobo 2005-2010. Pasangan ketiga, Sukawi Sutarip-Sudharto dari Partai Demokrat, menampilkan Sukawi Sutarip, Wali Kota Semarang 2005-2010, bersama Sudharto, mantan anggota DPR RI 2004-2009 dan Ketua PGRI Jateng.

Pasangan keempat, Bibit Waluyo-Rustriningsih, diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan mendapat nomor urut 4. Bibit Waluyo adalah mantan Panglima Kodam IV/Diponegoro, sementara Rustriningsih adalah Bupati Kebumen 2000-2008. Terakhir, pasangan Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais yang diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), dengan Muhammad Tamzil sebagai Bupati Kudus 2003-2008 dan Abdul Rozaq Rais sebagai politikus PAN.

Setelah pemungutan suara pada 22 Juni 2008, hasil perolehan suara diumumkan pada 1 Juli 2008. Pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih berhasil meraih kemenangan dengan 6.084.261 suara, atau 43,44% dari total 14.007.042 suara sah. Namun, 41,5% pemilih, atau 10.744.844 orang, memilih untuk tidak memberikan suara dan menjadi golongan putih (golput).

Bibit Waluyo-Rustriningsih berhasil mengalahkan empat pasangan lainnya, dengan pasangan Bambang Sadono-Muhammad Adnan meraih 3.192.093 suara (22,79%), Agus Soeyitno-Abdul Kholiq Arif mendapatkan 957.343 suara (6,83%), Sukawi Sutarip-Sudharto meraih 2.182.102 suara (15,58%), dan Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais memperoleh 1.591.243 suara (11,36%).

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013

3. Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 | GoodStats

Pilkada Jawa Tengah 2013 merupakan pemilihan langsung untuk gubernur dan wakil gubernur yang kedua kali diadakan di provinsi ini, tepatnya pada 26 Mei 2013. Pada Pilkada kali ini, KPU Jawa Tengah menetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bersaing.

Nomor urut 1 diisi oleh Hadi Prabowo-Don Murdono yang didukung oleh enam partai, yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama. Hadi Prabowo adalah mantan rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Sekjen Kemendagri, sedangkan Don Murdono merupakan Bupati Sumedang dua periode.

Pasangan nomor urut 2, Bibit Waluyo dan Sudijono, didukung oleh tiga partai, yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional. Bibit merupakan gubernur petahana dan Sudijono adalah Rektor Universitas Negeri Semarang.

Sedangkan pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko, hanya diusung oleh PDIP, dengan Ganjar sebagai anggota DPR RI selama dua periode (2004-2013) dan Heru sebagai Bupati Purbalingga 2008-2013.

Salah satu hal menarik dalam Pilkada Jateng 2013 adalah keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tidak mencalonkan Wakil Gubernur Rustriningsih, seorang kader PDIP, untuk kembali maju sebagai calon gubernur. Sebagai gantinya, partai ini mengusung Ganjar-Heru.

Pada 4 Juni 2013, KPU Jawa Tengah resmi mengumumkan pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko sebagai pemenang, dengan perolehan suara sebanyak 6.962.417 suara atau 48,82% dari total suara sah sebanyak 14.259.945 suara. Pasangan ini mengalahkan dua pasangan lainnya: Bibit Waluyo-Sudijono yang meraih 4.314.813 suara (30,26%) dan Hadi Prabowo-Don Murdono yang mendapat 2.982.715 suara (20,92%).

Baca Juga: Quick Count Pilkada Jateng 2024: Luthfi-Yasin Menang Telak di Sejumlah Lembaga Survei

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018

4. Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018 | GoodStats

Pilkada Jawa Tengah 2018 dilaksanakan pada 27 Juni 2018, yang merupakan edisi ketiga dari pemilihan ini. Dalam kontestasi tersebut, terdapat dua pasangan calon yang bersaing. Pasangan pertama adalah Ganjar Pranowo yang kembali berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen, sementara pasangan kedua terdiri dari Sudirman Said dan Ida Fauziyah.

Ganjar Pranowo, yang menjabat sebagai gubernur petahana, mencalonkan diri kembali untuk mempertahankan posisi tersebut. Wakilnya, Taj Yasin, adalah anggota DPRD Jateng dari PPP dan putra dari ulama terkemuka NU, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) asal Rembang. Pasangan Ganjar-Taj Yasin didukung oleh lima partai besar, yakni PDIP, Golkar, Demokrat, PPP, dan Nasdem, yang memiliki total 58 kursi di DPRD Jawa Tengah. Selain itu, mereka juga mendapat dukungan dari beberapa partai non-parlemen, seperti Perindo, PSI, dan Hanura.

Di sisi lain, pasangan Sudirman Said, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Ida Fauziyah, anggota DPR RI dari PKB, diusung oleh koalisi PKB, Gerindra, PKS, dan PAN, yang memiliki 42 kursi di DPRD Jateng. Pasangan ini juga mendapat dukungan dari partai non-parlemen seperti PKPI dan PBB.

Setelah pemungutan suara pada 27 Juni 2018, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen berhasil memenangkan pemilihan dengan memperoleh 10.362.694 suara atau 58,78% dari total suara sah sebanyak 17.630.687 suara. Sementara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah meraih 7.267.993 suara atau 41,22%.

Pada 5 September 2018, Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2018-2023, bersama pasangan gubernur dan wakil gubernur lainnya yang terpilih dalam pemilihan kepala daerah serentak 2018, di Istana Negara, Jakarta.

Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

5. Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024 | GoodStats

Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Andika Perkasa-Hendrar Prihadi harus menerima kenyataan kalah dari pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dalam Pilkada Jawa Tengah 2024. Berdasarkan data real count KPU, pasangan nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, berhasil meraih kemenangan dengan memperoleh 59,58% suara dari total suara sah. Sementara itu, paslon yang diusung oleh PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, hanya mendapatkan 40,42% suara. Data real count tersebut telah mencapai 99,99% suara yang masuk pada Kamis (28/11) pukul 10:15 WIB.

Ahmad Luthfi-Taj Yasin diusung oleh KIM Plus dan mendapat perhatian publik karena mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto serta Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Sementara itu, pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang hanya didukung oleh PDIP, memiliki latar belakang yang kuat, dengan Andika sebagai mantan Panglima TNI dan Hendrar sebagai Walikota Semarang.

Menurut Kacamata Pengamat

Kekalahan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dalam Pilgub Jawa Tengah 2024 menjadi kekalahan kedua bagi PDIP di daerah yang sebelumnya dikenal sebagai "kandang banteng." Sebelumnya, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang diusung PDIP juga kalah di Jawa Tengah pada Pilpres.

Seperti yang dikutip dari Tempo, Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, mengatakan bahwa kekalahan PDIP bukan semata-mata disebabkan oleh dugaan intervensi pihak tertentu, seperti pejabat daerah atau kepolisian (yang disebut "partai coklat"). Ia menyebut salah satu faktor utama adalah kesalahan dalam komposisi pasangan calon.

Agung menjelaskan bahwa Andika dan Hendrar, yang memiliki latar belakang nasionalis, kurang mampu menarik pemilih dari berbagai kelompok di Jawa Tengah yang memiliki karakteristik heterogen.

Sebaliknya, pesaing mereka, Luthfi-Taj Yasin, memiliki latar belakang yang lebih beragam, dengan Luthfi berasal dari kalangan nasionalis dan Taj Yasin dari kalangan agamis. Komposisi pasangan yang lebih bervariasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh KIM untuk meraih suara dari pemilih agamis di Jawa Tengah, apalagi Taj Yasin dikenal sebagai tokoh agamis.

Agung menegaskan bahwa kekalahan ini lebih disebabkan oleh kesalahan komposisi pasangan, bukan semata-mata faktor eksternal seperti program kerja atau intervensi.

Hasil quick count dari lembaga survei seperti Charta Politika menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin unggul dengan 57,95% suara, sementara Andika-Hendrar hanya memperoleh 42,05%. Quick count dari Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan kemenangan serupa bagi Luthfi-Taj Yasin, yang meraih 58,24% suara, jauh mengungguli Andika-Hendrar dengan 31,76%.

Peneliti Politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar, menambahkan bahwa kekalahan PDIP juga didorong oleh pengaruh kuat dari tokoh-tokoh yang mendukung Luthfi-Taj Yasin, seperti Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo. Dukungan terang-terangan dari Prabowo melalui video dan Jokowi yang turut hadir dalam kampanye Luthfi-Taj Yasin di Banyumas, diyakini berpengaruh besar terhadap elektabilitas pasangan tersebut. Meskipun pada awalnya survei menunjukkan bahwa Luthfi-Taj Yasin kalah dalam elektabilitas, dukungan dari dua tokoh ini terbukti mengerek angka dukungan mereka.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, menyatakan bahwa Jawa Tengah sudah tidak lagi bisa dianggap sebagai "kandang banteng" PDIP, karena kini pusat kekuatan PDIP telah bergeser ke Jakarta. Deddy menyebutkan bahwa "kandang banteng" kini telah berpindah ke ibu kota, mengacu pada hasil Pilkada Jakarta di mana pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP berhasil meraih lebih dari 50% suara, unggul dari pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Baca Juga: Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor

Konten Terkait

Janji Presiden Reboisasi 12,7 Juta Hektar Hutan

Mengawal janji presiden untuk reboisasi hutan Indonesia, bagaimana laju deforestasi di Indonesia?

Hasil Quick Count Terbaru Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul Lebih dari 50%

Pasangan nomor urut 2, Khofifah-Emil, memimpin dalam berbagai hasil survei quick count dan berpeluang besar untuk menang Pilkada Jatim 2024.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook