Jawa Barat Paling Banyak Utang Pinjol, Capai Rp177,4 Triliun

Berdasarkan data OJK, 77,26% utang pinjol di Indonesia berasal dari pulau Jawa, sementara sisanya 22,74%, berasal dari luar pulau Jawa.

Jawa Barat Paling Banyak Utang Pinjol, Capai Rp177,4 Triliun Mencari Aplikasi Pinjaman Online | Sumber: Arif Hermawan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah pinjaman online (pinjol) di Indonesia pada tahun 2023 mencapai Rp648,7 Triliun dengan total penerima rekening sebanyak 226,1 juta orang.

Angka yang tinggi ini mencerminkan pola perubahan perilaku finansial masyarakat di Indonesia semakin mengadopsi layanan pinjaman online sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari.

Perubahan perilaku finansial ini tercermin dalam dominasi Jawa Barat sebagai provinsi dengan utang pinjol (outstanding loan) terbesar di Indonesia selama tahun 2023. Dengan total utang mencapai Rp177,4 triliun, Jawa Barat memegang pangsa sebesar 27,35% dari total utang pinjol nasional.

Sementara itu, DKI Jakarta menempati urutan kedua dengan utang pinjol sebesar Rp131,6 triliun atau setara dengan 20,28% dari total utang pinjol nasional.

Jawa Barat sendiri selalu menjadi provinsi dengan utang pinjol tertinggi di setiap bulannya di tahun 2023. Mantan Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil pernah menanggapi permasalahan ini dan mempertanyakan apakah nilai tersebut sudah termasuk batas mengkhawatirkan atau tidak.

“Namanya utang selalu ada. Jadi jawabannya utangnya masuk ke batas yang mengkhawatirkan atau tidak. Kalau namanya berutang, hampir semua dari kita berutang. Jarang orang beli rumah, mobil, kendaraan, nunggu cash dulu. Pasti ada KPR, pinjaman, nyicil mobil motor,” kata Ridwan Kamil di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung (6/7/2023).

Menurut Ridwan Kamil, perkembangan pinjaman online sudah melekat dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi di sektor finansial. Hal itu juga tidak harus distigma negatif, apalagi melihat warga Jawa Barat mencapai 50 juta jiwa, hal itu dinilai biasa.

Meskipun demikian, sebagian besar provinsi dengan utang pinjol tertinggi terletak di Pulau Jawa, dengan 77,26% dari total utang pinjol di Indonesia.

Hal ini dapat dipahami mengingat tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah tersebut, yang dapat memicu permasalahan ekonomi dan memaksa sebagian masyarakat untuk mengandalkan pinjaman, termasuk pinjaman online, sebagai sumber dana tambahan.

Faktor yang diyakini menjadi penyebab masyarakat terjerat pinjaman online antara lain adalah literasi keuangan dan digital yang rendah. Selain itu, terdapat faktor lain yang lebih kompleks, seperti kondisi ekonomi yang tidak stabil atau tingkat kemiskinan yang tinggi.

Oleh karena itu, pendidikan keuangan dan digital, serta upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan, sangatlah penting untuk membantu masyarakat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko terjerat dalam pinjaman yang tidak terkendali.

Penulis: Icen Ectefania Mufrida
Editor: Editor

Konten Terkait

Dampak Kenaikan PPN 12% di 2025 terhadap Pengeluaran Rumah Tangga

Pada 2025, kenaikan PPN 12% diperkirakan akan memengaruhi masyarakat kelas bawah yang dapat menyebabkan penurunan daya beli.

Kabinet Raksasa, Anggaran Raksasa?

Anggaran kementerian di era Prabowo ditaksir mencapai Rp777 miliar per tahun, hampir 2 kali lipat dari anggaran di era Jokowi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook