Minyak merupakan salah satu komoditas yang paling vital dalam dunia global. Keberadaannya yang banyak memberikan manfaat bagi berbagai aspek kehidupan, mulai dari menyokong kehidupan rumah tangga, industri hingga usaha, menjadikan harga minyak sangat sensitif dan terus diperhatikan.
Per tanggal 7 Mei 2025 hari ini sampai pukul 11.30 WIB, mengutip dari laman resmi investing.com, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka Juni 2025 mencapai USD59,67 per barel, naik sebesar USD1,67 dibanding hari kemarin di jam yang sama. Sementara harga minyak Brent kontrak Juli 2025 naik 0,6% ke US$62,50 per barel.
Lonjakan harga yang terus terjadi ini seiring dengan meningkatnya permintaan global, terutama dari kawasan China dan Eropa serta ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di kawasan Timur Tengah.
Di sisi lain, proyeksi jangka panjang justru memproyeksikan tren berbeda. Pada laman resmi Reuters, Goldman Sachs dalam laporan terbarunya pada April 2025 kembali merevisi turun estimasi harga rata-rata minyak untuk tahun 2026. Rata-rata harga Brent dipotong menjadi USD58 per barel, sementara WTI menjadi USD55 per barel. Revisi ini dilakukan karena meningkatnya risiko resesi global yang berpotensi menekan permintaan, serta potensi pasokan minyak yang lebih tinggi dari perkiraan dari negara-negara OPEC+ .
Memantau harga minyak bukan hanya urusan industri besar. Bagi masyarakat umum, perubahan harga ini bisa memberi sinyal atas arah ekonomi ke depan, baik dari sisi biaya hidup, harga BBM, hingga kebutuhan usaha kecil dan menengah.
Baca Juga: Benarkah Impor Minyak Indonesia Turun?
Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya
Editor: Muhammad Sholeh