Indonesia merupakan negara yang sangat kaya raya, diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah yang sejatinya jika dimanfaatkan dengan maksimal, dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Salah satu kekayaan alam dengan potensi masif adalah emas.
Indonesia memiliki sejumlah tambang emas yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu yang terbesarnya adalah pertambangan Grasberg yang dikelola oleh Freeport. Tambang ini disebut-sebut dapat menghasilkan 3 juta ons emas per tahunnya, setara dengan 240 kilogram (kg) emas murni per hari. Bahkan cadangan emas di dalamnya masih tersisa 1,76 juta ton. Selain emas, tambang ini juga menjadi sumber uranium.
Beberapa tambang emas besar lainnya di Indonesia adalah Deep Mill Level Zone di Papua Tengah, Gunung Pongkor di Bogor, Tujuh Bukit di Banyuwangi, hingga Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bahkan pada akhir 2023 lalu, sumber daya emas dan tembaga lainnya sebesar 2 miliar ton ditemukan di tambang Onto, NTB.
"Namanya Sumbawa Mining (PT Sumbawa Timur Mining) memang dia sudah konpers dari tahun 2022 lalu ya. Terkait dengan discovery emas 2 miliar, bijih itu ya bukan emas itu kan ore yang mengandung emas, kalau diolah ya gak sebesar itu," tutur Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM Moehammad Awaluddin, mengutip CNBC.
Sejalan dengan itu, menurut data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat, Indonesia masuk jajaran negara dengan cadangan emas terbesar di dunia.
Pada 2023 lalu, Indonesia memiliki cadangan emas sebesar 2.600 ton, membuatnya duduk di urutan keenam dunia. Negara dengan cadangan emas terbesar dipegang oleh Australia, yang memiliki 12.000 ton emas.
Rusia menyusul di peringkat kedua dengan 11.100 ton emas, kemudian diikuti Afrika Selatan dengan 5.000 ton emas, Amerika Serikat dan China dengan 3.000 ton emas.
Untuk produksinya, tercatat bahwa produksi emas sepanjang 2023 mencapai 3.000 ton, turun 60 ton dibanding tahun 2022. Produksi emas terbesar datang dari China, yakni sebesar 370 metrik ton, disusul Australia dan Rusia dengan 310 metrik ton.
Indonesia sendiri tercatat memproduksi 110 metrik ton emas pada 2023 lalu, menjadikannya duduk di peringkat kedelapan dunia. Volume produksinya naik dibanding tahun 2022 yang sebesar 105 metrik ton.
Potensi Emas di Indonesia
Sebagai negara dengan cadangan emas terbesar keenam dunia dan produsen emas terbesar kedelapan di dunia, tidak heran kalau potensi emas di Indonesia perlu digali lebih dalam. Tambang-tambang emas dengan potensi cadangan raksasa yang saat ini telah ditemukan menjadi buktinya. Bahkan hingga sekarang, masih banyak potensi tambang emas lainnya yang masih belum ditemukan.
Pertambangan emas menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan karena emas adalah produk yang akan terus dicari konsumen, baik perorangan maupun negara, untuk dijadikan investasi maupun cadangan devisa. Dengan demikian, dibutuhkan kebijakan strategis dalam memanfaatkan kekayaan emas yang ada di tanah air.
Hingga sekarang, Indonesia masih melakukan impor emas dalam bentuk batangan, volume impornya mencapai 562 ton pada April 2024, naik dari Maret 2024 yang sebesar 293 ton. Impor terbesar datang dari Australia. Nilainya di awal tahun 2024 ini mencapai US$242,16 juta. Hong Kong berada di posisi kedua dengan nilai impor sebesar US$184,39 juta.
Tidak hanya impor, Indonesia juga melakukan ekspor emas, volumenya mencapai 747 ton di April 2024 dengan nilai sebesar US$894 juta. Jumlah ini sedikit turun dari Maret 2024 yang sebesar 1.082 ton dengan nilai US$1.383 juta.
Dari nilai ekspor di atas dapat dilihat masifnya potensi emas yang ada di Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik dan pemanfaatan yang bijaksana, cadangan emas yang dimiliki saat ini dapat membantu meningkatkan perekonomian dan membuat Indonesia semakin maju.
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor