Indonesia menempati posisi ke-2 sebagai negara yang memiliki universitas terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 3.277, setelah India yang memiliki sebanyak 5.349 universitas.
Tak hanya itu, anggaran pendidikan berdasarkan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga konsisten mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah RI pada 2023.
Ironisnya, akses masyarakat mengenyam pendidikan tinggi ternyata masih terbilang cukup memprihatinkan. Bahkan jumlah masyarakat Indonesia yang belum atau tidak berpendidikan masih sangat tinggi.
Merujuk data Dirjen Dukcapil, dari penduduk Indonesia yang berjumlah 275,36 juta jiwa pada 2022 (Juni), mayoritas mereka yang mengenyam pendidikan hanya pada tingkat tamat SD, yaitu sebanyak 23,4% dan hanya 6,41% yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.
Bahkan lulusan pascasarjana program magister (S2) dan doktoral (S3) masyarakat Indonesia belum menyentuh angka 1% dengan S2 sejumlah 0,31%, dan S3 hanya 0,02% pada 2022.
Hal serupa juga disampaikan oleh presiden Joko Widodo baru-baru ini dalam pembukaannya di acara Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1/2024) lalu.
Jokowi mengaku terkejut saat melihat laporan terkait jumlah penduduk Indonesia saat ini yang mendapatkan akses pendidikan S2 dan S3 hanya berada pada angka 0,45% dari total masyarakat usia produktif kelompok 15-64 tahun. Angka tersebut dinilai kalah jauh dibandingkan Vietnam dan Malaysia, serta negara-negara maju yang hampir menyentuh 10%.
“Saya kaget juga kemarin dapat angka ini, saya kaget. Indonesia itu di angka 0,4 persen. Negara tetangga kita, Vietnam (dan) Malaysia, sudah di angka 2,43 persen. Negara maju 9,8 persen. Jauh sekali,” ujarnya dalam acara, dikutip dari Tirtoid.
Lebih lanjut, Jokowi mengaku perlu adanya tambahan anggaran dan menegaskan dirinya akan mengambil langkah untuk meningkatkan rasio lulusan pascasarjana terhadap populasi usia produktif nasional.
“Saya minggu ini akan rapatka ini dan mengambil kebijakan policy untuk mengejar angkat yang masih 0,45 persen. Nggak tahu anggarannya akan didapat dari mana, tapi akan kita carikan agar S2, S3 terhadap populasi usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis. Kejauhan sekali 0,45 sama 2,43,” pungkas Jokowi.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya