Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong menuju Tanah Suci untuk menunaikan ibadah Haji, salah satu rukun Islam yang menjadi puncak spiritual umat Islam.
Di antara jutaan jemaah tersebut, Indonesia menjadi negara dengan jumlah jemaah Haji terbanyak di dunia. Fenomena ini tidak terlepas dari fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar, dan semangat masyarakatnya dalam menunaikan ibadah Haji terus mengalir dari generasi ke generasi.
Jemaah Haji asal Indonesia datang dari berbagai penjuru nusantara, mulai dari provinsi-provinsi besar seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatra Utara, hingga daerah-daerah dengan populasi lebih kecil seperti Gorontalo, Maluku, atau Nusa Tenggara Timur.
Persebaran ini mencerminkan keragaman geografis, budaya, dan sosial masyarakat Indonesia yang menyatu dalam satu tujuan mulia: memenuhi panggilan ibadah di Tanah Suci.
Provinsi dengan Jemaah Haji Terbanyak
Jumlah jemaah Haji dari tiap provinsi pun berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor seperti jumlah penduduk Muslim, kuota nasional yang dibagi berdasarkan proporsi, dan lama antrean di masing-masing daerah.
Misalnya, provinsi dengan penduduk padat seperti Jawa Barat dan Jawa Timur sering kali memiliki kuota jemaah lebih besar dibandingkan daerah dengan populasi lebih sedikit.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Jawa Barat menempati posisi teratas dengan jumlah jemaah mencapai 39.753 orang. Posisi kedua dan ketiga secara berurutan diisi oleh Jawa Timur dengan 36.980 jemaah dan Jawa Tengah dengan 31.757 jemaah.
Ketiga provinsi ini memang dikenal sebagai wilayah dengan populasi Muslim terbesar di Indonesia, sehingga wajar jika kuota Haji mereka juga tergolong tinggi.
Di luar Pulau Jawa, provinsi Banten menempati posisi keempat dengan jumlah 10.244 jemaah, disusul oleh Sumatra Utara (8.516 jemaah), dan DKI Jakarta (7.885 jemaah). Angka ini menunjukkan bahwa meskipun dominasi jemaah Haji masih berasal dari Pulau Jawa, provinsi-provinsi lain juga memiliki kontribusi signifikan dalam jumlah keberangkatan Haji.
Hal ini mengindikasikan bahwa antusiasme masyarakat untuk menunaikan ibadah Haji tersebar luas di berbagai wilayah, tidak hanya terpusat di satu pulau atau daerah saja.
Selanjutnya, ada Sulawesi Selatan (7.758 jemaah), Sumatra Selatan (7.205 jemaah), dan Lampung (7.152 jemaah) yang juga menunjukkan angka cukup tinggi, meskipun berada di luar tiga besar.
Riau menutup daftar ini dengan jumlah 5.252 jemaah. Perbedaan jumlah ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk Muslim, alokasi kuota Haji dari pemerintah, dan lamanya masa tunggu atau antrean di tiap provinsi.
Pasca Pandemi, Jumlah Jemaah Haji Terus Naik
Data dari BPS juga menunjukkan tren jumlah jemaah Haji dari tiga provinsi utama yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah selama periode 2017 hingga 2024.
Secara umum, ketiga provinsi ini konsisten menjadi penyumbang jemaah Haji terbesar di Indonesia, dengan Jawa Barat selalu menempati posisi teratas sepanjang tahun. Pada tahun 2017 hingga 2019, jumlah jemaah dari ketiga provinsi tersebut menunjukkan tren stabil dengan sedikit peningkatan setiap tahunnya.
Namun, perubahan signifikan terjadi pada tahun 2020 hingga 2022. Jumlah jemaah Haji dari ketiga provinsi menurun drastis, dengan penurunan terendah terjadi pada tahun 2022. Hal ini sangat mungkin dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan pembatasan keberangkatan Haji secara global, termasuk dari Indonesia.
Sebagai contoh, Jawa Barat yang sebelumnya mengirimkan hampir 39.000 jemaah, hanya mengirim 17.686 jemaah pada tahun 2022. Penurunan serupa juga terjadi di Jawa Timur (16.086 jemaah) dan Jawa Tengah (13.817 jemaah).
Meski demikian, grafik menunjukkan pemulihan yang cukup cepat mulai tahun 2023. Jumlah jemaah Haji dari ketiga provinsi mengalami lonjakan signifikan dan kembali mendekati bahkan melampaui angka sebelum pandemi.
Jawa Barat berhasil mencetak 39.753 jemaah pada tahun 2024, angka tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Jawa Timur dan Jawa Tengah juga menunjukkan tren yang serupa, masing-masing dengan 36.980 dan 31.757 jemaah. Hal ini mencerminkan pemulihan sistem Haji nasional dan antusiasme masyarakat yang tetap tinggi meski sempat tertunda beberapa tahun.
Tren ini menunjukkan bahwa meskipun sempat menghadapi tantangan besar akibat pandemi, pelaksanaan ibadah Haji di Indonesia berhasil bangkit kembali dengan cepat. Pemerintah pusat maupun daerah kemungkinan telah melakukan berbagai penyesuaian untuk memastikan keberangkatan jemaah dapat kembali optimal. Data ini sekaligus mencerminkan besarnya kebutuhan dan keinginan masyarakat dari provinsi-provinsi utama ini untuk menunaikan ibadah Haji setiap tahunnya.
Baca Juga: Jawa Barat Dominasi Kuota Haji 2025 dengan 38 Ribu Jemaah
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor