Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penumpang kereta api dalam beberapa bulan pada 2024. Menurut data terbaru, jumlah penumpang kereta api melonjak hingga melebihi 37 juta orang pada Oktober 2024.
Pada Januari 2024, jumlah penumpang mencapai 34,13 juta dan terus mengalami fluktuasi pada periode-periode berikutnya, hingga mencatat angka tertinggi pada Juli 2024 dengan 37,88 juta. Pada Oktober lalu, terjadi kenaikan 6,82%, mencatatkan jumlah tertinggi kedua setelah Juli 2024.
Selama tahun 2024, jumlah penumpang kereta api memperlihatkan permintaan yang stabil dengan rata-rata penumpang sekitar 35 juta orang per bulannya.
Data jumlah transportasi ini menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap kereta api sebagai moda transportasi umum, terutama di kota-kota besar.
Kenaikan Jumlah Penumpang Kereta Api di Jabodetabek dan Non-Jabodetabek
Jumlah penumpang kereta api di wilayah Jabodetabek dan non-Jabodetabek menunjukkan peningkatan signifikan pada Oktober 2024.
Berdasarkan data BPS, penumpang kereta api Jabodetabek pada September 2024 mencapai 27,6 juta orang, sedangkan non-Jabodetabek mencatat angka 6,5 juta orang.
Kemudian, pada Oktober 2024, jumlahnya melonjak menjadi 29,9 juta orang untuk penumpang Jabodetabek dan 6,6 juta prang pada penumpang kereta api non-Jabodetabek.
Vice President Public Relations PT KAI Anne Purba menyebutkan, pencapaian tingginya penumpang kereta api didorong oleh kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan yang dikelola oleh KAI Group.
Anne menjelaskan, satu perjalanan kereta api dapat menggantikan sekitar 160 mobil pribadi dengan berkapasitas 7 orang atau 560 sepeda motor berkapasitas 2 orang. Hal ini menunjukkan potensi besar kereta api dalam mengurangi kemacetan dan menekan penggunaan kendaraan pribadi.
Tingginya antusiasme masyarakat dalam menggunakan kereta api dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi pada karbon dan polusi udara, khususnya di Jabodetabek.
"Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat. Dalam 200 mil perjalanan, emisi yang dihasilkan mobil atau pesawat 5 kali lipat jika dibandingkan dengan kereta api," ucap Anne, dalam Tempo.
Hal ini dinilai dapat memperbaiki kualitas udara di kawasan Jabodetabek serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat luas. Penggunaan kereta api dapat menjadi kiat strategis dalam upaya untuk pengurangan polusi udara dan perbaikan ekosistem perkotaan.
Baca Juga: Jakarta-Surabaya Jadi Rute Kereta Paling Ramai Jelang Libur Nataru
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor