World Health Organization (WHO) melalui lembaga riset kanker International Agency for Research on Cancer (IARC) merilis laporan yang menyebut bahwa ada sekitar 20 juta kasus kanker baru di dunia. Dari data pada 2022 tersebut, didapat 12,4% merupakan kasus kanker paru-paru, 11,6% kanker payudara, 9,6% kanker kolorektal, 7,3% kanker prostat, dan 4,9% kanker perut.
Dalam laporan tersebut, hanya ada 39 dari 115 negara yang memiliki fasilitas kesehatan memadai dalam hal pengobatan kanker. Hal inilah yang meningkatkan risiko kematian penderita kanker.
Kanker paru-paru lebih banyak menumbangkan korban laki-laki. Sedangkan, kanker payudara menjadi musuh utama perempuan.
Di samping itu, baru 28% negara dalam riset yang memiliki layanan paliatif. Layanan ini merupakan perawatan untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien yang memiliki penyakit berat dengan kemungkinan kesembuhan yang sangat rendah. Layanan ini biasanya ditujukan bagi penderita kanker stadium lanjut.
Pada 2022, terdapat 408.661 kasus kanker di Indonesia. Bersamaan dengan itu, kematian akibat kanker mencapai 242.988 kasus. Kanker paru-paru dan kanker payudara menjadi yang paling banyak dialami dan paling banyak menimbulkan kematian.
Secara umum, kanker payudara menjadi kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, dengan total 16,2% kasus pada 2022. Posisi berikutnya diisi oleh kanker paru-paru dengan 9,5% kasus, kanker serviks dengan 9% kasus, kanker kolorektal dengan 8,7% kasus, kanker hati dengan 5,8% kasus, serta kanker lainnya 50,7% kasus.
Secara keseluruhan, kanker payudara menjadi kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, dengan total 16,2% kasus pada 2022. Posisi berikutnya diisi oleh kanker paru-paru dengan 9,5% kasus, kanker serviks dengan 9% kasus, kanker kolorektal dengan 8,7% kasus, kanker hati dengan 5,8% kasus, serta kanker lainnya 50,7% kasus.
Kanker paru-paru lebih banyak menyerang laki-laki, proporsinya mencapai 15,4%, sedangkan kanker payudara menjadi yang paling banyak ditemukan di antara wanita, proporsinya sebesar 30,1%.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Menghadapi Kanker?
Menurut Kementerian Kesehatan, ada beberapa gaya hidup yang dapat diterapkan untuk meminimalisasi risiko munculnya kanker, yaitu:
- Menjaga berat badan ideal agar tetap sehat.
- Menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari.
- Mengurangi konsumsi sodium atau garam.
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Menghindari makanan yang dibakar atau diasap.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan.
Menjaga pola hidup sehat, memeriksa kesehatan secara rutin, dan melakukan vaksin adalah beberapa langkah umum yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker.
Kemunculan kanker dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti usia, riwayat keluarga, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Sel kanker membutuhkan waktu untuk tumbuh, sehingga lebih banyak didiagnosis pada orang-orang yang berusia lanjut. Namun, bukan berarti anak-anak dan remaja terbebas dari risiko kanker.
Kondisi kesehatan tertentu juga dapat menimbulkan risiko kanker. Selain itu, paparan bahan kimia yang terlalu sering pun memiliki risiko serupa. Bahan kimia ini di antaranya adalah rokok, sinar ultraviolet, atau asap kendaraan.
Selain itu, WHO juga merekomendasikan vaksin Human Papillomavirus untuk mencegah kanker serviks. Program ini diutamakan untuk anak perempuan berusia 9-14 tahun. Selain mengurangi beban penyakit, upaya ini dilakukan untuk melindungi generasi mendatang dari paparan virus yang serius.
Baca Juga: 90% Wanita Indonesia Tak Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor