Kenapa Harga Beras di Indonesia Mahal?

Pada tahun 2023, Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen beras terbesar menurut laporan USDA. Namun, mengapa harga beras di Indonesia melonjak?

Kenapa Harga Beras di Indonesia Mahal? Ilustrasi padi | Jcomp/Freepik

Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok oleh masyarakat di sebagian besar wilayah Asia. Bahkan berdasarkan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), lebih dari 50% penduduk di dunia bergantung pada beras untuk memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari.

Masih merujuk data FAO, sebagian besar pasokan beras dunia dikonsumsi dan dipanen di negara-negara berkembang.  Hal tersebut disebabkan oleh iklim tropis di negara-negara berkembang menyediakan curah hujan yang cukup untuk menghasilkan padi dalam jumlah besar.

Menurut laporan United States Department of Agriculture (USDA), tercatat bahwa produksi besar di Indonesia mencapai 34,46 juta metrik ton di tahun 2023. Capaian tersebut mengantarkan Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia.

Negara-negara produsen beras terbesar di dunia pada 2023 | Goodstast

Meski dinobatkan sebagai salah satu top produsen beras dunia pada 2023, akhir-akhir ini masyarakat tengah dikejutkan dengan lonjakan harga beras yang disebut-sebut menjadi rekor tertinggi. Fenomena kenaikan harga beras ini memicu kekhawatiran besar di kalangan masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah.

Sehubungan dengan fenomena tersebut, beredar sejumlah dugaan yang diisukan menjadi pemicu tingginya harga beras, di antaranya adalah inflasi hingga bansos yang diberikan pemerintah menjelang Pemilu. Kendati demikian, dugaan tersebut masih belum dapat dipastikan kebenarannya.

Lebih lanjut, Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Ngadiran, menyebut bahwa kenaikan harga beras telah terjadi sejak empat bulan yang lalu. Ia mengatakan, harga beras medium kini naik menyentuh level Rp13.000-Rp14.000 per kilogram. Sedangkan, beras premium kini berada di kisaran harga Rp17.000-Rp18.000 per kilogram.

“Sebelum kenaikan, beras medium sekarung atau isi 50 kilogram itu Rp485.000, paling mahal Rp500.000,” kata Ngadiran dikutip dari BBC News Indonesia pada Selasa, (26/2/2024).

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mengatakan, terdapat sejumlah faktor di balik lonjakan harga komoditas beras. Pertama, dampak musim panas berkepanjangan yang membuat panen padi sedikit terganggu. Lalu yang kedua, curah hujan yang tidak merata dan mengakibatkan jadwal produksi di sejumlah sentra beras di tanah air sedikit bergeser.

“Memang karena El Nino. Diketahui mengalami indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) yang moderat, nah saat sekarang ini sudah ada musim hujan di Indonesia tapi baru 70% kalau dibandingkan dengan tahun lalu di bulan Januari yang mencapai 77%,” paparnya.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Adu Kuat Anies vs Jokowi Effect di Pilgub Jakarta 2024

Jelang pencoblosan, Anies tampak memberikan endorsement pada Pram-Doel, sedangkan Jokowi pada RK-Suswono. Lantas, mana yang lebih bisa menarik suara rakyat?

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook