Apa Saja Pertimbangan Utama Masyarakat dalam Memilih Kepala Daerah pada Pilkada 2024?

Keberagaman pertimbangan ini mencerminkan betapa dinamisnya proses demokrasi di Indonesia.

Apa Saja Pertimbangan Utama Masyarakat dalam Memilih Kepala Daerah pada Pilkada 2024? Ilustrasi Pilkada, Foto: Kompas

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang akan datang merupakan momentum penting bagi demokrasi di Indonesia. Pilkada adalah proses pemilihan umum yang dilakukan untuk memilih pemimpin di tingkat daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota.

Pemilihan ini dilakukan secara langsung oleh masyarakat di masing-masing daerah, yang menjadi wujud partisipasi aktif dalam menentukan arah pembangunan dan kebijakan di wilayah mereka.

Setiap calon kepala daerah yang berkompetisi dalam Pilkada 2024 pastinya memiliki keunikan dan perbedaan masing-masing dari berbagai aspek. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, visi dan misi, serta program-program yang diusung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Beberapa calon mungkin memiliki latar belakang politik yang kuat, sementara yang lain mungkin datang dari kalangan profesional atau pengusaha. Selain itu, setiap calon juga memiliki strategi dan pendekatan berbeda dalam menghadapi berbagai isu dan tantangan yang ada di daerahnya.

Masyarakat sebagai pemilih memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan pilihan mereka. Beberapa pemilih mungkin lebih mempertimbangkan rekam jejak dan pengalaman calon dalam memimpin, sementara yang lain mungkin lebih tertarik pada visi dan program kerja yang ditawarkan. 

Pertimbangan Masyarakat saat Memilih Pemimpin pada Pilkada 2024 | GoodStats

Hasil survei KIC yang melibatkan 7.864 responden yang tersebar di 8 provinsi menunjukkan bahwa pertimbangan utama yang mendominasi adalah kinerja dan rekam jejak calon, yang menjadi faktor penentu bagi 41,3% responden. 

Masyarakat cenderung memilih calon yang telah terbukti memiliki pengalaman dan pencapaian konkret dalam memimpin atau bekerja di sektor publik. Rekam jejak yang baik memberikan keyakinan bahwa calon tersebut mampu menghadapi tantangan dan memajukan daerah dengan efektif.

Selain itu, visi-misi dan program yang diusung calon juga menjadi pertimbangan signifikan, dengan 24,5% responden menaruh perhatian khusus pada aspek ini. Masyarakat ingin memastikan bahwa calon pemimpin memiliki rencana yang jelas dan terukur untuk mengatasi permasalahan daerah serta membawa perubahan positif.

Program kerja yang realistis dan inovatif sering kali menarik perhatian masyarakat yang menginginkan perbaikan dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi.

Faktor agama juga memainkan peran penting dalam keputusan memilih, dengan 14,5% responden menjadikannya sebagai pertimbangan utama.

Agama sering kali memengaruhi pandangan dan nilai-nilai masyarakat, sehingga calon yang memiliki kesamaan agama atau menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai religius mendapatkan dukungan dari masyarakat yang menganggap hal tersebut penting.

Karakter personal calon menjadi pertimbangan bagi 9,1% responden. Masyarakat mencari pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas, kejujuran, dan empati. Karakter personal yang kuat sering kali dianggap sebagai indikator kemampuan calon untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan keadilan.

Kompetensi calon juga tidak luput dari perhatian, dengan 6,5% responden menganggapnya sebagai faktor penting. Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan calon untuk memimpin dan mengambil keputusan strategis. 

Masyarakat yang mempertimbangkan kompetensi ingin memastikan bahwa calon memiliki kapabilitas yang memadai untuk mengelola pemerintahan daerah secara efektif.

Asal daerah calon menjadi pertimbangan bagi 1,6% responden. Meskipun persentasenya kecil, beberapa pemilih merasa lebih nyaman memilih calon yang berasal dari daerah yang sama, dengan harapan bahwa calon tersebut lebih memahami kebutuhan dan kondisi lokal.

Terakhir, ada 1,7% pemilih yang mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti asal suku, penampilan, usia, dan gender. Meskipun faktor-faktor ini mungkin tidak selalu berhubungan langsung dengan kemampuan memimpin, mereka tetap memengaruhi pandangan dan preferensi pemilih tertentu.

Dengan beragamnya pertimbangan ini, Pilkada 2024 mencerminkan kompleksitas dan dinamika demokrasi di Indonesia, di mana setiap suara dan pandangan memiliki peran penting dalam menentukan masa depan daerah.

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

5 Kota Terkecil di Indonesia, Ada Kotamu?

Kota Sibolga dengan luas 10,77 km persegi merupakan kota terkecil di Indonesia.

Melihat Volume Pengguna Commuter Line Pada Iduladha 2024

83% pengguna commuter line terpusat di Jabodetabek. Proyek KRL Bandung dan Surabaya dinilai memiliki urgensi tersendiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook