Jajaran Nama di Bursa Cagub Jawa Tengah, Ada Kaesang

Sempat dirumorkan maju ke Pilkada di beberapa daerah, nama Kaesang mulai menguat di Jawa Tengah.

Jajaran Nama di Bursa Cagub Jawa Tengah, Ada Kaesang Ilustrasi Pemungutan Suara | Muhammad Alimaki/iStock

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, menyebut Kaesang Pangarep sebagai salah satu nama yang dipertimbangkan untuk diusung partai tersebut pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah mendatang. Dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia ini menempati posisi atas.

Simulasi 6 kandidat menempatkan Kaesang pada posisi teratas, mengalahkan Wakil Gubernur Jateng saat ini, Taj Yasin Maimoen.
Simulasi 6 kandidat menempatkan Kaesang pada posisi teratas, mengalahkan Wakil Gubernur Jateng saat ini, Taj Yasin Maimoen | GoodStats

Nama Kaesang beberapa kali mencuat di bursa Pilkada daerah lain. Perubahan batas usia calon pemimpin daerah dalam PKPU Nomor 8 Tahun 2024 pasal 14 ayat 2 juga menggeret Kaesang terlibat di dalamnya.

Aturan baru tersebut sah menetapkan usia minimal 30 tahun bagi calon gubernur dan wakil gubernur, 25 tahun untuk bupati dan wakil bupati serta wali kota dan wakil wali kota saat pelantikan. Regulasi tersebut dianggap memberi jalan pada Kaesang yang baru genap berusia 30 tahun setelah pemungutan suara Pilkada dilakukan.

Siapa Rival Kaesang dalam Survei?

Selain enam nama tersebut, nama lain yang disebut-sebut jadi pilihan masyarakat di antaranya adalah Raffi Ahmad, Hendrar Prihadi, Dico Ganinduto, Gus Rozin, Ida Fauziah, dan Sudirman Said. 

Sejumlah nama tersebut telah berkarier di Jawa Tengah sebelumnya, seperti Hendrar Prihadi sebagai Wali Kota Semarang, Dico Ganinduto sebagai Bupati Kendal, dan Gus Rozin sebagai Pimpinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).

Sebagian masyarakat dalam survei tersebut mengaku belum tahu nama atau calon lain untuk dipertimbangkan, hingga banyak menjatuhkan pilihan sementara pada Raffi Ahmad. Terbukti, 33,3% dari suara yang memilih selebritas sekaligus pengusaha tersebut mengaku tidak tahu siapa saja calon lain yang ada.

Mantan Asisten Pribadi Prabowo Subianto, Sudaryono, juga mendapat “tidak tahu calon lain” sebagai alasan pemilihan tertinggi dengan perolehan 18%. Politisi Golkar tersebut juga dipilih berdasarkan alasan lain, seperti berasal dari partai yang didukung, berasal dari keluarga tokoh politik atau tokoh masyarakat, atau dinilai berpengalaman di pemerintahan.

Sementara itu, 31,6% responden memilih Kaesang Pangarep karena berasal dari keluarga tokoh politik atau tokoh masyarakat. Menariknya, Kaesang juga dipilih sementara karena ketidaktahuan masyarakat mengenai calon yang lain.

Adapun alasan pemilihan Hendrar Prihadi mayoritas (27,7%) karena ada bukti nyata dari hasil kerjanya. Sepak terjang Hendrar diawali melalui kepemimpinannya atas Semarang sejak 2011 silam. Kala itu, Hendrar menjadi Plt. Wali Kota Semarang hingga 2013. Kemudian, dirinya menjadi Wali Kota Semarang sejak 2013 hingga 2022 lalu.

Sementara itu, alasan pemilihan Bambang Wuryanto atau yang lebih dikenal Bambang Pacul mayoritas karena berasal dari partai yang masyarakat dukung. Bambang Pacul merupakan politisi senior dari PDI-P. Meski begitu, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Utut Adianto, menyatakan bahwa Bambang tidak ingin berkontestasi di Pilkada.

“Kalau Mas Pacul, yang saya tahu, beliau bilang ke saya berkali-kali, lebih dari tiga kali, tidak ingin maju Pilkada,” jelas Utut (3/7), dilansir dari Kompas. 

Lebih lanjut, nama Irjen Pol Ahmad Luthfi banyak dipilih karena dinilai tegas dan berwibawa, terlebih dengan latar belakang yang dimilikinya sebagai Kapolda Jawa Tengah. Terakhir, Abdul Wachid banyak dipilih karena merupakan tokoh agama dan dinilai berpengalaman di pemerintah.

Baca juga: Apa Saja Pertimbangan Utama Masyarakat dalam Memilih Kepala Daerah pada Pilkada 2024?

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor

Konten Terkait

5 Kota Terkecil di Indonesia, Ada Kotamu?

Kota Sibolga dengan luas 10,77 km persegi merupakan kota terkecil di Indonesia.

Melihat Volume Pengguna Commuter Line Pada Iduladha 2024

83% pengguna commuter line terpusat di Jabodetabek. Proyek KRL Bandung dan Surabaya dinilai memiliki urgensi tersendiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook