Diabetes atau penyakit gula, kerap menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat Indonesia.
Menilik data dari World Health Organization (WHO), diabetes menjadi penyakit penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia, setelah penyakit stroke dan jantung.
Bahkan Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk daftar 10 negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi di dunia.
Data dari International Diabetes Federation (IDF) memaparkan bahwa 1 dari 9 orang dewasa, kisaran umur 20-79 tahun, di Indonesia mengidap diabetes.
Angkanya meningkat tajam dari tahun 2011 hingga 2021, dan diproyeksikan akan terus naik hingga tahun 2045.
Sayangnya, jumlah kasus diabetes tersebut hanyalah pucuk gunung es dari banyaknya kasus-kasus masyarakat Indonesia pengidap diabetes yang tak terdiagnosis.
Merujuk dari sumber data yang sama, diperkirakan 44% orang dewasa (240 juta orang) hidup dengan diabetes tidak terdiagnosis. Indonesia sendiri termasuk negara dengan proporsi diabetes tidak terdiagnosis terbanyak kelima di dunia.
Tak hanya itu, Dokter spesialis anak Aman Pulungan, mengatakan angka kasus diabetes pada anak yang tidak terdiagnosis bahkan lebih memprihatinkan, di mana Indonesia menempati posisi teratas secara global.
“Secara proporsional, Indonesia nomor satu dengan jumlah mencapai 73,7 persen yang tidak terdiagnosis. Di Tiongkok angkanya 56 persen, dan rata-rata di negara lain di bawah 50 persen,” ujar Aman dalam diskusi yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI (13/11), dikutip dari TheIndonesia.id.
Menurutnya, Indonesia masih berada pada zona merah dalam kasus penyakit diabetes, khususnya diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang juga paling banyak terjadi pada anak.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas gagal memproduksi insulin untuk menjaga glukosa dalam aliran darah. Kurangnya insulin ini mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh gagal menggunakan insulin dengan baik, dan juga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya